Laporkan Masalah

PERSEPSI DAN SIKAP REMAJA DAN ANAK MUDA 17-24 TAHUN DI INDONESIA TERHADAP FENOMENA FRIENDS WITH BENEFIT

Elsy Syafrina Putri, dr. Vicka Oktaria, MPH., Ph.D

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual yang cepat. Perubahan fisik terjadi lebih cepat daripada perubahan psikologis dan intelektual, sehingga remaja mungkin merasa bingung dengan perubahan yang dialaminya. Seiring dengan perkembangan zaman fenomena-fenomena baru yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko bermunculan di masyarakat. Fenomena perilaku seksual berisiko yang relatif baru pada generasi sekarang yakni Friends with Benefit atau singkat sebagai FWB. Walaupun FWB menggarisbawahi tidak adanya ikatan komitmen dalam hubungan seksual, hal ini tidak memungkiri adanya risiko yang dapat terjadi seperti kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular, dan masalah psikososial.

Tujuan: Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi dan sikap remaja dan anak muda 17-24 tahun di Indonesia terhadap fenomena friends with benefit.

Metode penelitian: Jenis penelitian ini merupakan cross sectional dilakukan dengan survei daring. Penyebarannya dilakukan melalui media sosial dan kontak pribadi responden penelitian.  Subjek penelitian ini adalah seluruh remaja usia 17-24 tahun di Indonesia, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat secara deskriptif, dan analisis bivariat akan dilakukan dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel terikat (persepsi dan sikap) dengan tingkat kemaknaan p-value < 0>

Hasil: Setalah 7 hari pengumpulan data, penelitian ini berhasil mendapatkan 153 responden yang menyelesaikan kuesioner, dan 89 (58,17%) remaja mengetahui konsep friends with benefit. Sekitar 15,69% remaja mengenal seseorang yang pernah melakukan hubungan FWB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa 52 (58,43%) remaja memiliki persepsi yang tidak mendukung terhadap FWB, sedangkan lebih sedikit remaja memiliki persepsi yang mendukung 37 (41,57%). Proporsi remaja yang memiliki sikap tidak setuju terhadap FWB 61 (68,54%), sedangkan lebih sedikit remaja memiliki sikap yang setuju 28 (31,46%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, religiusitas, perilaku seksual pranikah remaja dengan persepsi terhadap FWB. Hasil analisis bivariat juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, religiusitas dengan sikap terhadap FWB.

Kesimpulan: Remaja dan anak muda yang berjenis kelamin perempuan dan memiliki ketaatan pada agama yang dianut, lebih tinggi memiliki persepsi dan sikap yang tidak mendukung terhadap FWB. 

Kata Kunci: persepsi, sikap, friends with benefit


Background: Adolescence is a period of rapid physical, psychological, and intellectual growth and development. Physical changes happen faster than psychological and intellectual changes, so teens may feel confused by the changes. Along with the times, new phenomena related to risky sexual behavior have sprung up in society. The phenomenon of risky sexual behavior that is relatively new in the current generation is Friends with Benefit or abbreviated as FWB. Although FWB underlines the absence of a committed bond in sexual relationships, this does not deny the risks that can occur such as unwanted pregnancy, infectious diseases, and psychosocial problems.

Objective: The general aim of this research is to describe the perceptions and attitudes of teenagers and young people aged 17-24 years in Indonesia towards the friends with benefits phenomenon.

Research methods: This type of research is cross sectional conducted with an online survey. The survey using questionnaires was created with the Kobo Toolbox application, dissemination was carried out through social media and personal contacts of research respondents.  The subjects of this study were all adolescents aged 17-24 years in Indonesia, who met the inclusion and exclusion criteria. The data analysis used is univariate analysis to see descriptively, and bivariate analysis will be carried out with a chi square test to see the relationship between independent variables and dependent variables (perception and attitude) with a level of meaning p-value < 0>

Results: After 7 days of data collection, this study managed to get 153 respondents who completed the questionnaire, and 89 (58.17%) teenagers know the concept of friends with benefits. About 15.69% of teens knew someone who had been in FWB relationships. The results of this study showed that it showed that 52 (58.43%) adolescents had an unfavorable perception of FWB, while fewer adolescents had a supportive perception of 37 (41.57%). The proportion of adolescents who disapprove of FWB is 61 (68.54%), while fewer adolescents have a disapproving attitude of 28 (31.46%). The results of bivariate analysis showed that there was a significant relationship between sex, region of residence, premarital sexual behavior of adolescents and perceptions of FWB. The results of the bivariate analysis also showed that there was a significant relationship between sex, religiosity and attitudes towards FWB.

Conclusion: Adolescents and young people who are female and have adherence to their religion are higher in their perceptions and attitudes towards FWB.

Keywords: perception, attitude, friends with benefits

Kata Kunci : persepsi, sikap, friends with benefit

  1. S2-2024-489467-abstract.pdf  
  2. S2-2024-489467-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-489467-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-489467-title.pdf