Terapi Pemaafan untuk Meningkatkan Posttraumatic Growth pada Individu dengan Adverse Childhood Experience
Dita Permata Aditya, Dra. Muhana Sofiati Utami, M.S., Ph.D., Psikolog
2024 | Tesis | S2 Magister Profesi Psikologi
Peristiwa merugikan sebelum usia 18 tahun atau disebut adverse childhood experience (ACE) dapat mengarah ke kondisi stres paska trauma dan berdampak buruk sampai dewasa, sehingga perlu penanganan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Terapi Pemaafan terhadap posttraumatic growth (PTG) pada individu dengan ACE. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen acak parsial dengan pre-test dan double post-test. Terdapat 16 partisipan penelitian yang terbagi masing-masing delapan partisipan di kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil uji Repeated Measures Anova, terdapat peningkatan skor PTG (F(2) = 19,0, p < 0>Independent Sample t-test juga menunjukkan perbedaan skor PTG pada kedua kelompok dengan skor effect size yang besar (t(14,0)= 2,38; d= 1,19). Terapi Pemaafan terbukti mampu meningkatkan PTG pada individu dewasa dengan ACE melalui pembelajaran regulasi emosi, reframing, self-disclosure, serta terbentuknya efek terapeutik dalam kelompok terapi.Peristiwa merugikan sebelum usia 18 tahun atau disebut adverse childhood experience (ACE) dapat mengarah ke kondisi stres paska trauma dan berdampak buruk sampai dewasa, sehingga perlu penanganan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Terapi Pemaafan terhadap posttraumatic growth (PTG) pada individu dengan ACE. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen acak parsial dengan pre-test dan double post-test. Terdapat 16 partisipan penelitian yang terbagi masing-masing delapan partisipan di kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil uPeristiwa merugikan sebelum usia 18 tahun atau disebut adverse childhood experience (ACE) dapat mengarah ke kondisi stres paska trauma dan berdampak buruk sampai dewasa, sehingga perlu penanganan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Terapi Pemaafan terhadap posttraumatic growth (PTG) pada individu dengan ACE. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen acak parsial dengan pre-test dan double post-test. Terdapat 16 partisipan penelitian yang terbagi masing-masing delapan partisipan di kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil uji Repeated Measures Anova, terdapat peningkatan skor PTG (F(2) = 19,0, p < 0>Independent Sample t-test juga menunjukkan perbedaan skor PTG pada kedua kelompok dengan skor effect size yang besar (t(14,0)= 2,38; d= 1,19). Terapi Pemaafan terbukti mampu meningkatkan PTG pada individu dewasa dengan ACE melalui pembelajaran regulasi emosi, reframing, self-disclosure, serta terbentuknya efek terapeutik dalam kelompok terapi.ji Repeated Measures Anova, terdapat peningkatan skor PTG (F(2) = 19,0, p < 0>Independent Sample t-test juga menunjukkan perbedaan skor PTG pada kedua kelompok dengan skor effect size yang besar (t(14,0)= 2,38; d= 1,19). Terapi Pemaafan terbukti mampu meningkatkan PTG pada individu dewasa dengan ACE melalui pembelajaran regulasi emosi, reframing, self-disclosure, serta terbentuknya efek terapeutik dalam kelompok terapi.
Traumatic
experience before 18 years old defined as adverse childhood experience (ACE), could
leading to posttraumatic stress and disturbances on adult life, hence they need
treatment. This study aim to investigate the effect of Forgiveness Therapy to
increase posttraumatic growth (PTG) on young adult with adverse childhood
experience. This study used partial randomization experimental design with pre-test
and double post-test. There were 16 participants in this study, divided into
two groups with eight participants in each group. Statistical analysis with Repeated
Measures Anova resulted the increased of PTG score in experimental
group (F(2) = 19,0, p < 0>. Statistical analysis with Independent Sample
t-test also found the difference of
PTG score between groups and large effect size (t(14,0)= 2,38; d= 1,19). In conclusion, Forgiveness Therapy proven to increase
PTG through learning emotional regulation techniques, reframing, doing
self-disclosure, and forming therapeutic effect in group therapy.
Kata Kunci : adverse childhood experience, Terapi Pemaafan, posttraumatic growth