Laporkan Masalah

Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Ikan dengan Metode MOL terhadap Pertumbuhan Bawang Merah pada Entisol Samas, Bantul

Rinanda Cyntia Putri, Nasih Widya Yuwono, S.P. ; Dr. Agr. Cahyo Wulandari, S.P., M.P.

2024 | Skripsi | ILMU TANAH

Mikro Organisme Lokal (MOL) merupakan salah satu metode dalam pembuatan pupuk 

organik cair dengan memanfaatkan mikroorganisme lokal yang berada di suatu 

biomassa. Limbah ikan memiliki kandungan unsur hara nitrogen yang lumayan tinggi. 

Limbah ikan yang dihasilkan di Indonesia sebesar 25 – 30% sehingga memiliki potensi 

yang besar untuk dijadikan pupuk organik cair (POC). Penelitian dilakukan dengan 

membuat POC limbah ikan dengan metode MOL dan diaplikasikan pada tanaman 

bawang merah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap 

dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi MOL limbah ikan 1% (M1), 2,5% 

(M2), dan konsentrasi 5% (M3). Faktor kedua adalah intensitas penyiraman setiap 5 

hari sekali (P1), 10 hari sekali (P2), dan 15 hari sekali (P3). Perlakuan ini diaplikasikan 

pada tanaman bawang merah di tanah entisol, Samas, Bantul. Perlakuan kombinasi 

tidak menunjukkan hasil interaksi yang signifikan tetapi memiliki kecenderungan lebih 

dipengaruhi oleh intensitas penyiraman. Perlakuan kombinasi memberikan hasil 

interaksi yang signifikan pada parameter berat basah dan kering akar + umbi tanaman 

bawang merah. Faktor konsentrasi MOL limbah ikan berpengaruh nyata terhadap berat 

basah dan kering akar + umbi tanaman bawang merah.

Kata kunci : MOL, POC, limbah ikan, tanaman bawang merah, tanah entisol

Local Micro Organism (LMO) is one method in making liquid organic fertilizer by 

utilizing local microorganisms in a biomass. Fish waste has a fairly high nitrogen 

nutrient content. Fish waste produced in Indonesia is 25-30% so that it has great 

potential to be used as liquid organic fertilizer (POC). The research was conducted by 

making fish waste POC with the LMO method and applied to onion plants. The 

experimental design used was a Complete Randomized Design with 2 factors. The first 

factor is the LMO concentration of fish waste 1% (M1), 2.5% (M2), and 5% 

concentration (M3). The second factor is the intensity of watering once every 5 days 

(P1), once every 10 days (P2), and once every 15 days (P3). This treatment is applied to 

shallot in entisol, Samas, Bantul soils. The combined treatment gives a significant 

interaction result on the wet and dry weight parameters of the roots + bulbs of shallot. 

The MOL concentration factor of fish waste has a significant effect on the wet and dry 

weight of the roots + bulbs of shallot. 

Keywords: MOL, POC, fish waste, shallot, entisol soil

Kata Kunci : MOL, POC, limbah ikan, tanaman bawang merah, tanah entisol

  1. S1-2024-439268-abstract.pdf  
  2. S1-2024-439268-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-439268-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-439268-title.pdf