Assessment of Post-Mining Activities from an Environmental and Economic Perspectives in the Tanjung Enim Mining Site of the Muara Enim Regency
NUNSI BELLA PRANATIWI, Prof. Ir. Bakti Setiawan, MA.,Ph.D.
2024 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Kegiatan penambangan batu bara secara
terbuka menyebabkan wilayah tandus secara umum. Keberadaan kawasan tersebut menimbulkan
kekhawatiran serius terhadap produksi pertambangan batubara, khususnya dari
sudut pandang lingkungan. Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batu
bara terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia juga menghadapi masalah ini.
Pada tahun 2020, luas lahan pascatambang di pertambangan batu bara terbesar di
Muara Enim, salah satu kawasan penghasil batu bara ternama di Indonesia,
mencapai hampir 6.600 hektar. Beberapa tindakan untuk menghidupkan kembali
lahan pascatambang siap dilakukan. Namun, wilayah-wilayah tersebut belum
dipertimbangkan dengan baik berdasarkan aspek lingkungan dan ekonomi.
Penelitian ini berfokus pada
perbandingan aktivitas pascatambang yang ada dengan metode reklamasi dan
skenario aktivitas pascatambang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan kegiatan pascatambang yang paling efektif dalam menciptakan
pengelolaan lingkungan yang baik di kawasan tandus tersebut. Life Cycle
Assessment dilakukan untuk menghitung dampak setiap skenario terhadap
lingkungan, sedangkan analisis biaya dan manfaat dilakukan untuk menilai aspek
ekonomi. Dalam penelitian ini, skenario yang dinilai meliputi revegetasi;
pertanian; dan pengembangan bidang panel surya.
Penelitian akan
dilakukan dengan pendekatan deduktif dimana pengumpulan data dilakukan melalui
dokumen perusahaan, dokumen pemerintah, dan wawancara terhadap karyawan
perusahaan pertambangan. Dengan dilakukannya penelitian ini akan diperkirakan
variabel dampak yang membebani lingkungan dan berdampak secara ekonomi dari
setiap skenario reklamasi. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengelola proses
reklamasi dan kegiatan pascatambang di kawasan pascatambang, khususnya di Muara
Enim, dapat ditentukan berdasarkan aspek lingkungan dan ekonomi.
Open-pit mining activities of coal
create barren areas in general. The existence of these areas leads to a serious
concern for coal mining production, particularly from an environmental
viewpoint. Indonesia is accounted as part of the greatest coal producers in the
world. Therefore, it also encounters these issues. In 2020, the size of the
post-mining area in the biggest coal mining stakeholder in Muara Enim, one of
the well-known coal-producing areas in Indonesia, reaches nearly 6,600
hectares. Several actions to revive the post-mining area are available to be
conducted. However, these areas have not been properly weighed according to
both environmental and economic aspects.
This research focuses on comparing
the existing post-mining activities to other reclamation methods and post-mining
activities scenarios. The research is aimed to find the most effective
post-mining activities in terms of creating good environmental management in
this barren area. The Life Cycle Assessment is undertaken to calculate the impact
of each scenario toward environment, while cost and benefit analysis is
conducted to assess the economic aspect. In this research, the assessed
scenarios include revegetation; agriculture; and solar panel field development.
The research will be conducted using
a deductive approach where the data is gathered through company documents,
government documents, and interviews of employees of the mining company. By
conducting this research, the affected variable that burdens the environment
and have an impact economically from each reclamation scenario will be
estimated. Therefore, the best way to manage the reclamation process and
post-mining activities of the post-mining area, particularly in Muara Enim, can
be defined, based on the environmental and economic aspects.
Kata Kunci : life cycle assessment, post-mining activities, reclamation, cost-and-benefit analysis