Laporkan Masalah

Presepsi Pengelola Desa Wisata Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Garongan, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman

Patih Insan Irsan, Dr.rer.pol. Dyah Widyastuti, S.T., M.CP

2024 | Skripsi | PEMBANGUNAN WILAYAH

Desa0Wisata Garongan mulai dirintis pada tahun 1998 yang diinisiasi oleh masyarakat. Kondisi pada saat itu baik dari masyarakat maupun sumber daya lainya masih belum mampu mengelola Desa0Wisata dengan baik. Hingga pada tahun 2008 dibentuk pengelola baru untuk mengelola Desa0Wisata Garongan. Kegiatan wisata dapat berjalan hingga saat ini, dan mampu bertahan menghadapi Pandemi Covid-19 pada0tahun02020. Penelitian0ini dilakukan untuk menganalisis partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa0Wisata Garongan, yaitu bentuk dan tingkat partisipasi, faktor pendukung dan penghambat partisipasi, dan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam terhadap key informan, dan studi literatur. Individu yang dipilih sebagai informan bersifat purposive yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Tingkat partisipasi diklasifikasikan pada tingkat rendah, sedang, dan tinggi dalam tiap tahapan. Tingkat partisipasi diukur menggunakan indikator yang telah disesuaikan Hasil penelitian menunjukan bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat 1) pada tahap perencanaan didominasi partisipasi bentuk pikiran dan tingkat partisipasi rendah, tahap pelaksanaan partisipasi yang banyak ditemui adalah bentuk tenaga dan tingkat partisipasi rendah. Pada tahap pemanfaatan bentuk partisipasi tenaga dan harta benda paling dominan tingkat partisipasi tinggi. Pada tahap evaluasi dominan partisipasi bentuk pikiran dan tingkat partisipasi sedang. 2) Faktor yang mendukung tingkat partisipasi masyarakat yaitu budaya gotong royong, kesadaran, dan kebermanfaatan program, sedangkan faktor yang menghambat yaitu keterbatasan informasi, keterampilan hanya dimiliki sebagian masyarakat, kesempatan yang terbatas, kurangnya kerjasama antar stakeholders, pengelolaan yang terpusat di satu kelompok, dan ketakutan pasca pandemi covid-19. 3) Upaya peningkatan partisipasi dapat dilakukan dengan penguatan kerjasama antara pengelola dan masyarakat, memfasilitasi forum penyelesaian konflik, dan pemberian pelatihan dan workshop untuk masyarakat

Garongan Tourism Village began to be developed in 1998, initiated by the localcommunity. At that time, both the community and other resources were not capable of managing Garongan Tourism Village effectively. In 2008, a new management team was established to oversee the development of Garongan Tourism Village. Despite facing challenges, the tourism activities have persisted and successfully weathered the Covid-19 pandemic in 2020. This study aims to analyze community participation in the development of Garongan Tourism Village, including the forms and levels of participation, supporting and inhibiting factors, and strategies to enhance community participation. The research adopts a qualitative approach, collecting data through observation, in-depth interviews with key informants, and literature review. Informants were purposefully selected based on research objectives. Data analysis is conducted descriptively and qualitatively, with participation levels classified as low, moderate, and high in each stage. Participation levels are measured using adjusted indicators. The research findings reveal the forms and levels of community participation as follows: 1) In the planning stage, participation is predominantly in the form of ideas with a low level of participation. During the implementation stage, the most common participation is in the form of labor with a low level of participation. In the utilization stage, participation in the form of labor and tangible assets is most dominant, with a high level of participation. In the evaluation stage, participation in the form of ideas with a moderate level of participation is dominant. 2) Supporting factors for community participation include a culture of mutual cooperation, awareness, and the perceived usefulness of the program. Inhibiting factors include limited information, skills only possessed by some community members, limited opportunities, lack of collaboration among stakeholders, centralized management within one group, and post-Covid-19 fears. 3) Efforts to enhance participation can be made through strengthening collaboration between management and the community, facilitating conflict resolution forums, and providing training and workshops for the community

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Pariwisata, Desa Wisata

  1. S1-2024-445086-abstract.pdf  
  2. S1-2024-445086-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-445086-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-445086-title.pdf