Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan satwa dengan kemampuan adaptif dan persebaran yang luas. Bukit Gunungsari merupakan salah satu habitat dari monyet ekor panjang yang berdampingan dengan permukiman. Alih guna lahan yang dilakukan oleh masyarakat dapat berpotensi mengurangi sumber pakan dan pelindung bagi monyet ekor panjang. Selain itu, tingginya interaksi yang terjadi berpotensi menimbulkan efek negatif pada keduanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepadatan dan komposisi populasi, wilayah jelajah serta tingkat agresivitas monyet ekor panjang di Bukit Gunungsari.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2023 di Bukit Gunungsari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Data yang dikumpulkan meliputi demografi populasi (jumlah, jenis kelamin, kelas umur), wilayah jelajah, dan perilaku agresif terhadap masyarakat. Metode concentration count digunakan untuk pengambilan data populasi. Pengambilan data wilayah jelajah dilakukan dengan memberikan titik (marking) dan mengikuti (tracking) pejantan alfa, kemudian diolah menggunakan MCP (minimum convex polygon). Pengamatan tingkat agresivitas menggunakan metode focal animal sampling, kemudian data akan diklasifikasikan menjadi 4 tingkatan agresivitas. Selanjutnya, data yang didapatkan akan dilakukan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan populasi monyet ekor panjang di Bukit Gunungsari sebesar 1,26 individu/ha. Selain itu, untuk komposisi populasinya terdiri dari 6 individu jantan dewasa, 4 individu betina dewasa, 16 individu muda, dan 4 individu anakan. Wilayah jelajah kelompok G yakni sebesar 10,45 ha, sedangkan kelompok K sebesar 21,21 ha. Tingkat agresivitas monyet ekor panjang di Bukit Gunungsari didominasi AG1 dengan nilai persentase 86% (kelompok G) dan 67% (kelompok K). Perilaku agresif tersebut dilakukan oleh individu jantan dewasa, betina dewasa, dan muda.
Long-tailed macaques (Macaca fascicularis) are adaptive animals with a wide distribution. Gunungsari Hill is a habitat of long-tailed macaques that coexist with settlements. Land use changes carried out by the community can potentially reduce food sources and protection for long-tailed macaques. In addition, the high interaction that occurs has the potential to cause negative effects. This study was conducted to determine the density and composition of the population, home range, and aggressiveness of long-tailed macaques in Gunungsari Hill.
The research was conducted in July-August 2023 at Gunungsari Hill, Magelang Regency, Central Java. Data collected included population demographics (numbers, sex, age class), home range and aggressive behavior towards the community. Concentration count methods were used to collect population data. Home range data collection was carried out by marking points and following alpha males, then processed using MCP (minimum convex polygon). Aggressiveness levels were observed using focal animal sampling, then the data will be classified into 4 levels of aggressiveness. Next, the obtained data will be subjected to descriptive analysis.
The results showed that the population density of long-tailed macaques is 1.26 individuals/ha. Apart from that, the population composition consists of 6 adult males, 4 adult females, 16 sub-adults, and 4 infants. Group G’s home range was 10.45 ha, while group K’s was 21.21 ha. The level of aggressiveness of long-tailed macaques is dominated by AG1 with a percentage value of 86% (group G) and 67% (group K). This aggressive behavior is carried out by adult males, adult females, and sub-adults individuals.
Kata Kunci : monyet ekor panjang, kepadatan populasi, komposisi, wilayah jelajah, tingkat agresivitas; long-tailed macaques, population density, composition, home range, aggressiveness levels
