Laporkan Masalah

Pengaruh pompanisasi air tanah terhadap peningkatan pendapatan petani dan kesempatan kerja di sektor pertanian : Kasus desa Gemblengan kecamatan Kalikotes dan desa Nangsri kecamatan Manisrenggo kabupaten Dati II Klaten

Sri Suratmi, Dr. A.J. Suhardjo, M.A.; Drs. Djoko Christanto, M.Sc.

1996 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Pompanisasi air tanah di Kabupaten Dati II Klaten merupakan salah satu proyek pengembangan air tanah yang dilaksanakan oleh Dinas P2AT Jawa Tengah. Pompanisasi air tanah bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air irigasi pada lahan kering yang mengalami kekurangan air permukaan pada musim kemarau. Dengan adanya pompanisasi diharapkan terjadi peningkatan produksi pertanian, pendapatan petani dan kesempatan kerja di sektor pertanian. Dengan demikian maka dapat diharapkan bahwa dengan adanya pompanisasi akhirnya akan dapat membantu pengembangan wilayah pedesaan. Penelitian mengenai pompanisasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pompanisasi dapat meningkatkan produksi pertanian, pendapatan petani dan kesempatan kerja di sektor pertanian. Penelitian dilakukan di desa Gemblegan dan desa Nangsri, karena kedua desa ini merupakan daerah pengembangan pompanisasi, mempunyai perbedaan kondisi fisik sehingga mempengaruhi perbedaan pola tanam setelah adanya pompanisasi. Responden sebagai sampel penelitian sebanyak 80 orang, tiap desa 40 orang. Hasil penelitian diuji dengan uji beda t-Test dua rata-rata dan uji korelasi product moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya pompanisasi ternyata terdapat perbedaan yang nyata antara keadaan sebelum dengan sesudah ponpanisasi pada kedua daerah penelitian. Dengan adanya pompanisasi di desa Gemblegan rata-rata peningkatan produksi padi per patok sawah per tahun 1.343,75 kg (123,28 %), di desa Nangsri 54,375 kg (6,51%). Rata-rata peningkatan pendapatan per patok sawah dalam satu tahun di desa Gemblegan Rp366.350,00 (36,63 %), di desa Nangsri Rp 280.350,00 (28,72 %). Rata-rata peningkatan kesempatan kerja di desa Gemblegan 82,175 HOK (28,87 %) per patok , di desa Nangsri 12,05 HOK (4,34 %). Ternyata jarak lahan sawah dari sumur pompa berkorelasi positif terhadap besarnya biaya operasional, tetapi hampir tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani. Di desa Gemblegan, karena meningkatnya intensitas tanam padi, ternyata jumlah petani yang merasakan keuntungan pompanisasi lebih besar daripada di desa Nangsri. Namun demikian pada kedua daerah penelitian petani responden mempunyai sikap positif terhadap adanya pompanisasi di daerahnya. Semua responden memharapkan kelanjutan dan pengembangan usaha pompanisasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian maka diajukan beberapa saran sebagai masukan untuk implikasi kebijaksanaan. Hendaklah ditentukan jenis tanaman yang sesuai untuk setiap daerah sehingga memberikan nilai tambah yang lebih meskipun tidak terjadi peningkatan intensitas tanam padi seperti halnya di desa Nangsri. Agar petani yang mempunyai lahan sawah jauh dari sumur pompa tidak keberatan dengan besarnya biaya operasional maka perlu ditentukan jarak terjauh .lahan sawah yang dapat diairi dari sebuah sumur pompa dengan biaya operasional yang tidak jauh berbeda. Selain itu hendaklah ditingkatkan usaha-usaha penyuluhan serta bimbingan dari pemerintah kepada petani baik tentang usahatani sendiri maupun tentang managemen dan Organisasi Petani Pemakai Air di tingkat usahatani.

-

Kata Kunci : Pompanisasi Airtanah,Pendapatan Petani,Kalikotes,Manisrenggo,Klaten,Jawa Tengah

  1. S1-1996-70612-Sri_Suratmi-abstract.PDF  
  2. S1-1996-70612-Sri_Suratmi-bibliography.PDF  
  3. S1-1996-70612-Sri_Suratmi-tableofcontent.PDF  
  4. S1-1996-70612-Sri_Suratmi-title.PDF