Eksplorasi Persepsi Stres Akademik Terkait Sistem Penilaian Pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Gadjah Mada Kurikulum 2013 dan 2020
Flaviana Andriani Kusuma Putri, dr .Wika Hartanti, M.IH.; dr. Savitri Shitarukmi, MHPE
2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar Belakang : Stres telah menjadi bagian dari kehidupan akademik mahasiswa kedokteran. Tingginya tingkat stres berhubungan dengan penurunan prestasi akademik dan berpotensi berdampak negatif pada kesehatan mental. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat stres adalah kurikulum dan sistem penilaian belajar. Seiring berkembangnya keilmuan, kurikulum serta metode pembelajaran senantiasa mengalami perubahan. Saat ini, di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) berlangsung dua kurikulum yang berbeda. Hal ini, mendorong peneliti untuk melakukan eksplorasi persepsi stres akademik terkait sistem penilaian pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Gadjah Mada kurikulum 2013 dan 2020.
Tujuan : Untuk mengeksplorasi persepsi stres akademik terkait sistem penilaian pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Gadjah Mada kurikulum 2013 dan 2020.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpul melalui Focus Group Discussion (FGD) dan dianalisis secara tematik. Subjek pada penelitian ini adalah kelompok mahasiswa Program Studi Kedokteran FK-KMK UGM yang menjalani kurikulum 2013 dan kelompok mahasiswa Program Studi Kedokteran FK-KMK UGM yang menjalani kurikulum 2020. Terdapat dua kelompok FGD berdasarkan kurikulum yang dijalani dengan masing-masing kelompok berjumlah 10 orang dan FGD dilakukan sebanyak 1 kali. Rekrutmen responden dilakukan dengan open recruitment. Kriteria responden adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif Program Studi Kedokteran FK-KMK UGM, setidaknya sudah mengikuti kegiatan akademik selama 1 semester, serta bersedia menjadi subjek penelitian.
Hasil : Mahasiwa mengalami stres berupa rasa panik dan kesulitan tidur sebelum ujian, pusing saat mengerjakan ujian, dan perasaan sedih yang berlarut jika hasil ujian tidak sesuai harapan. Faktor yang memengaruhi stres antara lain stresor organisasional, ujian, sistem pembelajaran, lingkungan serta stresor internal. Dampak stres akademik yang dirasakan mahasiswa dapat berupa gangguan fisik dan juga penurunan dalam performa akademik. Upaya untuk mengurangi stres akademik adalah dengan memberikan self reward dan juga membuat perencanaan strategi pembelajaran. Pandangan mahasiswa terkait sistem penilaian yang berlaku yaitu mahasiswa merasa bahwa persentase suatu ujian ada yang terlampau besar dan terdapat komponen kegiatan akademik yang tidak termasuk dalam penilaian.
Kesimpulan : Pada kelompok kurikulum 2013 dan 2020, mahasiswa merasakan stres pada saat mempersiapkan ujian, mengerjakan ujian, dan pasca menerima hasil ujian. Reaksi stres yang muncul berupa perasaan panik sebelum ujian dan sedih setelah menerima hasil ujian yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Pada saat mengerjakan ujian, mahasiswa merasakan keluhan fisik seperti pusing dan berdebar-debar. Pada kelompok kurikulum 2020, adanya ujian berulang dandalam waktu yang berdekatan memberikan stres berlebih dan hasil ujian memengaruhi stres mahasiswa dalam mempersipkan ujian selanjutnya. Faktor stres dapat berasal dari faktor personal dan faktor lain yang berkaitan dengan pembelajaran di fakultas kedokteran. Stres yang dirasakan dapat berdampak pada keluhan fisik dan performa akademik sebagai mahasiswa.
Background : Stress has become a part of the academic life of medical students. The high level of stress is associated with a decline in academic performance and has the potential to negatively impact mental health. One of the factors influencing the stress level is the curriculum and the learning assessment system. As the field of knowledge evolves, the curriculum and teaching methods undergo constant changes. Currently, in the Medical Program of the Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing (FK-KMK) at Gadjah Mada University (UGM), two different curricula are in place. This situation has prompted researchers to explore the academic stress perceptions related to the assessment system among students in the Medical Program at Gadjah Mada University under the 2013 and 2020 curricula.
Objective : To explore the academic stress perceptions related to the assessment system among students in the Medical Program at Gadjah Mada University under the 2013 and 2020 curricula
Method : This research uses qualitative methods by collecting data through Focus Group Discussions (FGD) and then conducting thematic analysis. The subjects of this study are groups of students from the Medical Study Program FK-KMK UGM who are undergoing the 2013 curriculum and a group of students from the Medical Study Program FK-KMK UGM who areundergoing the 2020 curriculum. Two FGD groups were formed based on the curriculum, each consisting of 10 individuals, and the FGD was conducted once. Respondent recruitment was carried out through open recruitment by broadcasting to various class groups. Respondent criteria included being actively enrolled in the Medical Study Program FK-KMK UGM, having participated in academic activities for at least one semester, and willingly becoming a research subject.
Results : Students experience stress in the form of panic and difficulty sleeping before exams, feeling dizzy during exams, and prolonged sadness if exam results do not meet expectations. Factors influencing stress include organizational stressors, exams, the learning system, the environment, and internal stressors. The academic stress felt by students can result in physical disturbances and a decline in academic performance. Efforts to reduce academic stress involve self-reward and the creation of learning strategy plans. Students' perspectives on the prevailing assessment system include the perception that the percentage of an exam is sometimes too large, and there are academic activities not included in the assessment.
Conclusion : In both the 2013 and 2020 curriculum groups, students experience stress during exam preparation, while taking exams, and after receiving exam results. Stress reactions manifest as feelings of panic before exams and sadness upon receiving exam results that do not meet expectations. While taking exams, students experience physical complaints such as dizziness and palpitations. In the 2020 curriculum group, the presence of frequent and closely scheduled exams causes excessive stress, and exam results affect students' stress levels in preparing for subsequent exams. Stress factors can originate from personal factors and other aspects related to learning in the medical faculty. The perceived stress can have an impact on physical complaints and academic performance as students.
Kata Kunci : kurikulum, stres akademik, mahasiswa kedokteran, penelitian kualitatif