Pemodelan Aliran Air Tanah di Embung Tambakboyo dan Sekitarnya, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Bonifacius Yoga Nugraha, Prof. Dr.Eng. Ir. Wahyu Wilopo, S.T., M.Eng., IPM ; Bapak Dr.rer.nat. Ir. Doni Prakasa Eka Putra, ST., M.T., IPM
2024 | Tesis | S2 Teknik Geologi
Pengelolaan sumber daya air menggunakan embung / reservoir adalah salah satu upaya konservasi air tanah yang
berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Sleman bersama dengan Kementerian PUPR BBWS
Serayu Opak telah membangun beberapa embung di Kabupaten Sleman, dan Embung
Tambakboyo merupakan embung terbesar dengan luas 7,88 Ha dengan volume tampungan
sebesar 400.000 m3. Embung Tambakboyo terletak di tiga Desa yaitu
Desa Wedomartani, Desa Condong Catur dan Desa Maguwoharjo. Fungsi utama Embung
Tambakboyo adalah sebagai media konservasi air tanah untuk Kabupaten Sleman.
Sejak dibangun dan beroperasi pada tahun 2009 Embung Tambakboyo sudah mengalami
beberapa rehabilitasi, namun belum ada studi mengenai evaluasi hubungan air
embung terhadap air tanah di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi hidrogeologi dan dilanjutkan dengan membangun model aliran air tanah
serta mengaplikasikan model untuk mengetahui kontribusi air embung terhadap
infiltrasi air tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian antara lain
pengamatan langsung tinggi muka air embung dan tinggi muka air tanah pada sumur
warga di sekitar Embung Tambakboyo, observasi kondisi batas area penelitian,
dan membangun model air tanah menggunakan Program ModFlow 3.1.0, serta
menghitung neraca anggaran air sebanyak 3 skenario untuk mengetahui jumlah air
yang terinfiltrasi dari embung ke air tanah dari musim kemarau hingga musim
hujan. Hasil dari penelitian ini adalah Embung Tambakboyo berdiri diatas
lapisan akuifer dengan nilai K=1,25x10-5 m/detik serta ditemui
sisipan lempung pada kedalaman 60-80 meter sebagai akuiklud bersifat tidak
menerus dengan nilai K=2,3x10-9 m/detik. Berdasarkan model aliran
air tanah terkalibrasi diketahui aliran air tanah mayoritas mengalir dari utara
ke selatan dengan beberapa sungai yang bersifat gaining stream. Hasil aplikasi model dengan menggunakan 3 skenario
didapatkan nilai kontribusi air embung ke air tanah pada musim kemarau adalah
36 m3/hari , pada musim transisi 2.006,6 m3/hari dan pada
musim penghujan sebesar 8.546,1 m3/hari.
Water resource management using reservoirs is one of the sustainable
groundwater conservation efforts. The Sleman Regency Government together with
the Ministry of PUPR BBWS Serayu Opak have built several reservoirs in Sleman
Regency, and the Tambakboyo Embung is the largest reservoir with an area of
??7.88 Ha with a storage volume of 400,000 m3. Tambakboyo Embung is located in
three villages, namely Wedomartani Village, Condong Catur Village and
Maguwoharjo Village. The main function of the Tambakboyo Embung is as a
groundwater conservation medium for Sleman Regency. Since it was built and
operated in 2009, the Tambakboyo Embung has undergone several rehabilitations,
but there have been no studies regarding the evaluation of the relationship
between the reservoir's water and the surrounding groundwater. This research
aims to determine hydrogeological conditions and continued by developing a
groundwater flow model and applying the model to determine the contribution of
reservoir water to groundwater infiltration. The methods used in the research
include direct observation of the reservoir’s water level and groundwater level
in residents' wells around the Tambakboyo Reservoir, observing boundary
conditions of the research area, and developing a groundwater model using the
ModFlow 3.1.0 program, as well as calculating the water budget balance as much
as possible. 3 scenarios were calculated to determine the amount of water
infiltrated from reservoirs into groundwater from the dry season to the rainy
season. The results of this research are that Tambakboyo Embung stands on an
aquifer layer with a K value = 1.25x10-5 m/sec and clay layer were
found at a depth of 60-80 meters as a discontinuous aquiclude with a K value =
2.3x10-9 m/sec. Based on the calibrated groundwater flow model, it
is known that the majority of groundwater flow flows from north to south with
several rivers being gaining streams. The results of the model application
using 3 scenarios showed that the contribution value of reservoir water to
groundwater in the dry season was 36 m3/day, in the transition
season 2,006.6 m3/day and in the rainy season it was 8,546.1 m3/day.
Kata Kunci : Embung Tambakboyo, Pemodelan Aliran Air Tanah, Anggaran Air