Pemilihan Lokasi Hunian di Zona Rentan Bencana Likuefaksi (Studi Kasus: Hunian Tetap Pombewe dan Perumahan Kelapa Gading, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah)
Halimatussaadiyah Anar, Prof. Dr. es.sc.tech. Ir. Ahmad Rifa’i, MT. IPM
2024 | Tesis | S2 TEKNIK PENGELOLAAN BENCANA ALAM
Kejadian Gempa Palu tahun 2018 menyebabkan likuefaksi dan
memberikan dampak parah terutama untuk area permukiman. Kurang lebih 3740 rumah
rusak permanen akibat flow liquefaction. Sebagai bentuk rehabilitasi
pasca bencana, pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat menyediakan area relokasi permukiman terdampak likuefaksi di Huntap
Pombewe yang berlokasi ±1 km dari lokasi terdampak Jono Oge. Sementara itu Masyarakat
terdampak di daerah Petobo memilih untuk relokasi ke daerah terdekat, salah
satunya perumahan Kelapa Gading. Menurut Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi
Indonesia, kedua area berada pada zona kerentanan likuefaksi tinggi. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis potensi, tingkat kerentanan, dampak serta
bentuk mitigasi likuefaksi yang tepat untuk area permukiman yang berada pada
zona rentan bencana likuefaksi.
Analisis komparatif dilakukan terhadap kedua lokasi
permukiman berdasarkan faktor pemicu likuefaksi yaitu kondisi geologi,
kegempaan, klasifikasi tanah berdasarkan analisis saringan, perilaku tanah dan
muka air tanah. Analisis perilaku tanah dilakukan menggunakan metode Robertson
(2010). Potensi dan kerentanan likuefaksi di kedua lokasi dihitung menggunakan Simplified
Procedures oleh Boulanger dan Idriss (2014) dan metode Liquefaction
Potential Index oleh Iwasaki (1982) dengan klasifikasi Sonmez 2003 dan
menggunakan metode pengembangan oleh Luna dan David 1998 untuk lapisan tanah
kurang dari 20 meter. Ketiga metode ini diaplikasikan pada 19 titik CPT di kedua
lokasi. Analisis pasca likuefaksi untuk kedua lokasi dilakukan dengan menghitung
potensi deformasi lateral menggunakan metode Youd (2002) dan deformasi vertikal
menggunakan metode Zhang (2002).
Hasil analisis komparatif menunjukkan bahwa berdasarkan
parameter pemicu likuefaksinya, lokasi huntap Pombewe lebih rentan terhadap risiko
likuefaksi dibandingkan dengan perumahan Kelapa Gading, namun lokasi tersebut
tidak akan mengalami likuefaksi karena memiliki MAT sangat dalam, sebaliknya,
lokasi perumahan Kelapa Gading mengalami likuefaksi tahun 2018. Hal ini
menunjukkan kedalaman MAT menjadi faktor pemicu penentu dalam mengukur potensi
likuefaksi di kedua lokasi permukiman. Hasil analisis potensi dan LPI pada
huntap Pombewe menunjukkan batasan maksimal MAT yang harus dijaga di lokasi agar
tidak terjadi likuefaksi. Sementara itu di perumahan Kelapa Gading hasil
analisis menunjukkan gambaran kejadian likuefaksi tahun 2018. Hasil analisis
pasca likuefaksi di perumahan kelapa Gading menunjukkan adanya potensi
deformasi lateral dan deformasi vertikal oleh sebab itu perlu direncanakan
metode mitigasi untuk mengurangi potensi likuefaksi yang ada. Metode mitigasi
yang direkomendasikan untuk perumahan Kelapa Gading adalah dengan kombinasi teknik
mitigasi remediasi untuk permukiman yang telah dibangun berupa teknik pemancangan
sheet piles untuk mengurangi deformasi lateral dan teknik drain piles
untuk mengurangi kelebihan tekanan air pori saat gempa berlangsung untuk
menghindari terjadinya sand boils.
The 2018 Palu earthquake caused liquefaction and severely
impacted residential areas. Approximately 3740 houses were permanently damaged
by flow liquefaction. As a form of post-disaster rehabilitation, the
government, through the Ministry of Public Works and Public Housing provides a
relocation area for settlements affected by liquefaction in Huntap Pombewe
which is located ± 1 km from the affected location of Jono Oge. Meanwhile,
affected communities in the Petobo area chose to relocate to nearby areas, one
of which is Kelapa Gading housing. According to the Atlas of Indonesian
Liquefaction Vulnerability Zones, both areas are in the high liquefaction
vulnerability zone. This research aims to analyze the potential, level of
vulnerability, impact, and appropriate form of liquefaction mitigation for
residential areas located in the liquefaction vulnerable zone.
Comparative analysis was conducted on the two settlement
sites based on factors that trigger liquefaction, namely geological conditions,
seismicity, soil classification based on sieve analysis, soil behavior and
groundwater level. Soil behavior analysis was conducted using the method of
Robertson (2010). Liquefaction potential and susceptibility in both locations
were calculated using Simplified Procedures by Boulanger and Idriss (2014) and
Liquefaction Potential Index method by Iwasaki (1982) with Sonmez 2003
classification and using the development method by Luna and David 1998 for soil
layers less than 20 meters. These three methods were applied to 19 CPT points
at both sites. Post liquefaction analysis for both sites was conducted by
calculating the lateral deformation potential using Youd's (2002) method and
vertical deformation using Zhang's (2002) method.
The results of the comparative analysis show that based
on the parameters of the liquefaction trigger, the Pombewe shelter site is more
vulnerable to liquefaction risk than the Kelapa Gading housing, but the site
will not experience liquefaction because it has a very deep MAT, on the
contrary, the Kelapa Gading housing site experienced liquefaction in 2018. This
shows that the depth of MAT is a determining factor in measuring the potential
for liquefaction in both settlements. The results of the potential and LPI
analysis at Pombewe shelter show the maximum MAT limit that must be maintained
at the site to prevent liquefaction. Meanwhile, in Kelapa Gading housing, the
results of the analysis show a description of the 2018 liquefaction event. The
results of post-liquefaction analysis in Kelapa Gading housing show the
potential for lateral deformation and vertical deformation, therefore it is
necessary to plan mitigation methods to reduce the potential for liquefaction.
The recommended mitigation method for Kelapa Gading housing is a combination of
remediation mitigation techniques for settlements that have been built in the
form of sheet piles piling techniques to reduce lateral deformation and drain
piles techniques to reduce excess pore water pressure during earthquakes to
avoid sand boils.
Kata Kunci : Cone penetration Test, Simplified Procedure, Liquefaction Potential Index, Analisis Perilaku tanah.