Analisis Kelayakan Bisnis Keripik Tempe Krisna Berbahan Baku Kedelai Lokal di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
ILHAM IKBAAR GYMNASTIAR, Dr. Atris Suyantohadi, S.T.P., M.T, Ibnu Wahid Fakhrudin Aziz, S.T.P., M.T.
2024 | Skripsi | TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki hasil pertanian yang berlimpah. Salah satu hasil pertanian unggulan terutama di Kabupaten Bantul, D. I. Yogyakarta adalah kedelai. PT Java Agro Sejahtera bergerak di bidang distribusi dan pembenihan kedelai memiliki sumber daya raw material kedelai yang cukup tinggi. Ketersediaan sumber daya ini menjadi potensi untuk peningkatan nilai ekonomi, salah satunya dengan pengolahan menjadi keripik tempe. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan teknis dan teknologis, pemasaran, serta finansial dalam perancangan industri Keripik Tempe Krisna menggunakan bahan baku kedelai lokal di Kabupaten Bantul. Metodologi dalam penelitian ini mencakup survei dan observasi untuk pengambilan data. Data yang dibutuhkan meliputi data tentang pengamatan percontohan produksi keripik tempe, pencatatan kebutuhan peralatan dan teknologi produksi, pencatatan dan penghitungan kebutuhan dana, serta data kebutuhan pemasaran keripik tempe. Setelah data diperoleh, peneliti kemudian mengolah data dari tiga aspek yaitu pertama kelayakan teknis dan teknologis yaitu bahan baku, mesin dan peralatan serta proses produksi. Kedua, dari dari aspek finansial maka harus memenuhi beberapa indikator yaitu nilai BEP, NPV, IRR, dan PBP. Ketiga, ditinjau aspek pemasaran dimana disesuaikan dengan kaidah STP. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa ditinjau dari sisi teknis dan teknologis, finansial, dan pemasaran, Industri Keripik Tempe Krisna dinyatakan layak untuk dijalankan. Pada aspek teknis dan teknologis yaitu bahan baku, mesin peralatan, proses produksi dapat dipenuhi dan dilaksanakan dengan sistematis. Dari aspek finansial dikatakan layak yaitu Cashflow adalah positif, nilai NPV adalah Rp1,990,342,694, nilai IRR adalah 22%, nilai BEP rupiah adalah Rp1,561,158,248, nilai BEP unit untuk keripik tempe 90 gram adalah 23,466, keripik tempe 140 gram adalah 28,062, dan keripik tempe toples adalah 19,702, serta lama PBP adalah 4,6 tahun. Analisis sensitivitas dinyatakan tidak layak bila terjadi kenaikan biaya operasional sebesar 10%, namun sangat layak bila terjadi penurunan biaya operasional sebesar 10%. Sedangkan dari aspek pemasaran dapat diketahui segmentasi pada B2B dan toko online, target masyarakat menengah keatas, serta positioning produk adalah pada keunggulan rasa, kemasan, serta kelengkapan perizinan.
Indonesia is a country endowed with abundant agricultural yields. One of the key agricultural products, particularly in the Bantul Regency, D. I. Yogyakarta, is soybeans. PT Java Agro Sejahtera, specializing in soybean distribution and breeding, possesses a significant reservoir of soybean raw material resources. The availability of these resources signifies a potential avenue for economic enhancement, notably through processing into tempeh chips. This research is undertaken with the objective of analyzing the technical and technological feasibility, marketing considerations, and financial viability of the Krisna Tempe Chip industry, utilizing local soybean raw materials in the Bantul Regency. The methodology employed in this study encompasses surveys and observations for data acquisition. The requisite data includes observations of tempeh chip production, recording of equipment and production technology requirements, computation of funding needs, as well as data concerning tempeh chip marketing requirements. The researcher then processes the data from three perspectives. Firstly, technical and technological feasibility, the raw material procurement, production process, machinery and equipment. Secondly, from the financial aspect, certain indicators must be satisfied, including BEP, NPV, IRR, and PBP. Thirdly, a marketing perspective is considered, aligning with STP principles. Based on the research findings, it is discerned that from the technical and technological, financial, and marketing standpoints, the Krisna Tempe Chip industry is deemed feasible for implementation. In the technical and technological aspect, namely raw materials, machinery and equipment, and production processes, can be systematically fulfilled and executed. From the financial standpoint, it is considered feasible as the Cashflow is positive, the NPV value is IDR 1,990,342,694, the IRR value is 22 %, the BEP value in rupiah is IDR 1,561,158,248, the BEP unit for 90-gram tempe chips is 23,466, for 140-gram tempe chips is 28,062, and for tempe chips in jars is 19,702, with a PBP duration of 4,5 years. Sensitivity analysis is deemed impractical in the event of a 10% increase in operational costs. However, it proves highly feasible in the case of a 10?crease in operational costs. Meanwhile, from the marketing aspect, it is evident that segmentation is targeted towards B2B and online stores, catering to the upper-middle-class demographic. Additionally, the product positioning emphasizes taste, packaging, and regulatory compliance.
Kata Kunci : kedelai, keripik tempe, kelayakan bisnis