Efektivitas Kompos Supresif dalam Menekan Patogenisitas Sclerotium rolfsii pada Bawang Merah (Allium cepa L.)
Muhammad Fadhil Muzaki, Ir. Ngadiman, M.Si., Ph.D.; M. Saifur Rohman, S.P., M. Si., M. Eng, Ph.D.
2024 | Skripsi | MIKROBIOLOGI PERTANIAN
Kompos merupakan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah, serta dapat membangun tanah supresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi kompos supresif dalam menekan patogenisitas Sclerotium rolfsii dan dampaknya
terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian ini dilakukan pada percobaan
rumah kaca dengan media tanam berupa tanah Regosol yang diaplikasikan kompos steril
dan tidak steril. Perlakuan inokulasi patogen dilakukan dengan mencampurkan inokulum S.
rolfsii dengan media tanam. Umbi bawang merah varietas Bima Brebes ditanam pada media
tanam tersebut. Parameter penelitian keparahan penyakit, kandungan klorofil daun, dan berat
kering tanaman bawang merah diamati 7 hari setelah tanam (HST). Hasil penelitian
menunjukan bahwa aplikasi kompos tidak steril dan kompos steril pada media tanam yang
diinokulasi S. rolfsii dapat menurunkan keparahan penyakit busuk putih pertanaman bawang
merah berturut-turut 75?n 5%. Pemberian kompos ke media tanam dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman bawang merah yang diinfeksi S. rolfsii secara signifikan hingga
181,5%, tetapi kurang signifikan pada pertanaman yang tidak dinfeksi S. rolfsii.
Compost is an organic material that can improve the physical, chemical, and biological
properties of soil, as well as build suppressive soil. This research aims to determine the
potential of suppressive compost in reducing the pathogenicity of Sclerotium rolfsii and its
impact on the growth of shallot plants. The study was carried out in a greenhouse experiment
with planting media of Regosol which was applied with sterile and non-sterile composts.
Pathogen inoculation treatment was performed by mixing S. rolfsii inoculum with the
planting medium. Shallot bulbs var. Bima Brebes were planted in the planting medium.
Research parameters included disease severity, leaf chlorophyll content, and dry weight of
shallot plants were observed 7 days after planting (DAP). The results showed that the
application of non-sterilized and sterilized composts in the planting medium inoculated with
S. rolfsii could reduce the severity of white rot disease in shallot plants by 75% and 5%,
respectively. The addition of compost into the planting medium significantly increased the
growth of shallot infected with S. rolfsii up to 181,5%, but less significantly in plants that
are not infected with S. rolfsii.
Kata Kunci : Shallot, compost, Sclerotium rolfsii, suppressive soil