Analisis Biaya Terapi Penyakit Paru Obstruktif Kronik Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta
IMANUELA SAGITA LISTI, Prof. Dr. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., Apt.
2024 | Skripsi | FARMASI
Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit kronis dengan prevalensi tinggi
dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Penatalaksanaan terapi yang
tepat pada pasien PPOK dapat mencegah angka kematian dan meminimalkan biaya
terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar biaya medis langsung dan faktor yang
mempengaruhinya pada pasien PPOK rawat inap di Rumah Sakit Paru Respira
Yogyakarta dari perspektif provider.
Penelitian
ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Subjek penelitian adalah pasien PPOK rawat inap di Rumah
Sakit Paru Respira Yogyakarta pada rentang tahun 2022 sampai 2023. Data karakteristik pasien dan gambaran terapi diambil
dari catatan medis pasien dan data
biaya medis langsung diambil dari catatan billing rumah sakit. Analisis
deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien. Uji statistik menggunakan
Mann-Whitney U test dan Kruskal-Wallis H-test untuk mengetahui perbedaan biaya
medis langsung berdasarkan karakteristik pasien dan mengetahui faktor yang
mempengaruhi biaya medis langsung.
Hasil penelitian pada 74 episode rawat inap didapatkan frekuensi tertinggi pada usia > 70 tahun (44,6%), jenis kelamin laki-laki (67,6%), LOS >4 hari (56,8%), kelas III (47,3%), ada komorbid (62,2%), dan tidak adanya komplikasi (70,3%). Total biaya medis langsung PPOK sebesar Rp432.307.448 dan rata-rata biaya PPOK per episode per pasien sebesar Rp6.947.965 dengan biaya terbesar yaitu biaya obat dan BMHP (29,33%). Faktor yang berhubungan signifikan terhadap biaya medis langsung adalah lama perawatan dan kelas perawatan.
Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a chronic disease with high prevalence
and has a significant economic impact. Appropriate therapeutic management in
COPD patients can prevent mortality and minimize therapy costs. This purpose of this study was to determine the amount of direct medical
costs and the factors that influence them in inpatient COPD patients at Respira
Lung Hospital Yogyakarta from the provider's perspective.
This
research was an analytical
observational study with a cross sectional approach. The research subjects were
inpatient COPD patients at Respira Lung
Hospital on 2022-2023. Data on patient characteristics and
descriptions of therapy were taken from the patient's medical records and
medical cost data was taken directly from the hospital billing records.
Descriptive analysis was carried out to determine patient characteristics.
Statistical tests use the Mann-Whitney U test and Kruskal-Wallis H-test to determine
differences in direct medical costs based on patient characteristics and
determine factors that influence direct medical costs.
The results of the study on 74 inpatient episodes showed that the highest frequency was age > 70 years (44.6%), male gender (67.6%), LOS >4 days (56.8%), class III (47.3%), comorbidities (62.2%), and no complications (70.3%). The total direct medical costs for COPD were IDR 432,307,448 and the average cost of COPD per episode per patient is IDR 6,947,965 with the largest cost being drug costs (29.33%). Factors that were significantly related to direct medical costs were length of treatment and class of treatment.
Kata Kunci : PPOK, analisis biaya, biaya medis langsung, faktor resiko