Pengaruh Anxiety Syndrom ketika Self Regulation Deficiency Tinggi pada Keputusan Childfree Akuntan Profesional di Indonesia
Novieanty Pagiling, Sumiyana, Dr., M.Si., Ak., CA.
2023 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi
Tujuan - Penelitian ini menyelidiki perilaku masyarakat Indonesia dalam memilih untuk tidak memiliki anak karena memiliki regulasi diri yang yang rendah dan tinggi, secara kognitif. Selain itu, penelitian ini melengkapi beberapa penelitian yang sudah ada mengenai sindrom kecemasan, seperti kehamilan.
Metode Penelitian - Penelitian ini mencapai tujuannya dalam pengaturan eksperimental dengan analisis faktorial 2x2. Selain itu, penelitian ini melakukan dua set tes. Penelitian ini menggunakan pengukuran sindrom kecemasan tinggi-rendah. Kemudian, setiap pengukuran dipasangkan dengan variabel perlakuan defisiensi regulasi diri tinggi-rendah. Terakhir, responden memilih untuk tidak memiliki anak atau orang tua. Oleh karena itu, penelitian ini membandingkan setiap sel dengan sel lainnya dalam setiap pemeriksaan, yang dilakukan dua kali.
Temuan - Penelitian ini menemukan bahwa orang dengan sindrom kecemasan, yang dipasangkan dengan defisiensi pengaturan diri yang tinggi mungkin memilih untuk tetap tidak memiliki anak. Kemudian, penelitian ini menyimpulkan bahwa defisiensi pengaturan diri merupakan faktor dominan yang memengaruhi pilihan untuk tidak memiliki anak, yang melengkapi sindrom tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa orang dengan defisiensi pengaturan diri yang tinggi kemungkinan besar mudah terganggu oleh konsep tanpa anak, dan sering kali hidup di jejaring sosial seluler.
Orisinalitas - Penelitian ini pertama-tama mengusulkan bahwa faktor dominan yang mengganggu kognisi orang dalam memilih untuk tetap bebas dari anak adalah kekurangan pengaturan diri daripada faktor lain, yang telah diangkat oleh beberapa penelitian sebelumnya. Kedua, dari bukti-bukti yang ada, orang-orang yang terganggu oleh konsep tanpa anak menggunakan jejaring sosial seluler secara terus menerus. Namun, gangguan kognitif ini berlaku ketika orang berada dalam kondisi psikologis dengan defisiensi pengaturan diri yang tinggi.
Purpose - This study investigates Indonesian
people’s behavior in choosing to be childfree due to having low and high
self-regulation deficiency, cognitively. Moreover, it complements some extant
research on anxiety syndrome, such as maternity.
Research Method - This study accomplishes its goals
in an experimental setting by a 2x2 factorial analysis. Moreover, it conducts two
sets of tests. It employs measurements of high-low anxiety syndrome. Then, each
measurement is paired with high-low self-regulation deficiency treatment
variables. Finally, the respondents opt to be childfree or parents. Hence, this
research compares each cell to the others in each examination, conducted two
times.
Findings - This study finds that people with
anxiety syndrome, paired with high self-regulation deficiency probably choose
to remain childfree. Then, this research inferred self-regulation deficiency is
the dominant factors affecting the choice to be childfree, complementing the
syndrome. Moreover, it finds that people with high self-regulation deficiency
are most likely to be easily distracted by childfree concepts, frequently
living on mobile social networks.
Originality - This study first proposes that the
dominant factors distracting people’s cognition in choosing to remain childfree
is self-regulation deficiency over other factors, which some extant research
has raised. Secondly, from evidential proof, people distracted by childfree
concepts use mobile social networks continuously. However, these cognitive
distractions are valid when people are in psychological states of high
self-regulation deficiency.
Kata Kunci : childfree; self-regulation; deficiency; maternity; anxiety;