Impacts of the ESG on Financial Performances of Southeast Asian Companies Based on the Climate Change Risks and Environmental Management Practices
Angeline Valda Isvara, I Wayan Nuka Lantara, S.E., M.Si.,Ph.D.
2024 | Skripsi | MANAJEMEN
Sehubungan dengan Return on Assets (ROA), sebuah ukuran keberhasilan keuangan, artikel penelitian ini mengeksplorasi interaksi yang kompleks antara peringkat Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), Praktik Manajemen Lingkungan (EMP), dan pengungkapan Risiko Perubahan Iklim (CCR). Kerja Sama Teknis di antara Negara-negara Berkembang (TCDC) di Asia Tenggara - Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Thailand - menyediakan data panel untuk penelitian ini. Bisnis yang dipilih - minyak kelapa sawit, kertas dan kayu, dan karet alam - dievaluasi dan dimasukkan dalam evaluasi SPOTT ESG, yang berfokus pada bisnis yang bersumber dari atau beroperasi di lingkungan hutan tropis. Studi ini menggunakan jangka waktu 2020-2022 untuk analisis laba keuangan dan tahun 2019-2021 untuk data terkait LST. Analisis regresi berganda dengan Pooled Least Square (PLS) dan Random Effect Model (REM) digunakan.
Menurut penelitian ini, terdapat hubungan positif antara ROA dan skor ESG, yang berarti bahwa organisasi dengan peringkat ESG yang lebih tinggi biasanya memiliki kinerja keuangan yang lebih baik. Meskipun demikian, terdapat temuan signifikan yang menunjukkan bahwa pengungkapan CCR secara lengkap berhubungan negatif dengan ROA, yang menyiratkan adanya penurunan kinerja keuangan yang signifikan setelah pengungkapan penuh atas risiko-risiko tersebut. Pengungkapan CCR telah terbukti dapat mengurangi dampak ESG terhadap ROA. Sebagai hasilnya, organisasi yang mengungkapkan risiko perubahan iklim mungkin dapat meningkatkan kinerja keuangan mereka dengan meningkatkan peringkat ESG mereka.
In respect to Return on Assets (ROA), a measure of financial success, this research article explores the complex interactions among Environmental, Social, and Governance (ESG) ratings, Environmental Management Practices (EMP), and Climate Change Risk (CCR) disclosure. The Technical Cooperation among Developing nations (TCDC) nations of Southeast Asia—Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapore, and Thailand—provide panel data for the study. The chosen businesses—palm oil, pulp and timber, and natural rubber—are evaluated and included in the SPOTT ESG evaluation, which focuses on those that source from or operate in tropical forest environments. The study uses the 2020–2022 timeframe for financial return analysis and the years 2019–2021 for ESG-related data. Multiple regression analysis with Pooled Least Square (PLS) and Random Effect Model (REM) are employed.
According to the study, there is a positive relationship between ROA and ESG score, which means that organizations with higher ESG ratings typically do better financially. Nonetheless, a significant discovery suggests that complete disclosure of CCR is negatively related to ROA, implying a significant reduction in financial performance following full disclosure of such risks. CCR disclosure has been demonstrated to mitigate the impact of ESG on ROA. As a result, organizations that disclose their climate change risks may be able to improve their financial performance by increasing their ESG ratings.
Kata Kunci : ROA, ESG ratings, EMP, CCR disclosure, Southeast Asia, SPOTT ESG evaluation, Financial performance, Tropical forest environments.