Babinsa sebagai Tentara Garis Depan dalam Implementasi Kebijakan COVID-19
SYARIEF SYAH BANJAR, Prof. Dr. Agus Heruanto Hadna, M.Si; Prof. Dr. Muhadjir Darwin, M. P. A; Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si
2024 | Disertasi | S3 STUDI KEBIJAKAN
Presiden memutuskan bahwa COVID-19 di Indonesia
ditetapkan sebagai bencana nasional sebagaimana tertuang pada Keputusan
Presiden No 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam Peyebaran Corona
Virus Disease dengan kebijakannya yaitu PSBB-PPKM. Kebijakan yang muncul di era
pandemi ini dipandang sebagai krisis yang unik dan khas dalam berbagai hal
karena akan menemui respon yang heterogen oleh berbagai pihak sehingga antara
desain, tujuan, perumusan, dapat berbeda dengan implementasinya. Implementasi
kebijakan ini penting terutama bagai orang-orang yang bekerja di garis depan
pertempuran dengan virus COVID-19 yang disebut sebagai street-level
bureaucrats, salah satunya adalah Babinsa. Babinsa yang merupakan organisasi
Militer di bawah Koramil memiliki keterbatasan personil, risiko dari pandemi
covid-19 yang nyawa menjadi taruhannya pada saat itu, hingga kemungkinan adanya
diskresi dimana dalam implementasinya tidak selaras dengan apa yang dituliskan
dalam aturan. Hal-hal tersebut merupakan faktor-faktor yang membuat Babinsa
harus siap bekerja meskipun di bawah tekanan. Oleh sebab itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dinamika, diskresi, sikap teritorial hingga faktor
penentu yang mempengaruhi Babinsa sebagai Tentara Garis Depan.
Melalui metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis,
objek dari penelitian ini adalah Babinsa di wilayah Kodim 0510 Tigaraksa
sebagai wilayah dengan pengendalian COVID-19 terbaik se-Indonesia. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa Babinsa memiliki perbedaan peran yang cukup
signifikan antara sebelum dan saat terjadi pandemi. Tentunya faktor internal
dan eksternal menjadi determinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai Tentara
Garis Depan Diskresi babinsa sebagai Tentara Garis Depan saat pandemi COVID-19
tercermin dari sikap Babinsa dalam menghadapi kelompok sasaran dan sikap yang
inovatif sekaligus mampu menunjukkan sisi kemanusiaannya melalui sikap
teritorialnya dalam menghadapi pandemi COVID-19 di wilayah Kodim 0510
Tigaraksa. Lebih lanjut penelitian ini juga mampu merumuskan model kolaborasi yang
multi-aktor dalam implementasi kebijakan COVID-19. Namun, diperlukan penelitian
lebih lanjut di wilayah geografis yang berbeda sehingga dapat membandingkan
temuan penelitian.
The President decided that COVID-19 in Indonesia was
designated as a national disaster as stated in Presidential Decree No. 12 of
2020 concerning the Determination of Non-natural Disasters for the Spread of
Corona Virus Disease with its policy, namely PSBB-PPKM. Policies that emerge in
this pandemic are seen as a unique and distinctive crisis in various ways
because they will encounter heterogeneous responses by various parties so that
the design, objectives, formulation, may differ from their implementation.
Implementation of this policy is especially important for people working on the
front lines of the battle with the COVID-19 virus who are known as street-level
bureaucrats, one of whom is Babinsa. Babinsa, which is a military organization under
Koramil, has limited personnel, the risk of the Covid-19 pandemic where lives
are at stake at that time, and the possibility of discretion where the
implementation is not in line with what is written in the regulations. These
are factors that make Babinsa ready to work even under pressure. Therefore,
this research aims to determine the dynamics, discretion, territorial attitudes
and determining factors that influence Babinsa as Frontline Soldiers.
Using qualitative methods with a
phenomenological approach, the object of this research is Babinsa in the Kodim
0510 Tigaraksa area as the area with the best control of COVID-19 in Indonesia.
The results of the research show that Babinsa has quite significant differences
in role between before and during the pandemic. Of course, internal and
external factors are determinants in carrying out their duties as Frontline
Soldiers. Babinsa's discretion as Frontline Soldiers during the COVID-19
pandemic is reflected in Babinsa's attitude in dealing with the target group
and its innovative attitude while being able to show its human side through its
territorial attitude in facing the COVID-19 pandemic. 19 in the Kodim 0510
Tigaraksa area. Furthermore, this research is also able to formulate a
multi-actor collaboration model in implementing COVID-19 policies. However,
further research is needed in different geographical areas so that research
findings can be compared.
Kata Kunci : Babinsa, Street level bureaucrats, Tentara Garis Depan, COVID-19