Laporkan Masalah

PEMODELAN SPASIAL HABITAT MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) MENGGUNAKAN MAXENT DI PROVINSI BALI

Kadek Adhy Krisna Panditha, Dr. Barandi Sapta Widartono, S.Si., M.Si., M.Sc.

2024 | Skripsi | KARTOGRAFI DAN PENGINDRAAN JAUH

Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) merupakan  satwa yang berjenis primata yang banyak tersebar di wilayah Asia. Spesies primata ini dikategorikan dalam kelompok Endangered (Hansen et al., 2022). Spesies primata ini belum mendapatkan banyak perhatian dari Pemerintah Indonesia karena populasinya yang terus menurun karena berbagai macam ancaman seperti perburuan hingga pembangunan yang pesat sehingga habitatnya semakin berkurang. Citra penginderaan jauh dan sistem informasi geografi memiliki peranan yang cukup penting dalam melakukan pemodelan spasial prediksi persebaran dan kesesuaian habitat monyet ekor panjang di Provinsi Bali. Dalam proses pemodelan spasial prediksi persebaran serta kesesuaian habitat monyet ekor panjang diperlukan perangkat lunak Maximum Entropy Species Distribution Modeling. Pemodelan spasial dengan MaxEnt dilakukan dengan menggunakan data kehadiran monyet ekor panjang serta beberapa variabel lingkungan yang relevan dengan habitat dari monyet ekor panjang itu sendiri. Variabel lingkungan yang digunakan dalam proses pemodelan adalah tutupan lahan, ketinggian, jarak dari permukiman, jarak dari sungai, kerapatan vegetasi, curah hujan, kelerengan, dan temperatur. Pemodelan dengan menggunakan MaxEnt menghasilkan nilai AUC sebesar 0.829 dengan standar deviasi 0.103. Nilai hasil pemodelan ini tergolong baik dalam memprediksi persebaran habitat monyet ekor panjang.  Tingkat kesesuaian habitat monyet ekor panjang di Provinsi Bali terbagi menjadi habitat yang sesuai sebesar 47?ngan luas 255,034.64 Ha. Sementara, habitat yang tidak sesuai sebesar 53?ngan luas 280,673.29 Ha. 

The Long-Tailed Macaque (Macaca fascicularis) is the primate species widely distributed in the Asian region. This primate species is categorized as Endangered (Hansen et al., 2022). The species has not received much attention from the Indonesian government due to its declining population, threatened by various factors such as hunting and rapid development, leading to a reduction in its habitat. Remote sensing imagery and geographic information systems play a significant role in spatial modeling for predicting the distribution and suitability of long-tailed macaque habitats in the Bali Province. In the process of spatial modeling and prediction of the distribution and suitability of long-tailed macaque habitats, the use of Maximum Entropy Species Distribution Modeling software is essential. Spatial modeling with MaxEnt is carried out using data on the presence of long-tailed macaques and several relevant environmental variables related to their habitat. The environmental variables used in the modeling process include land cover, elevation, distance from settlements, distance from rivers, vegetation density, rainfall, slope, and temperature. Modeling using MaxEnt resulted in an AUC (Area Under the Curve) value of 0.829 with a standard deviation of 0.103. The modeling results indicate good accuracy in predicting the distribution of long-tailed macaque habitats. The suitability level of long-tailed macaque habitats in the Bali Province is divided into suitable habitats, covering 47% with an area of 255,034.64 hectares. Meanwhile, unsuitable habitats cover 53% with an area of 280,674.29 hectares.

Kata Kunci : Monyet Ekor Panjang, Persebaran Habitat, Kesesuaian Habitat, MaxEnt, Variabel Lingkungan.

  1. S1-2024-441726-abstract.pdf  
  2. S1-2024-441726-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-441726-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-441726-title.pdf