Laporkan Masalah

Rekonstruksi Makna Pendidikan: Eksplorasi Pengalaman Keluarga Praktisi Homeschooling di Yogyakarta

Sri Listiarini, Prof. Dr. Irwan Abdullah

2024 | Tesis | S2 Antropologi

Tesis ini berangkat dari fenomena meningkatnya jumlah keluarga praktisi homeschooling di sejumlah kota besar di Indonesia termasuk Yogyakarta. Selama ini Sebagian besar studi mengenai homeschooling di Indonesia cenderung menelaah homeschooling dari perspektif pedagogis, masih sangat sedikit yang menelaahnya sebagai fenomena sosial. Dalam tesis ini istilah homeschooling mengacu pada praktik pendidikan mandiri berbasis keluarga, yaitu orangtua yang mengambil tanggung jawab sepenuhnya atas pendidikan anak-anak mereka di rumah. Tujuan dari tesis untuk mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana proses konstruksi makna pendidikan bagi orangtua praktisi homeschooling sehingga mereka akhirnya memilih jalur homeschooling

Lokasi penelitian di wilayah Yogyakarta, daerah yang memiliki citra sebagai kota pendidikan di Indonesia. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif mulai bulan Mei hingga September 2023, melalui metode wawancara mendalam serta observasi dengan tiga keluarga praktisi homeschooling, dan komunitas homeschooling di Yogyakarta. Analisis data yang dilakukan dengan mengadopsi teori konstruksi sosial yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Homeschooling sebagai fenomena sosial dalam masyarakat merupakan realitas obyektif sekaligus realitas subyektif yang dibangun melalui tiga proses dialektis, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. 

Temuan dalam tesis ini: (1) para informan penelitian mengalami transformasi pengetahuan ketika mereka mendapatkan informasi mengenai konsep, praktik serta hasil pendidikan berbasis keluarga atau homeschooling, (2) metode yang dipilih orangtua berkaitan dengan filosofi dan nilai-nilai dasar keluarga, (3) aktivitas anak diputuskan melalui proses dialogis orangtua dengan anak, (4) isteri merupakan pelaksana utama dalam homeschooling namun mereka mendapatkan dukungan dari suami, untuk suami yang bekerja di luar kota peran mereka lebih terbatas dibandingkan dengan suami yang bekerja di Yogyakarta dan miliki waktu kerja yang fleksibel, (5) anak-anak homeschooling terlihat percaya diri, komunikatif dan terbuka dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, merasa senang dengan fleksibilitas waktu dalam menentukan kegiatan, namun untuk yang berusia remaja terkadang kesulitan untuk mencari teman sebaya yang nyambung dengan pola pikir mereka sehingga terkadang merasa bosan, (6) seluruh orangtua menyatakan terbuka untuk kemungkinan berpindah ke pendidikan formal, namun mereka terkesan tidak mudah untuk mendapatkan institusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 


This thesis is grounded in the increasing number of families engaging in homeschooling practices in several major cities in Indonesia, including Yogyakarta. While existing studies on homeschooling in Indonesia predominantly approach the subject from a pedagogical perspective, there is a paucity of research examining it as a social phenomenon. In this thesis, "homeschooling" refers to the family-based practice of independent education, wherein parents assume full responsibility for their children's education at home. The objective of this thesis is to understand the process by which parents who are practitioners of homeschooling construct meaning in education, leading them to opt for the homeschooling path.

The research was conducted in the Yogyakarta region, known for its image as an educational city in Indonesia. Primary data collected for this research is qualitative and spaned from May to September 2023, using in-depth interviews and observations involving three homeschooling families, practitioners, and the homeschooling community in Yogyakarta. Data analysis was performed by adopting the social construction theory introduced by Peter L. Berger and Thomas Luckmann. As a social phenomenon in society, homeschooling is both an objective reality and a subjective reality constructed through three dialectical processes: externalization, objectivation, and internalization.

The findings in this thesis are as follows: (1) research informants transform knowledge when exposed to information about the concept, practices, and outcomes of family-based or homeschooling education; (2) the methods chosen by parents are related to the philosophy and fundamental values of the family;

(3) children's activities are decided through dialogical processes between parents and children; (4) wives are the primary implementers in homeschooling, receiving support from husbands, with the role of husbands working outside Yogyakarta being more limited compared to those working within the city; (5) homeschooling children exhibit confidence, communication skills, and openness in expressing their thoughts and feelings, enjoying the flexibility of time in determining activities; for teenagers, there is sometimes difficulty in finding like-minded peers, leading to occasional feelings of boredom; (6) all parents express openness to the possibility of transitioning to formal education, but they encounter difficulties in finding institutions that meet their needs.


Kata Kunci : Kata kunci: homeschooling, Yogyakarta, konstruksi sosial, social construction, pendidikan, education

  1. S2-2024-500787-abstract.pdf  
  2. S2-2024-500787-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-500787-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-500787-title.pdf