Gerakan Sosial sebagai Upaya Penyelamatan Anjing Terlantar di Kabupaten Badung, Bali: Studi pada Bali Animal Welfare Association (BAWA)
Yarra Riva Phambudi, Dr. Silverius Djuni Prihatin, M. Si
2024 | Skripsi | ILMU SOSIATRI
INTISARI
Anjing merupakan salah satu hewan yang memiliki hubungan paling erat dengan masyarakat. Di Bali sendiri, anjing menjadi salah satu hewan yang tidak bisa terpisahkan dengan masyarakat sekitar karena hubungannya dengan kepercayaan agama Hindu dimana hubungan anjing dan pemiliknya bukan sekedar hewan dan manusia. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum bisa memelihara anjing secara baik dan benar. Selain itu, populasi anjing yang besar di Bali menimbulkan berbagai permasalahan sosial lingkungan seperti zoonosis, pencemaran lingkungan oleh kotoran anjing, peracunan terhadap anjing, dan keberadaan anjing terlantar di sekitar tempat wisata. Banyak dari anjing-anjing tersebut yang terlihat tidak sehat bahkan menyerang masyarakat. Bali Animal Welfare Association (BAWA), sebagai sebuah gerakan sosial yang berfokus pada kesejahteraan hewan, muncul sebagai respons dari berbagai permasalahan anjing yang ada. Bali Animal Welfare Association (BAWA) memiliki berbagai program sebagai upaya penyelamatan anjing terlantar.
Dalam penelitian ini menggunakan teori karakteristik gerakan sosial baru yang dikemukakan oleh Rajendra Singh. Empat karakteristik ini digunakan sebagai fondasi yang menjelaskan bahwa Bali Animal Welfare Association (BAWA) merupakan gerakan sosial. Penelitian ini juga menggunakan konsep The Five Freedoms yang merupakan prinsip dalam kesejahteraan hewan. Penelitian ini menekankan pada konsep gerakan sosial sebagai upaya penyelamatan anjing terlantar.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif sebab peneliti ingin melihat fakta yang terjadi mengenai upaya penyelamatan anjing terlantar. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumen, serta studi pustaka. Uji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan metode triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bali Animal Welfare Association (BAWA) sesuai dengan empat karakteristik gerakan sosial baru menurut Rajendra Singh. Bali Animal Welfare Association (BAWA) mematahkan paradigma Marxis dan tidak lagi mengangkat isu mengenai kelas tetapi isu mengenai kesejahteraan hewan yang berfokus pada anjing terlantar. Bali Animal Welfare Association (BAWA) merupakan gerakan sosial lingkungan yang hadir sebagai trans-manusia yang mendukung konservasi alam dimana manusia menjadi hal yang tidak terpisahkan. Beberapa kegiatannya yaitu hotline ambulans, program sterilisasi, program vaksinasi, program edukasi, program dharma, program advokasi, program dog day out, serta program rescue, rehab, dan rehome. Aktor-aktor dalam Bali Animal Welfare Association (BAWA) juga tidak berasal dari latar belakang yang sama. Mereka tidak lagi berjuang untuk kepentingan kelas mereka tetapi dalam hal ini kepentingan manusia dan lingkungan. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Bali Animal Welfare Association (BAWA) harus bekerjasama dengan pemerintah yaitu Dinas Pertanian dan Pangan Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Badung untuk bisa menyelesaikan permasalahan anjing terlantar. Semua stakeholder dari pemerintah, swasta, NGO, bahkan masyarakat harus bekerjasama untuk menyelesaikan masalah ini. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Bali Animal Welfare Association (BAWA) juga mengacu pada prinsip The Five Freedoms dan ingin menciptakan kesejahteraan anjing yang sesuai dengan prinsip ini.
Kata Kunci: Gerakan Sosial, Anjing Terlantar, Bali Animal Welfare Association, Kesejahteraan Hewan
ABSTRACT
In terms of animal connections, dogs are among the most closely associated with humans. In Bali, dogs are inseparable from the local community due to their connection with the Hindu beliefs, where relationship between dogs and their owners goes beyond merely animals and humans. Unfortunately, many individuals still struggle to properly care of their dogs. Furthermore, Bali’s large population of dogs has led to various kinds of environmental and social issues such as zoonoses, environmental pollution from the dog waste, poisoning of dogs, and the present of stray dogs around the tourist areas. Many of these dogs appear unhealthy and may pose a threat to the community. Bali Animal Welfare Association (BAWA), as a new social movement focusing on animal welfare, emerges as a response to these dogrelated issues. Bali Animal Welfare Association (BAWA) implements various programs as part of its efforts to rescue stray dogs.
This research used the theory of the characteristics of new social movements proposed by Rajendra Singh. These four characteristics serve as the foundation explaining that Bali Animal Welfare Association (BAWA) is a social movement. This research also incorporates the concept of The Five Freedom, a philosophy in animal welfare. Furthermore, this study emphasized the concept of a social movement as an attempt to rescue stray dogs.
Due to the researcher’s aim of gathering details concerning stray dog rescue activities, this research was carried out utilizing the qualitative descriptive method. The informant in this research utilizes purposive sampling techniques, where the data collection was obtained through several methods such as interviews, documents, and literature reviews. Data validity testing in this research employs the method of source triangulation.
The results of this research indicate that Bali Animal Welfare Association (BAWA) aligns with the four characteristics of the new social movement according to Rajendra Singh. In this context, Bali Animal Welfare Association (BAWA) breaks the Marxist paradigm, shifting its focus from class-related issues to the welfare of stray dogs. Bali Animal Welfare Association (BAWA) emerges as an environmental social movement acting as a trans-human force supporting nature conservation, where humans are inseparable from the environment. Their activities include ambulance hotlines, sterilization program, vaccination program, educational program, program dharma, advocacy program, dog day out program, as well as rescue, rehab, and rehome program. Actors within Bali Animal Welfare Association (BAWA) come from diverse backgrounds, no longer fighting for their own class interest but, in this case, for the interest of both humans and the environment. This research also found that Bali Animal Welfare Association (BAWA) needs to collaborate with the government, specifically the Department of Agriculture and Food in the Animal Health Sector of Badung Regency, to address the issues of stray dogs. Collaboration among all stakeholders, including government, private sectors, NGO, and the communities, is essential to solving this problem. The various activities executed by Bali Animal Welfare Association (BAWA) also adhere to the principles of The Five Freedoms, aiming to create the well-being of dogs in line with the principle of The Five Freedoms.
Keywords: Social Movement, Stray Dogs, Bali Animal Welfare Association, Animal Welfare
Kata Kunci : Gerakan Sosial, Anjing Terlantar, Bali Animal Welfare Association, Kesejahteraan Hewan