Analisis Potensi Likuefaksi pada Kawasan Pantai Marina Labuan Bajo dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Fondasi Tiang Dermaga
Vicky Pratama, Prof. Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA; Ir. Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D., IPU.
2024 | Tesis | S2 TEKNIK PENGELOLAAN BENCANA ALAM
Likuefaksi adalah fenomena di mana
tanah pasir halus yang jenuh air berubah perilaku menjadi seperti cairan akibat
tekanan air pori yang meningkat karena beban dinamik. Kawasan pantai, khususnya
yang memiliki tanah berpasir dan muka air tanah dangkal, memiliki potensi
likuefaksi yang lebih tinggi. Labuan Bajo, terletak di wilayah rawan gempa
bumi, juga memiliki potensi terdampak oleh likuefaksi, diperkuat oleh
faktor-faktor seperti jenis batuan, dekatnya dengan Flores Back-arc Thrust,
dan sifat tanah di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi
potensi likuefaksi di Kawasan Waterfront Pantai Marina Labuan Bajo dan
mengevaluasi kinerja fondasi tiang dermaga terhadap dampak likuefaksi.
Pendekatan penelitian melibatkan penilaian awal
berdasarkan sejarah gempa, geologi, dan karakteristik tanah, serta perhitungan
semi-empiris menggunakan metode Simplified-Procedure oleh Boulanger dan Idriss (2014) dengan berbagai parameter
gempa. Analisis stabilitas fondasi tiang dermaga dilakukan menggunakan
perangkat lunak SAP2000, dengan perhitungan gaya dalam dan perpindahan tiang
dibandingkan dengan perhitungan daya dukung tiang menggunakan metode Meyerhof
(1976).
Hasil analisis menunjukkan bahwa indeks potensi
likuefaksi (LPI) pada kawasan ini utamanya pada BH-03, BH-04, BH-05, BH-06,
BH-08, dan BH-09 memiliki hasil perhitungan dengan tingkat kerentanan yang
tinggi. Hasil analisis stabilitas fondasi tiang dermaga menunjukkan bahwa ada
penurunan daya dukung sebesar 40 kN pada kondisi tanah pasca-likuefaksi, namun
fondasi masih dapat menahan beban vertikal yang terjadi. Perpindahan arah
horizontal menjadi hal yang perlu diperhatikan dikarenakan perpindahan yang
terjadi sebesar 74,56 mm melebihi batas yang diijinkan. Dalam upaya mitigasi,
penambahan minimal 12 tiang pada fondasi dermaga terbukti efektif dalam
mengurangi perpindahan horizontal akibat likuefaksi. Penelitian ini memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang potensi risiko likuefaksi di Kawasan Waterfront
Pantai Marina Labuan Bajo. Hasilnya menekankan perlunya langkah-langkah
mitigasi dan perencanaan hati-hati dalam pengembangan infrastruktur untuk
mengurangi dampak potensi likuefaksi yang signifikan pada fondasi tiang
dermaga.
Liquefaction is a phenomenon in which saturated sandy
soil behaves like a liquid due to increased pore water pressure caused by
dynamic loading. Coastal areas, particularly those with sandy soil and shallow
groundwater levels, have a higher potential for liquefaction. Labuan Bajo,
located in a seismic-prone region, is also susceptible to liquefaction,
reinforced by factors such as rock types, proximity to the Flores Back-arc
Thrust, and soil characteristics in the area. This study aims to estimate the liquefaction
potential in the Waterfront Area of Labuan Bajo and evaluate the performance of
the foundation piles against liquefaction impacts.
The research approach involves initial assessments based
on earthquake history, geology, and soil characteristics. Additionally,
semi-empirical calculations are conducted using the Simplified-Procedure method
proposed by Boulanger dan Idriss (2014), considering various seismic
parameters. Stability analysis of the foundation piles is carried out using
SAP2000 software, comparing internal forces and pile displacements with pile
bearing capacity calculations using the Meyerhof method (1976).
The
analysis results indicate that the Liquefaction Potential Index (LPI) in this
area, particularly at BH-03, BH-04, BH-05, BH-06, BH-08, and BH-09, showing
high vulnerability levels. The stability analysis of the foundation piles
reveals a 40 kN decrease in bearing capacity after soil liquefied, but the
foundation can still support the vertical load. Horizontal displacement
requires attention, as the 74,56 mm displacement exceeds the allowable limit.
In mitigation efforts, the addition of a minimum of 12 piles to the dock
foundation proves effective in reducing horizontal displacement due to
liquefaction. This research provides a deeper understanding of the potential
liquefaction risks in the Waterfront Area of Labuan Bajo, emphasizing the need
for meticulous mitigation measures and infrastructure development planning to
minimize the significant impact of liquefaction on dock foundation piles.
Kata Kunci : Likuefaksi, Waterfront, Kala ulang, Tiang pancang, Dermaga