Laporkan Masalah

Pengaruh gaya pengempaan terhadap kerusakan geser balok laminasi kayu kamper

MARYANTO, Ir. Morisco, Ph.D

2004 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Balok kayu laminasi menjadi alternatif di mana pasokan kayu utuh semakin langka, dan teknologi perekatan menjadi keharusan untuk semakin luas diterapkan dalam praktek-praktek konstruksi kayu. Kekuatan rekatan merupakan suatu tolok ukur keberhasilan perekatan yang lebih umum diukur melalui uji blok geser. Kekuatan rekatan dan kekuatan geser balok merupakan dua aspek yang berbeda namun tak terpisahkan dan penting untuk menilai unjuk kerja geser balok laminasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh gaya pengempaan terhadap jenis kerusakan pada uji geser balok laminasi kayu Kamper (Dryobalanops spp.). Gaya kempa pembuatan balok dibuat enam tingkat tekanan spesifik, yaitu 0,6 Mpa, 3,0 Mpa, 6,0 Mpa, 9,0 Mpa, 10,2 Mpa, dan 11,11 Mpa. Tiap tekanan spesifik dibuat 4 balok dan jumlah keseluruhan balok uji adalah 24 buah. Metoda pengempaan dilakukan segmen per segmen pada arah longitudinal dan pada arah transversal serentak setinggi balok. Konfigurasi pengujian geser balok digunakan lentur empat titik dengan ukuran balok 50 mm (lebar), 18 mm (tinggi), 800 mm (bentang), dan panjang balok 980 mm. Perekat digunakan urea formaldehida (UA- 104 PAI), dan berat labur dua sisi 0,02685 gram/cm2. Pengujian sifat fisika dan mekanika kayu memperoleh nilai kerapatan 0,599 kg/cm3 dan diklasifikasikan sebagai kelas kuat III (PKKI-61) atau E10 (RSNI3-2000) dan C18 (EN338). Pengujian balok mendapatkan 20 balok rusak geser horisontal dan 4 balok rusak tarik lentur. Berdasarkan analisis tegangan-regangan diperoleh bahwa dari 20 balok rusak geser, 15 balok telah rusak lentur tekan dan 5 balok masih dalam kondisi lentur tekan elastis. Kuat geser balok rerata untuk tiap tingkat pengempaan berturut-turut 12,715 Mpa, 11,084 Mpa, 9,946 Mpa, 12,718 Mpa, 11,227 Mpa, dan 13,602 Mpa. Hubungan antara pengempaan dan kekuatan geser horisontal balok pada taraf penerimaan 95% tidak nyata.

Glued-laminated timber beam can be utilized as an alternative of structures. High glue-bond strength represents of adhesion success. Glue-bond strength and longitudinal shear strength of the beam represent two different aspects, but inseparable and important to determine the beam’s glued-laminated timber shear performance. This research focused on the bending behavior of glued-laminated timber beam of Kamper (Dryobalanops Spp.). Compressive force of beam consisted of six specific pressures, that were 0.6 Mpa, 3.0 Mpa, 6.0 Mpa, 9.0 Mpa, 10.2 Mpa, and 11.11 Mpa. Each level of specific pressure had 4 replication and total number of the experimental beams was 24. The dimensions of the four-point bending test shear beam were: 50 mm (wide), 18 mm (high), 800 mm (span), and were 980 mm length. Glue of urea formaldehyde (UA- 104 PAI), glue-spread two sides 0.02685 gram/cm2 were used. The results of the experiment showed that wood density obtained was 0,599 kg/cm3, therefore could be classified as strength class III (PKKI-61) or E10 (RSNI3- 2000) and C18 (EN338). The results of tested 20 beams out of 24 beams resulted in horizontal shear failure and the other 4 failed due to tensile bending. The 20 shear failure, 15 beams could be classified as maximum bending and failed due to compressive bending, and 5 failure in proportional limit. The average shear strength according to the specific pressure level obtained were: 13.602 Mpa, 11.084 Mpa, 9.946 Mpa, 12.718 Mpa, 11.227 Mpa, and 13.602 Mpa, respectively. The correlation between compressive force and longitudinal shear strength was very weak at 95 % level of confidence.

Kata Kunci : Balok laminasi, kekuatan geser longitudinal, rusak geser, gaya pengempaan, Kamper (Driyobalanops spp.), Glued-laminated, longitudinal shear strength, shear failure, compressive force, Kamper ( Dryobalanops Spp.)


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.