Laporkan Masalah

Perbedaan Kecemasan antara Prajurit TNI-AD yang Tinggal di Dalam dan Luar Asrama pada Batalyon 403

FATMAWATI FATHONAH, dr. Silas Henry Ismanto, Sp.KJ(K); Dr. dr. Carla R. Marchira, Sp.KJ(K)

2024 | Tesis-Spesialis | S2 Psikiatri

Latar belakang: Prajurit adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan perundang-undangan dan diangkat oleh pejabat berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan. Bekerja sebagai prajurit mempunyai konsekuensi mengalami masalah kesehatan mental, salah satunya kecemasan (prevalensi 9,1 %). Kecemasan adalah respon terhadap situasi yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru/belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri. Penelitian ini dilakukan terhadap satuan tempur/batalyon, di mana prajurit batalyon sering ditugaskan ke daerah rawan konflik, maupun menjaga perbatasan negara. Selain itu, kehidupan di asrama sangat melekat kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan kecemasan prajurit perlu mendapatkan perhatian, karena jika dibiarkan berisiko mengakibatkan kinerja buruk, depresi, membahayakan kapasitas tempur, dan perilaku menyimpang seperti bunuh diri atau membahayakan orang lain. Penelitian ini penting sebagai upaya deteksi dini kecemasan pada prajurit TNI-AD agar pihak terkait lebih memperhatikan kesehatan mental prajurit, sehingga hal yang tidak diharapkan dapat dicegah dengan mendapat tatalaksana yang sesuai. 


Tujuan penelitian: mengidentifikasi perbedaan kecemasan antara prajurit TNI-AD yang tinggal di dalam dan luar asrama pada Batalyon 403.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah prajurit TNI-AD Batalyon 403 yang tinggal di dalam dan luar asrama. Kecemasan pada prajurit TNI-AD diukur dengan Beck Anxiety Inventory (BAI) dan tingkat kemaknaan uji statistik dinyatakan pada p < 0>

Hasil: Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan kecemasan bermakna antara prajurit TNI-AD yang tinggal di dalam dan luar asrama pada Batalyon 403 (p=0,554). Dari analisis multivariat didapatkan bahwa usia, jenis kelamin, trauma fisik atau mental, tingkat pendidikan, pangkat, status pernikahan, dan lama penempatan tidak berpengaruh terhadap kecemasan prajurit TNI-AD (R square=0,000).

Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna kecemasan antara prajurit TNI-AD yang tinggal di dalam dan luar asrama pada Batalyon 403.


Kata kunci: Asrama - Kecemasan – Prajurit TNI-AD – Tempat Tinggal 


Background: A soldier is an Indonesian citizen who meets the legal requirements and is appointed by an authorized official to serve in millitary service. Working as a soldier has the consequence of experiencing mental health problems, one of which is anxiety (prevalence 9,1 %). Anxiety is a response to a threatening situation, and is a normal thing that occurs accompanying development, change, new experience, and in finding one’s identity. This research was conducted on combat units/battalions where battalion soldiers are often assigned to conflict-prone areas, as well as guarding national borders.  Apart from that, life in the dormitory is very disciplined in everyday life. Soldier’s anxiety problems need attention, because if left unchecked there is a risk of poor performance, depression, endangering combat capacity, and deviant behavior, such as suicide or endangering others. This research is important as an effort to early detect anxiety in TNI-AD soldiers so that officers concerned pay more attention to soldier’s mental health, so that unexpected events can be prevented by receiving appropriate treatment. 


Aim: To identify differences in anxiety between TNI-AD soldiers who live inside and outside the dormitory at 403 Battalion.

Method: This research is an observational analytical study with a cross sectional approach. This research subjects were TNI-AD 403 Battalion soldiers who live inside and outside the dormitory. Anxiety in TNI-AD soldiers was measured using the Beck Anxiety Inventory (BAI) and the level of significance of the statistical test was stated at p < 0>

Results: This research shows that there is no significant difference in anxiety between TNI-AD soldiers who live inside and outside the dormitory at 403 Battalion (p=0,554). From the multivariate analysis, it was found that age, gender, physical or mental trauma, education level, rank, marital status, and length of deployment did not influence on the anxiety of TNI-AD (R square=0,000).

Conclusion: There is no significant difference in anxiety between TNI-AD soldiers who live inside and outside the dormitory at 403 Battalion.


Keywords: Dormitory - Anxiety – TNI-AD Soldiers – Residence

Kata Kunci : Asrama, Kecemasan, Prajurit TNI-AD, Tempat Tinggal

  1. SPESIALIS-2024-468450-abstract.pdf  
  2. SPESIALIS-2024-468450-bibliography.pdf  
  3. SPESIALIS-2024-468450-tableofcontent.pdf  
  4. SPESIALIS-2024-468450-title.pdf