Penegakan disiplin prajurit TNI sebagai komponen utama pertahanan negara :: Studi di Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista Yogyakarta
RIFA'I, Ahmad, Noegroho Amien Soetiarto, SH.,MSi
2004 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penegakan disiplin prajurit dan ma salah - masalah yang menjadi kendala serta upaya penyelesaiannya dalam rangka meningkatkan profesionalisme. Subyek penelitian berjumlah 70 orang anggota Batalyon Infanteri 403/WP. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur atau p enelitian kepustakaan untuk data sekunder yang dihimpun melalui dokumentasi serta bahan referensi lainnya tentang dasar - dasar atau laporan - laporan hasil pelaksanaan penegakan disiplin. Kemudian untuk memperoleh data primer digunakan penelitian lapangan, dengan alat wawancara dengan responden penyebaran angket secara acak untuk mengumpulkan data primer, dan observasi secara langsung di lapangan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa penegakan disiplin prajurit di Yonif 403/Wirasada Pratista dilakukan denga n memberikan pengertian dan penegasan kepada prajurit tentang peraturan militer maupun peraturan lain yang berlaku di masyarakat, pada saat apel, jam komandan maupun melalui penyuluhan. Memberikan sanksi kepada prajurit yang melanggar berupa tindakan disip lin maupun hukuman disiplin. Tindakan disiplin dilakukan oleh atasan yang melihat langsung prajurit yang melanggar atau berdasarkan laporan, sedang hukuman disiplin dilaksanakan oleh Danyon melalui Sidang Parade Hukuman Disiplin atau dilimpahkan ke Mahkamah Militer. Jenis pelanggaran yang dilakukan adalah Surat Nyata Diri, Terlambat Apel, Masuk Lokalisasi, Desersi, Penganiayaan, dan Pelanggaran Lalu Lintas. Sanksi yang diberikan mulai dari tindakan fisik berupa lari, korve, masuk sel batalyon, sel Polisi Militer dan Rumah Tahanan Militer sampai tindakan administrasi seperti Penundaan Kenaikan Pangkat, dibebaskan dari jabatan, di tunda sekolah, skorsing dan pemberhentian dengan tidak hormat. Adapun kendala dalam penegakan disiplin adalah sikap ambivalen uns ur pimpinan, gaya kepemimpinan feodalistik, kultur keprajuritan seperti sikap arogansi dan minimnya kesejahteraan.
This research aims to find out how the Army’s discipline enforcement is held, what the obstacles affect it and what the efforts to solve raise the professionalism are. The subjects of the research were 70 members in Infantry Battalion 403/Wirasada Pratis ta. Applying a method of literature study for secondary data obtained from documentation and other references did data collecting. The instrument used in this research was document study that is, examining carefully and analyzing documents or files of prin ciples or final reports of carrying out of the discipline enforcement. Primary data were collected by conducting field research either. The instruments used were interview with the selected respondents, random questionnaire - distribution was conducted to co llect the primary data, and direct observation in the field was done to learn the Battalion Army’s activities more thoroughly. The result of the research indicated that the Army’s discipline enforcement in Infantry Battalion 403/Wirasada Pratista was carri ed out by continuous explanation, information and enforcing the Army about the duties to keep obeying both military and other rules occurred in the community, at the time of call for readiness, Commander hours, or illumination session. Sanction is given to any member who breaks the rules in the form of discipline action and discipline punishment. The upper number, who sees any member breaking the rules or based on reports, does the discipline action and the Battalion Commander does the discipline punishment through Parade Session of Discipline Punishment or sends the case to Military Court. The kinds of violation are permission letter, being late for the appeal, getting into prostitution complex, desertion, oppression, and traffic violation. The sanction giv en could be physical actions like running, corvee, being sent to Battalion jail, Military Police jail or Military detention center, or administrative actions like postponement of promotion and study, being relieved from duty, and suspension. The obstacles in discipline enforcement are ambivalent attitude of leadership element, feudalistic leadership style, Arming culture like arrogance and the less prosperity.
Kata Kunci : Pertahanan Negara,Disiplin Prajurit,Batalyon Infanteri 403, Violation, Action, Punishment, Discipline