Laporkan Masalah

Pembangunan Kawasan Ancol pada Masa Sukarno dan Orde Baru, 1962-1977

Vitra Hamida Aliffianti, Dr. Farabi Fakih, M.Phil.

2024 | Skripsi | ILMU SEJARAH

Pemerintahan Sukarno sering kali dipandang sebagai rezim yang gagal melaksanakan pembangunan, terutama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan paling mendasar. Alih-alih memastikan ekonomi stabil dan harga bahan pokok dapat dijangkau seluruh rakyat, Sukarno justru membangun gedung-gedung pencakar langit dan sebuah tugu dengan emas di pucuknya. Ancol, kawasan rawa yang saat itu dikenal sebagai tempat jin buang anak, tak luput dari ekspansi proyek mercusuar. Di sana, ketika ancaman inflasi mulai menyeruak pada awal 1960-an, Sukarno ingin membangun theme park dengan Menara Bung Karno atau Menabungka, sebuah monumen setinggi dua kali Tugu Nasional.

Ketika pemerintahan Sukarno lambat laun berakhir setelah Peristiwa 1965, Orde Baru menghentikan proyek mercusuar Menara Bung Karno. Namun, rezim Soeharto tetap melanjutkan dan mengembangkan pembangunan kawasan wisata yang dicanangkan Sukarno. Melalui metode sejarah, skripsi ini akan mengkaji perubahan dan keberlanjutan pembangunan Ancol pada masa pemerintahan Sukarno dan Orde Baru. Skripsi ini menemukan perubahan orientasi pembangunan Ancol dari proyek mercusuar kedigdayaan Indonesia menjadi kompleks hiburan kelas menengah urban dengan casino, motel, bioskop drive in, arena bowling, sampai lapangan golf.

The Sukarno government is often perceived as a regime that failed to implement development, especially in meeting the most basic needs of the people. Instead of ensuring a stable economy and affordable essential commodities for the entire population, Sukarno focused on constructing skyscrapers and monuments. Ancol, a marshy area then known as a place where “supernatural beings discarded their offspring”, was not exempt from the expansion of the lighthouse project. There, when the threat of inflation began to emerge in the early 1960s, Sukarno aimed to construct a theme park with the Menara Bung Karno or Menabungka, a monument twice the height of the Tugu Nasional.

When Sukarno's government gradually came to an end after the 1965 Incident, the New Order regime halted the Menara Bung Karno lighthouse project. Nevertheless, the Soeharto regime continued and expanded the tourism development initiated by Sukarno. Through a historical approach, this thesis will examine the changes and sustainability of Ancol's development during the Sukarno and New Order administrations. The thesis finds a shift in the development orientation of Ancol from a lighthouse project symbolizing Indonesia's glory to an urban middle-class entertainment complex with features like casinos, motels, drive-in cinemas, bowling alleys, and even a golf course.

Kata Kunci : Ancol, mercusuar, theme park, Sukarno, Orde Baru

  1. S1-2024-446404-abstract.pdf  
  2. S1-2024-446404-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-446404-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-446404-title.pdf