Laporkan Masalah

Analisis Sistem Apraisal pada Wacana Bebas Anak di Indonesia

Mudhiah Umamah, Dr. Hayatul Cholsy, M.Hum.

2024 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi jenis-jenis apraisal yang digunakan dalam artikel-artikel bebas anak di internet untuk mengidentifikasi sikap dan posisi penulis dalam teks. Penelitian ini juga menginvestigasi faktor-faktor sosial budaya yang memengaruhi evaluasi dalam teks-teks wacana. Penelitian ini menerapkan teori sistem apraisal oleh Martin dan White (2005). Analisis sistem apraisal dilakukan untuk membantu mengidentifikasi bahasa sikap dan bagaimana pengarang/penulis melibatkan dirinya dalam teks-teks wacana melalui penggunaan bahasa secara empiris. Penggunaan bahasa evaluasi dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya masyarakat Indonesia. Investigasi pada penilaian dan target penilaian membantu mengidentifikasi faktor sosial budaya yang memengaruhi evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deksriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan berupa 34 teks wacana topik bebas anak yang dipilih dari situs-situs daring. 34 artikel tersebut dikumpulkan ke dalam korpus kecil dan terdiri dari 30.351 token. Data yang dikumpulkan berupa bentuk lingual yang menunjukkan penilaian dalam korpus. Data dikumpulkan dengan cara anotasi manual melalui piranti UAM Corpus Tool 3.3 berdasarkan skema sistem apraisal Martin and White (2005). Sistem apraisal meliputi sistem sikap, keterlibatan, dan kelulusan. Dari seluruh penilaian yang ditemukan, bentuk lingual yang bermakna negatif mendominasi penilaian yang ditemukan dalam korpus. Penelitian ini menunjukkan bahwa penulis artikel bebas anak di internet cenderung bersikap objektif dengan penggunaan sedikit penghakiman dan emosi personal, dan menekankan penghargaan. Dari aspek posisi, pengarang/penulis cenderung melibatkan kutipan- kutipan eksternal untuk menunjukkan solidaritas dan mengakui pendapat-pendapat eksternal. Faktor sosial budaya yang diidentifikasi memengaruhi penilaian dalam wacana bebas anak di antaranya adanya ekspektasi sosial, ekspektasi peran gender, perbedaan generasi dan tingkat pendidikan, komunitas dan lingkungan sosial, dukungan struktural, norma sosial masyarakat, dan agama. Dengan demikian, sebagai fenomena yang kontroversial, teks-teks wacana bebas anak yang beredar di internet dan ditulis oleh penulis yang berbeda-beda cenderung tidak bertujuan untuk menggiring opini dan memperoleh pendukung.

This study aims to investigate the types of appraisal used in childfree articles on the internet to identify the author's attitude and position in the text. It also investigates the socio-cultural factors that influence the language of evaluation found in the discourses. This research applies Martin and White's (2005) appraisal system theory. Appraisal system analysis is applied to help identifying attitudinal language and how authors engage themselves within the texts through the empirical language uses. The use of language evaluation is influenced by the socio-cultural background of Indonesian society. Investigating the appraising item and appraised item help to identify the socio-cultural factors that influence the evaluation. This study used a qualitative descriptive approach. The data sources used are 34 articles of childfree topics selected from online websites. The 34 articles are collected into a small corpus and consisted of 30,351 tokens. The data collected are lingual forms that indicate evaluation in the corpus. The data are collected by manual annotation method by using UAM Corpus Tool 3.3 and working on Martin and White's (2005) appraisal system schema. The appraisal system includes attitude, engagement, and graduation systems. Based on the data identified, lingual forms with negative meanings dominate the language evaluation found in the corpus. This study shows that authors of childfree articles on the internet tend to be objective with the small amount of judgement and personal emotions, and emphasize appreciation. In terms of position, authors tend to include external quotations to show solidarity and acknowledge external voice. Socio-cultural factors identified as influencing language evaluation within the childfree discourses include social expectations, gender role expectations, generational differences and education levels, community and social environment, structural support, social norms, and religion. Thus, as a controversial phenomenon, the childfree articles posted on the internet and written by different authors tend not to aim to lead opinions and gain supporters.

Kata Kunci : Teori Sistem Apraisal, Fenomena Bebas anak, Media Daring Indonesia, Sikap dan Posisi, Sosial Budaya Masyarakat Indonesia

  1. S2-2024-489400-abstract.pdf  
  2. S2-2024-489400-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-489400-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-489400-title.pdf