Perkembangan fisik kota Pekanbaru serta implikasinya terhadap kualitas lingkungan
YAPISMAN, Dr. H. Totok Gunawan, MS
2004 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan Magister Pengelolaan LingkunganPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas dan arah perkembangan fisik Kota Pekanbaru, perubahan kualitas lingkungan akibat perkembangan fisik kota, serta keterkaitan perubahan kualitas lingkungan terhadap perkembangan kota selanjutnya. Metode yang digunakan adalah deskiriptif untuk menjelaskan, menggambarkan dan menguraikan data berdasarkan informasi yang didapat selama penelitian, pengolahan data dilakukan dengan pendekatan statistik deskriptif dan pendekatan peta untuk mengetahui perkembangan fisik kota (areal) dan hubunganya dengan perubahan kualitas lingkungan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif komparatif untuk membandingkan setiap fenomena dengan data dan informasi yang berbeda agar terjamin validitas data yang diperoleh. Hasil penelitian adalah bahwa Perkembangan fisik kota Pekanbaru dari Tahun 1992-2000 luasan lahan terbangunnya meningkat dari 7.187,38 Ha menjadi 15.555,84 Ha (116,43%). Perkembangan fisik kota mengikuti pola jaringan jalan, dan berbentuk linear, dimana kawasan Selatan Sungai Siak mengalami perkembangan lebih cepat dibandingkan kawasan Utara Sungai Siak. Arah dan percepatan perkembangan fisik Kota Pekanbaru tumbuh kearah Barat terutama Kecamatan Tampan, perkembangan sedang terjadi ke arah Selatan di Kecamatan Bukit Raya dan sebagian Kecamatan Rumbai, perkembangan agak lambat terjadi ke arah Utara atau kawasan Kecamatan Rumbai dan bagian Timur Kecamatan Bukit Raya. Terjadi penurunan kualitas lingkungan baik di pusat kota maupun di pinggirnya, perubahan kualitas lingkungan yang terjadi : a) Kualitas air dan limbah cair yang dibuang ke Sungai Siak baik di pusat kota maupun di pinggir kota sudah tercemar, karena semua parameter kunci seperti BOD, COD dan TSS telah melewati nilai ambang batas yang ditetapkan, b) Kualitas udara di pusat kota terjadi peningkatan terutama nilai PM10 dan O3, dimana nilai yang sekarang sudah termasuk kategori sedang. Namun kualitas udara di pinggir kota masih dalam kategori baik, c) Produksi sampah di Kota Pekanbaru sekitar 2.341.04 M3 per hari, dan mengalami peningkatan sekitar 35.9% setiap tahun, d) Terancamnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau baik di pusat kota maupun di pinggir kota, e) Terdapatnya kawasan permukiman kumuh seluas 434 Ha yang dihuni sekitar 14.198 KK dan sebagian besar penghuninya merupakan masyarakat yang tergolong prasejahtera dan umunya tinggal di sekitar bantaran Sungai Siak.
The aim of this research are understanding widely and direction of physical urban development of Pekanbaru City, exchanging of environment quality from physically urban development, and the relationship between the exchange environment quality to the next development of the city. The methods that’s used are descriptive for describing, visualizing and explaining the data base on from the information that collected in this research, the data tabulation is done by statistics descriptive approximation and mapping approximation to know physical development of the city (area) and the relationship with environment quality exchange. Data analysis is done by komparative descriptive methods for comparing with each phenomenon by the data and information that different for validity of the data that collected is insured. The research results are that physical urban develompment from 1992-2000 land buil had increased was 7,187.38 Ha, increased become 15,555.84 Ha (116,43%). Physical urban develompment have trend following road net pattern, and forming linear. South Siak River area has more fast on growing and developing comparing with North Siak River area. Where the largest physical urban develompment growth to west (Sub district Tampan), expansion occurring to south (Sub district Bukit Raya) and rather slow expansion to north (Sub district Rumbai). The quality of environment in the innercity and urban fringe had decreased such as: a) The water and liquid waste quality of Siak River in the innercity and urban fringe has been polluted, cause all key parameters of BOD, COD, and TSS had exceeding limit stated. b) The quality of air ambient in the innercity has increased mainly on PM10 and O3, which categorized as medium. However The quality of air ambient in urban fringe still categorized as healthy. c) The large of garbage produced from Pekanbaru City are 1,722.02 M3 daily or increased about 35.9% every years. d) The lack of Green Open Space (GOS). e) The squatter settlement area around flood plain as large as 434 Ha and popullation all that is left border in Siak River.
Kata Kunci : Lingkungan Hidup,Kualitas,Perkembangan Fisik Kota, physical development, land built, environmental quality