Dilema nilai budaya Dalihan Na Tolu pada pengelolaan kepegawaian :: Studi di Kabupaten Toba Samosir
PASARIBU, Payerli, Dr. Purwa Santoso
2004 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalTesis ini berawal dari kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan kepada daerah otonom untuk mengelola kepegawaiannya masingmasing. Dengan kewenangan demikian diperkirakan Pejabat pengelola akan diperhadapkan pada dua nilai yang menentukan mekanisme pengelolaan kepegawaian di berbagai daerah, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam aturan formal birokrasi dan nilai budaya yang dianut aparatur (pejabat) pengelola kepegawaian itu sendiri. Kondisi demikian sering menjadi dilema pada pengelolaan kepegawaian. Di Kabupaten Toba Samosir, tempat dimana penelitian ini dilakukan, disamping aturanaturan formal nilai budaya sangat dimungkinkan mewarnai pengelolaan kepegawaian. Sebab Pejabat dan pegawai di Kabupaten ini dominan memiliki latar belakang suku yang sama yaitu Batak Toba. Dengan demikian tentu saja mereka menganut nilai budaya yang sama. Salah satu ciri khas yang menjadi kebanggaan orang Batak Toba adalah sistem hubungan sosial dalihan na tolu, dalam wujud hubungan kekerabatan yang kental berdasarkan keturunan darah dan perkawinan yang meluas hingga beberapa generasi sebelum ego. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui, apakah ada dilemma nilai budaya pada pengelolaan kepegawaian di Kabupaten Toba Samosir. Secara khusus penelitian ini mencoba melihat dilema nilai budaya pada pengadaan Pegawai Negeri Sipil dan Pengangkatan Pejabat struktural. Untuk mengetahui ada tidaknya dilema nilai budaya tersebut, dilakukan survey di instansi pemerintah Kab. Toba Samosir dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari, pejabat struktural, pegawai biasa, tokoh masyarakat, anggota legislatif dan masyarakat umum. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dan dianalisa secara kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diketahui, bahwa selain nilai-nilai yang terkandung dalam aturan-aturan formal nilai budaya dalihan na tolu juga mempengaruhi pejabat di Kabupaten Toba Samosir dalam melaksanakan pengelolaan kepegawaian. Pada penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan Pengangkatan Pejabat struktural, ada kecenderungan mengutamakan kerabat. Pejabat-pejabat struktural yang diangkat banyak yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Kepala Daerah dan pejabat berpengaruh lainnya. Umumnya mereka ditempatkan pada jabatan-jabatan “strategis†(istilah setempat untuk menyebut jabatan yang relatif banyak mengelola dana/uang). Dari sudut pandang budaya Batak Toba, penggunaan hubungan kekerabatan pada pengelolaan kepegawaian dipandang berdampak positif. Dengan prinsip keseimbangan, pengayoman, dan penghormatan yang terinternalisasi dalam jiwa individu pegawai, pemerintahan diyakini akan menjadi solid. Meskipun dari sudut pandang administrasi pemerintahan mekanisme demikian lebih berdampak negatif, karena dapat mematikan motivasi aparatur (pegawai) untuk berprestasi, tetapi dalam kenyataan nilai budaya dalihan na tolu tidak bisa dinafikan. Kondisi ini menjadi dilematis, karena disatu sisi dari persfektif ketahanan nasional, pengelolaan pegawai yang diwarnai hubungan-hubungan kekerabatan dalihan na tolu, akan mengakibatkan kurang mantapnya ketahanan wilayah, tetapi disisi lain nilai budaya dalihan na tolu yang menjadi identitas orang Batak Toba tidak mungkin ditiadakan
The thesis is beginning from a policy of local autonomy that delegates the authority to the autonomous regions to manage their own employees. Thus the authority is predicted that the management functionary will face two determining values of personnel management mechanism in a formal bureaucracy rule and cultural value followed by the functionary. Such condition frequently become a dilemma for the personnel management. Toba Samosir Regency, where a research was conducted, the formal rule of cultural value possibly influences the personnel management. Because the Regency’s functionaries and employees generally have the same background of ethnic, Toba Batak. Therefore they certainly follow the same cultural value. One of characteristics which becomes a pride for Toba Batak people is a system of social relationship of dalihan na tolu, in form of close family relationship based on blood-descent and marriage before an egoism appear. This thesis purposes to find out whether there are any dilemma of cultural value in personnel management in Regency of Toba Samosir. The research specifically observed the cultural value dilemma on recruitment of state employees and structural official assignment. To identify whether there is any dilemma of cultural value or not, thus it was conducted a survey in government instance of Toba Samosir Regency an interview involving structural officials, ordinary employees, socialites, legislative members, and general society. Data derived were represented descriptively and analyzed qualitatively. Based on the result can be identified that besides the values that are contained in the formal regulations, cultural value of dalihan na tolu also influences the regency’s officials to perform personnel management. Regarding to recruitment of State employees and assignment of structural officials, there is a tendency to specialize their families in the recruitment. The assigned structural officials actually have a relative-relationship with the local chief and the other influencing officials. They are generally assigned in strategic positions. According to the view point of Toba Batak, the use of family relationship has a positive effect. Through principle of equity, protecting, and respecting that is internalized in employees’ individual spirit, the government could surely be solid. Although according to the view point of government administration, such mechanism has a negative impact because the cultural value of dalihan na tolu could not be denied. The condition becomes dilemmatic becase based on one side of national defense perspective, the personnel management that is intervened by such relationship will result in the unsteady regional defense, in another side, cultural value of dalihan na tolu that becomes the identity of Toba Batak is impossible to eliminate.
Kata Kunci : Ketahanan Nasional,Pengelolaan Kepegawaian,Nilai Budaya Dalihan Na Tolu,Pengangkatan PNS, Cultural value; dalihan na tolu; Relative, Recruitment of State Employees; Assignment of structural officials; National/Regional Defense.