Kajian Risiko Lingkungan Akibat Alih Fungsi Hutan Menjadi Lahan Pertanian Terhadap Bencana Banjir di Wilayah Perkotaan Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat
Annisatun Nadzafah, Dr. Langgeng Wahyu Santosa, S.Si., M.Si. ; Dr. Sigit Heru Murti Budi Santosa, S.Si., M.Si.
2023 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan
Kajian Risiko Lingkungan Akibat Alih Fungsi Hutan Menjadi Lahan Pertanian Terhadap Bencana Banjir di Wilayah Perkotaan Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat
Fenomena alih fungsi kawasan hutan dapat ditemui pada sebagian besar kawasan perbukitan yang ada di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain dikarenakan curah hujan, pembukaan area hutan untuk kegiatan budidaya lahan lain, kondisi topografi dan perkembangan kawasan perkotaan menjadi faktor penyebab terjadinya banjir seperti yang sering terjadi di Kota Bima NTB. Fungsi hutan pada dasarnya sebagai kawasan dengan resapan air, sehingga pada saat terjadinya alih fungsi yang tidak sesuai dengan peruntukannya maka akan menghambat kestabilan fungsi tersebut, maka aliran air akan mengalir begitu saja karena tidak ada yang menyerap serta menahannya, sehingga selain menimbulkan bencana banjir juga akan menimbulkan bencana longsor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu merangkum penelitian terdahulu, pengamatan langsung di lapangan dan juga dengan menggunakan citra penginderaan jauh wawancara dan data sekunder dari instansi terkait. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terjadi perubahan alih fungsi lahan kawasan hutan menjadi lahan pertanian di wilayah Kota Bima secara terus menerus setiap tahunnya, kemudian analisis risiko lingkungan menunjukan skor terhadap risiko banjir di Kota Bima yaitu rendah namun kerap terjadi bencana banjir karena diperngaruhi pola topografi Kota Bima yang cenderung membentuk daerah cekungan dan dipengaruhi oleh banjir kiriman.
Assessment of Environmental Risk Due To The Conversion Of Forest Into Argicultural Land For Flood Disaster in The Urban Area of Bima, West Nusa Tenggara Province
The phenomenon of forest area conversion can be found in most of the hilly areas in Bima City, West Nusa Tenggara Province. Apart from rainfall, the clearing of forest areas for other land cultivation activities, topographic conditions and the development of urban areas are factors that cause flooding, as often occurs in Bima City, NTB. The function of the forest is basically as an area with water absorption, so that when a change of function occurs that is not in accordance with its intended purpose it will hamper the stability of that function, then the flow of water will just flow because there is nothing to absorb and hold it, so that apart from causing flood disasters it will also causing landslides. The method used in this research is summarizing previous research, direct observations in the field and also using remote sensing images, interviews and secondary data from related agencies. Based on the research results, it was found that there is a change in the function of forest areas to agricultural land in the Bima City area continuously every year, then environmental risk analysis shows that the score for flood risk in Bima City is low but flood disasters often occur because it is influenced by the city's topographic pattern The Bima tends to form a basin area and is influenced by floods.
Kata Kunci : alih fungsi lahan, banjir, risiko lingkungan, dan pengelolaan lingkungan/land conversion, flooding, environmental risks, and environmental management.