Optimizing Train Trajectory for Energy-Efficient Train Control Using Radau Pseudospectral Method in LRT Jabodebek, Indonesia
Muhammad Iqbal, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng.; M. Rizka Fahmi Amrozi, S.T., M.Sc., Ph.D.
2023 | Tesis | S2 Mag. S. & T.Transportasi
Wilayah Jabodetabek, yang dikenal sebagai salah satu wilayah terpadat di negara ini, bergulat dengan kemacetan lalu lintas yang parah, polusi udara, dan emisi karbon. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengatasi tantangan lingkungan hidup ini. Dalam konteks ini, kemunculan jaringan Light Rail Transit (LRT) menawarkan solusi yang layak untuk memitigasi dampak lingkungan dari metode transportasi konvensional di wilayah Jabodetabek. Namun, untuk sepenuhnya memanfaatkan keunggulan ekologis LRT, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan strategi train control, terutama dengan menerapkan teknik trajectory optimization.
Fokus utama studi ini berkisar pada train trajectory optimization (TTO), yang merupakan aspek penting untuk mencapai efisiensi energi, pengurangan emisi, dan mitigasi dampak lingkungan dari pengoperasian LRT. Pendekatan yang layak untuk mengatasi tantangan optimasi adalah melalui pemanfaatan Radau Pseudospectral Method (RPM). Metode ini menggunakan node kuadratur Legendre-Gauss-Radau, memfasilitasi optimalisasi simultan variabel keadaan dan input kontrol. Dengan menggabungkan metode Radau Pseudospectral, para insinyur memiliki kemampuan untuk meningkatkan profil akselerasi, deselerasi, dan kecepatan kereta.
Hasil dari simulasi menunjukkan temuan yang beragam. Menaikkan batas kecepatan menghasilkan peningkatan efisiensi konsumsi energi sebesar 5%. Sementara itu, penggunaan Running Time Supplement (RTS) secara signifikan meningkatkan efisiensi energi, mencapai nilai antara 46?n 47%. Studi ini mengungkapkan korelasi langsung antara kuantitas titik kolokasi dan ketepatan hasil lintasan. Diamati bahwa nilai titik kolokasi yang lebih tinggi menghasilkan simulasi algoritmik yang lebih akurat. Pemanfaatan RTS dalam hasil simulasi berdampak besar pada efisiensi. Melalui distribusi RTS yang optimal, muncul pola yang jelas: jarak antar stasiun yang lebih jauh berarti alokasi RTS yang lebih besar. Namun, sangat penting untuk berhati-hati mengenai besarnya RTS yang ditambahkan ke LRT. Nilai RTS yang besar dapat melemahkan daya saing perkeretaapian karena dapat menyebabkan lambatnya layanan transportasi.
The Jabodetabek area, recognized as one of the most densely populated
regions in the nation, grapples with severe traffic congestion, air pollution,
and carbon emissions. Consequently, there is a pressing need to address these
environmental challenges. Within this context, the emergence of the Light Rail
Transit (LRT) network offers a viable solution to mitigate the environmental
repercussions of conventional transportation methods in the Jabodetabek area.
However, to fully harness the ecological advantages of LRT, a crucial step
involves optimizing train control strategies, primarily by implementing
trajectory optimization techniques.
The primary focus of this study revolves around train trajectory
optimization (TTO), a pivotal aspect for achieving energy efficiency, emissions
reduction, and mitigating the environmental impact of LRT operations. A viable
approach for addressing optimization challenges is through the utilization of
the Radau Pseudospectral Method (RPM). This method employs Legendre-Gauss-Radau
quadrature nodes, facilitating the simultaneous optimization of both state
variables and control inputs. By incorporating the Radau pseudospectral method,
engineers have the capability to enhance train acceleration, deceleration, and
speed profiles.
The outcomes of the simulation campaigns exhibit diverse findings.
Elevating the speed limit leads to a 5% improvement in energy consumption
efficiency. Meanwhile, incorporating a running time supplement (RTS) substantially
enhances energy efficiency, reaching values between 46% and 47%. The study
revealed a direct correlation between the quantity of collocation points and
the precision of trajectory outcomes. It was observed that higher collocation
point values yield more accurate algorithmic simulations. The utilization of
RTS in the simulation results notably impacts efficiency. Through optimal RTS
distribution, a discernible pattern emerges: longer distances between stations
correspond to larger RTS allocations. However, it is imperative to exercise
caution regarding the magnitude of RTS added to the LRT. Substantial RTS values
could undermine the railway's competitiveness, as they could lead to slower
transport services.
Kata Kunci : Train Trajectory Optimization, Radau Pseudospectral Method, Running Time Supplement