Rantai Pasok Pucuk Teh PT Pagilaran Unit Samigaluh
Bintang Iswara Habibillah, Fatkhiyah Rohmah, S.P., M.Sc.; Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, M.P.
2024 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)
Peranan teh dalam perekonomian Indonesia cukup strategis. Namun, perkembangan ekspor teh terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan dapat disebabkan lemahnya sistem pemasaran teh, rendahnya mutu, kebijakan fiskal, atau kurang tepatnya pengelolaan rantai pasok. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengembangkan teh Indonesia terutama perhatian terhadap rantai pasok. PT. Pagilaran sebagai perusahaan dalam industri teh khususnya PT. Pagilaran Unit Samigaluh mengelola kebun berdasarkan kerjasama operasional (KSO) dengan masyarakat serta mengolah hasil produksi petani plasma yang mengelola perkebunan rakyat. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui perbedaan alur rantai pasok pucuk teh antara petani KSO dan petani plasma; dan (2) untuk mengetahui perbedaan farmer's share antara petani KSO dan petani plasma. Metode pendekatan langsung digunakan untuk mengetahui aliran barang, uang, dan informasi sehingga dapat diketahui saluran rantai pasok yang tebentuk. Saluran yang terbentuk terdiri dari beberapa tingkatan pelaku usaha yang terlibat dan dirincikan penerimaan serta biaya produksi sehingga dapat diketahui pendapatan, keuntungan, dan farmer’s share petani pada tiap saluran. Hasil penelitian ini adalah: (1) Aliran rantai pasok teh PT. Pagilaran Unit Samigaluh terdiri dari tiga saluran yang merupakan kombinasi dari susunan pelaku usaha yang terlibat yaitu Saluran I melibatkan KSO-PT. Pagilaran, Saluran II melibatkan Petani Plasma-PT. Pagilaran, dan Saluran III melibatkan Petani Plasma-Pengepul-PT. Pagilaran; (2) Perhitungan farmer’s share tidak dapat dilakukan pada Saluran I karena hasil yang diterima oleh petani KSO berupa bagi hasil dan bukan hasil penjualan. Pada saluran II farmer’s share yang didapatkan sebesar 100?n pada saluran III sebesar 91%.
The role of tea in the Indonesian
economy is quite strategic. However, the development of tea exports has
continued to decline in recent years. The decline could be caused by a weak tea
marketing system, low quality, fiscal policy, or lack of proper supply chain
management. Therefore, research is needed to develop Indonesian tea, especially
attention to the supply chain. PT. Pagilaran as a company of tea industry,
especially Samigaluh Unit of PT. Pagilaran manages the plantation based on
operational cooperation (KSO) with the community and processes the production
of plasma farmers who manage people's plantations. The objectives of this
research are (1) to determine the differences in the supply chain flow of tea
shoots between KSO farmers and plasma farmers; and (2) to determine the
difference in farmer's share between KSO farmers and plasma farmers. The direct
approach method is used to determine the flow of goods, money and information
so that the supply chain channels that are formed can be identified. The
channels formed consist of several levels of business actors involved and the
revenue and production costs are detailed so that the income, profits and
farmer's share of farmers in each channel can be known. The results of this
research are: (1) PT tea supply chain flow. The Samigaluh Unit of PT Pagilaran
consists of three channels which are a combination of the composition of the
business actors involved, namely Channel I involving KSO-PT. Pagilaran, Channel
II involves Plasma Farmers-PT. Pagilaran, and Channel III involving Plasma
Farmers-Collectors-PT. Pagilaran; (2) Farmer's share calculations cannot be
carried out on Channel I because the results received by KSO farmers are in the
form of profit sharing and not sales results. In channel II the farmer's share
obtained was 100% and in channel III it was 91%.
Kata Kunci : rantai pasok, kerjasama operasional, plasma, farmer's share