Resiliensi Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi Selama Pandemi Covid-19

Rachmat Willy Adam, Yulita Kusuma Sari, S.T., M.Sc.

2024 | Skripsi | PARIWISATA

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui resiliensi dari Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) di wilayah timur, Cangkringan selama Pandemi Covid-19 berlangsung, termasuk diantaranya saat status siaga level 3 aktivitas Gunung Merapi. Dalam penelitian ini akan dianalisis dampak baik internal maupun eksternal, respon, dan strategi yang dilakukan oleh AJWLM untuk bisa kembali beroperasi seperti sedia kala. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, hasil penelitian berupa penjelasan tentang identifikasi dari teori resiliensi menurut Podsakoff (2016: 165) tentang kemampuan untuk beradaptasi, integrasi, dan konfigurasi ulang melalui serangkaian kemampuan dinamis. Kemudian, data yang sudah didapatkan akan dianalisis dengan model integratif konseptual resiliensi oleh Hillmann & Guenther (2021: 32) yang mencakup dampak, respon, strategi, dan pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi yang dilakukan oleh AJWLM cenderung bergantung dari kebijakan pemerintah dan unsur anggota. Selama kawasan wisata Gunung Merapi ditutup sejak 21 Maret 2020 hingga dibuka kembali pada 24 Desember 2021, dampak yang terjadi adalah beralihnya profesi anggota AJWLM dan ada yang menjual kendaraannya untuk membayar angsuran pinjaman dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk sementara. Berdasarkan hasil penelitian juga, jeep wisata lava tour sempat beroperasi sejak 1 Juli 2020 dengan strategi menerapkan protokol kesehatan new normal, seperti syarat vaksin, pembatasan penumpang dan durasi kunjungan. Adaptasi tersebutlah yang menjadi alasan jeep wisata tetap bertahan di kala Pandemi Covid-19 berlangsung sampai resmi dibuka kembali untuk umum pada 24 Desember 2021. Saat ini, jeep wisata lava tour sudah kembali beroperasi dengan armada yang lebih banyak. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa strategi yang dilakukan oleh AJWLM berhasil mengembalikan keadaan anggotanya seperti semula.

This research was conducted with the aim of knowing the resilience of the Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) in the eastern region, Cangkringan during the Covid-19 Pandemic, including during the alert status level 3 of Mount Merapi activity. This research will analyze both internal and external impacts, responses, and strategies carried out by AJWLM to be able to return to normal operations. This research uses a qualitative descriptive method, the results of the research are in the form of an explanation of the identification of resilience theory according to Podsakoff (2016: 165) regarding the ability to adapt, integrate, and reconfigure through a series of dynamic capabilities. Then, the data obtained is analyzed with the conceptual integrative model of resilience by Hillmann & Guenther (2021: 32) which includes impact, response, strategy and learning. The results showed that the resilience carried out by AJWLM tends to depend on government policies and member elements. During the closure of the Mount Merapi tourist area from March 21, 2020 until it reopened on December 24, 2021, the impact that occurred was the change of profession of AJWLM members and some sold their vehicles to pay loan installments and to temporarily meet their daily needs. Based on the results of the research, the lava tour jeep has been operating since July 1, 2020 with a strategy to implement new normal health protocols, such as vaccine requirements, passenger restrictions and visit duration. This adaptation is the reason why jeep tours have survived the Covid-19 Pandemic until they were officially reopened to the public on December 24, 2021. Currently, lava tour jeeps are back in operation with a larger fleet. This shows that the strategy carried out by AJWLM has succeeded in returning the condition of its members to normal.

Kata Kunci : resiliensi, dampak, respons, strategi, asosiasi jeep