Analisis Penerimaan Teknologi Sistem Pembayaran Seluler Terintergasi Berbasis QR Code

Rahardianto Tripradipta, Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D; M. Rizka Fahmi Amrozi, S.T., M.Sc., Ph.D.

2023 | Tesis | S2 Mag. S. & T.Transportasi

Penelitian ini menyelidiki persepsi penumpang mengenai penerapan sistem pembayaran seluler Quick-response Code kereta api yang terintegrasi. Persepsi mereka terhadap teknologi sangat penting untuk menentukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi penerimaan teknologi di sektor integrasi tarif transportasi. Lokasi penelitian berada di Jakarta (aplikasi Jaklingko) dan Inggris (aplikasi Trainline). Diharapkan dengan memahami faktor-faktor tersebut, upaya yang tepat dapat membantu penumpang menjadi puas terhadap layanan kereta api dan beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penerimaan teknologi. Model digunakan untuk mengidentifikasi variabel konstruk dan indikator yang dihipotesiskan mempengaruhi penerimaan. Ketergantungan model kemudian dievaluasi menggunakan metode kuadrat terkecil parsial – pemodelan persamaan struktural. Setelah model dievaluasi keandalannya, model tersebut diuji hipotesisnya untuk menentukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan penerimaan penumpang terhadap aplikasi tersebut.

Analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi model penerimaan teknologi pada aplikasi sistem pembayaran seluler Quick-response Code kereta api yang tertintegrasi dipengaruhi oleh efikasi diri, keinformatifan, kemampuan untuk menunjukkan hasil, norma subjektif, dan risiko yang dirasakan. Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan untuk meningkatkan penerimaan aplikasi dapat berupa intervensi perilaku perjalanan, mendistribusikan informasi, menginstruksikan operator transportasi untuk melakukan iklan teknologi yang ditargetkan dan mematuhi standar keamanan jaringan dapat meningkatkan penerimaan teknologi. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya mengenai konsep inti model penerimaan teknologi namun juga menemukan perbedaan dengan beberapa penelitian sebelumnya yaitu persepsi risiko tidak mempengaruhi persepsi kemudahan penggunaan karena kekhawatiran yang paling signifikan dari pengguna telekomunikasi seluler adalah kegagalan transaksi. Selain itu, perbedaan indikator antara kedua model aplikasi menunjukkan bahwa setiap penerapan teknologi bersifat unik dan mungkin terdapat perbedaan dalam indikator yang mewakili variabel konstruk model.

This research investigates passengers' perceptions regarding the implementation of integrated railway Quick-response Code mobile payment systems. Their perception of the technology is crucial for determining the main factors that influence technology acceptance in transport tariff integration sector. The research locations are in Jakarta (Jaklingko application) and United Kingdom (Trainline application). It is hoped that by understanding these factors, suitable efforts can assist passengers in becoming satisfied with railway services and shifting away from private vehicles to public transportation.

The method used in this research was the technology acceptance model. The model was used to identify the construct and indicator variables hypothesised to influence acceptance. The model's dependability was then evaluated using the partial least squares – structural equation modelling method. After the model had been evaluated for dependability, it was tested on the determined hypothesis to determine factors that could increase passenger acceptance of the application.

The analysis revealed that the technology acceptance model extension factors which influent the model were self-efficacy, informativeness, result demonstrability, subjective norms and perceived risk. This study's findings also suggest that policies implement travel behaviour interventions, distribute information, instructing transportation operators to conduct targeted advertisement technology and comply with network security standards can increase technology acceptance. These results support previous research concerning the core concept of technology acceptance model but also found differences with several previous studies, namely that perceived risk does not influence perceived ease of use because the most significant concern of mobile telecommunication users is failure transactions. Moreover, the indicator difference between the two application models demonstrates that each technology implementation is unique and that there may be disparities in the indicators representing the model's construct variables.

Kata Kunci : Integrasi Tarif, Model Penerimaan Teknologi, QR Code, Pembayaran Seluler