Laporkan Masalah

Integrasi Agama dan Sains Dalam Perspektif Filsafat Alam Al-Ghazali

Magasa Faiz, Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin Ph.D of Arts; Drs. Imam Wahyudi, M. Hum

2024 | Skripsi | ILMU FILSAFAT

Banyak orang memiliki pemahaman salah terhadap hubungan agama dan sains dalam keyakinan intelektualnya ketika keduanya dihadapkan. Tidak sedikit manusia yang mengkonflikkan keduanya yang justru melihat keduanya itu saling gagal untuk mengkonfirmasi. Beberapa golongan yang lain justru bergerak terlalu ekstrim yakni dengan meleburkan keduanya sehingga pada keduanya tidak lagi ada perbedaan yang menegaskan otoritas keilmuan pada agama dan sains. Beberapa golongan ini berasal dari kaum saintis dan tidak bisa menutup kemungkinan juga dari kaum agamawan, golongan-golongan ini tidak bisa dianggap sebagai pihak yang mewakili kebenaran dari pihak agamawan dan saintis yang sebenarnya. Tetapi dari pihak-pihak yang bersangkutan dalam pembahasan skripsi ini tetap memberikan pelajaran yang dapat diambil yang pada akhirnya juga membantu seseorang untuk menemukan pandangan integrasi agama dan sains.  

Pada skripsi ini penulis menggunakan filsafat alam Al-Ghazali yakni kausalitas versi Al-Ghazali sebagai objek formal pada bab II dan hubungan agama dan sains dalam beberapa tokoh yang menjelaskan relasi maupun penolakan relasi yang ada dalam sejarah diantara keduanya sebagai objek material yang ditempatkan pada bab III. Pada skripsi ini penulis menggunakan metode deskripsi-analitis yakni menguraikan konsepsi tokoh-tokoh yang bersangkutan dan menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan yang ada di pemikiran para tokoh kemudian memberikan analisis terhadap unsur-unsur yang sesuai dari bahan-bahan yang telah dikumpulkan dan menyisihkan yang tidak sesuai pada topik yang dibahas.

Manusia sebagai agen penting sebab pandangan Al-Ghazali dengan memberi padanan kosmologi alam dengan psikologi manusia sebagai pengejawantahan ilmu tingkat atas ke tingkat bawah untuk kepentingan umat manusia. Bagi Al-Ghazali juga bahwa ilmu pada akhirnya berasal dari Tuhan untuk manusia yang bertujuan sebagai kemaslahatan manusia di dunia yang sangat diperlukan untuk dipelajari sebagai kewajiban manusia untuk menghantarkan kaum manusia kepada keuntungan sebesar-besarnya di alam akhirat tetapi hal ini memberi syarat yakni dengan integrasi agama dan sains terlebih dahulu, meskipun begitu bagi Al-Ghazali agama dan sains tidak bisa dileburkan. Terakhir, bagi Al-Ghazali dengan pandangan teologi-dialektika yakni kausalitas itu memang ada dan berjalan tetapi tidak berjalan sesuai kehendak kausalitas itu sendiri tetapi dari ketentuan yang telah diciptakan oleh Tuhan melalui kebijaksanaan, kekuasaan, kehendak, dan ilmu pengetahuan Tuhan. Dalam hal ini tidak mengubah pandangan sehari-hari manusia bijak maupun saintis tetapi Al-Ghazali justru menegaskan akan pentingnya epistemologi saintis atau filsuf itu tetap disertai dengan keyakinan religius atas adanya jejak Tuhan pada kausalitas.

 

Many people have a wrong understanding of the relationship between religion and science in their intellectual beliefs when the two are discussed. Not a few people who choose conflict between the two actually see that they both fail to confirm each other. Some other groups actually move too extreme, namely by merging the two so that there are no longer any differences between the two that emphasize the scientific authority of religion and science. Some of these groups come from scientists and cannot rule out the possibility that they are also from religionists. These groups cannot be considered as parties that represent the truth from real religionists and scientists. However, the discussion of this thesis still provides lessons that can be learned from the parties concerned, which in the end also helps someone to find an integrated view of religion and science.

In this thesis the author uses Al-Ghazali's natural philosophy, namely Al-Ghazali's version of causality as a formal object in chapter II and the relationship between religion and science in several figures who explain the relationship or rejection of relationships that exist in history between the two as material objects placed in chapter III. In this thesis the author uses a descriptive-analytical method, namely outlining the conception of the characters concerned and explaining the strengths and weaknesses in the minds of the characters, then providing an analysis of the appropriate elements from the materials that have been collected and eliminating those that are not appropriate on the topics discussed.

Humans as agents are important because Al-Ghazali's view equates natural cosmology with human psychology as the embodiment of knowledge from the top level to the bottom level for the benefit of humanity. For Al-Ghazali also, knowledge ultimately comes from God for humans with the aim of benefiting humans in the world which is very necessary to study as a human obligation to deliver humans to the greatest benefit in the afterlife, but this requires conditions namely the integration of religion and science first, however for Al-Ghazali, religion and science cannot be merged. Lastly, for Al-Ghazali with a theological-dialectical view, namely that causality does exist and operates but does not operate according to the will of causality itself but from provisions that have been created by God through God's wisdom, power, will and knowledge. In this case, it does not change the everyday views of wise people or scientists, but Al-Ghazali actually emphasizes the importance of the epistemology of scientists or philosophers, which is still accompanied by religious belief in the existence of God's imprint on causality.

Kata Kunci : agama, sains, kosmologi, kausalitas

  1. S1-2024-444979-abstract.pdf  
  2. S1-2024-444979-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-444979-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-444979-title.pdf