Pengaruh Intensitas Cahaya dan Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan Jahe Emprit (Zingiber officinale var. amarum) pada Sistem Agroforestri Formis-Jahe di Gunungkidul
DIANA CITRA AMALIA, Dr. Arom Figyantika, S.Hut., M.Sc.; Dr. Ir. Handojo H. Nurjanto, M.Agr.Sc., IPU.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Pengaruh
Intensitas Cahaya dan Pupuk Kandang terhadap Produksi Jahe Emprit (Zingiber
officinale var. amarum) pada Sistem Agroforestri Formis-Jahe di Gunungkidul
Oleh:
Diana Citra Amalia*
INTISARI
Terdapat
peluang bagi masyarakat di Gunungkidul dalam pemanfaatan ruang di bawah tegakan
Acacia auriculiformis (formis) untuk optimalisasi penggunaan lahan.
Informasi mengenai pertumbuhan Zingiber officinale var. amarum (jahe
emprit) di bawah tegakan formis umur tujuh tahun masih terbatas. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh intensitas cahaya relatif (ICR) dan dosis pupuk kandang, serta interaksi ICR
dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi jahe emprit umur lima bulan
di bawah tegakan formis umur tujuh tahun.
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Split Plot Randomized Complete Block Design dengan tiga blok
sebagai ulangan. Main plot yang digunakan adalah intensitas cahaya
relatif yaitu ICR tinggi (ICR 50%-75%) dan ICR rendah (28%-37%). Sub plot yang
digunakan adalah perlakuan dosis pupuk kandang yang terdiri dari 0 g, 250 g,
dan 500 g per tanaman jahe emprit. Parameter yang digunakan adalah tinggi,
diameter, pertambahan berat basah rimpang, berat kering rimpang, batang, dan
daun jahe emprit umur lima bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jahe
emprit pada plot dengan ICR tinggi menunjukkan hasil yang lebih baik secara
signifikan pada tinggi, pertambahan berat basah rimpang, berat kering: rimpang,
batang, dan daun daripada ICR rendah. Perlakuan pupuk kandang dan interaksi
perlakuan ICR dan dosis pupuk kandang tidak menunjukkan hasil pertumbuhan dan
produksi jahe emprit yang signifikan. Petani jahe emprit dapat memberikan
perlakuan peningkatan ICR untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi jahe
emprit umur lima bulan di bawah tegakan formis umur tujuh tahun.
The Effect of Light Intensity and Manure on The Growth of Ginger (Zingiber officinale var. amarum) in Formis-Ginger
Agroforestry System at Gunungkidul
By:
Diana Citra Amalia*
ABSTRACT
There is an
opportunity for smallholder farmers in Gunungkidul to utilize the space under Acacia
auriculiformis to optimize land use. There is limited information on the
growth of Zingiber officinale var. amarum (ginger) under seven-year-old Acacia
auriculiformis (formis). The study aimed to quantify the effect of relative
light intensity and manure doses, as well as the interaction of both relative
light intensity and manure doses, on ginger growth at five months under seven-year-old
formis.
The experiment was conducted in a
Split Plot Randomized Complete Block Design with three blocks as replications. The
main plot involved relative light intensity, specifically low relative light
intensity (28%-37%) and high relative light (50%-75%). The subplots included
manure dose treatments consisting of 0 g, 250 g, and 500g per plant. The measured parameters were ginger height, diameter, rhizome fresh
weight increment, rhizome biomass, stem biomass, and leaf biomass at five
months of age.
The result showed that pruning
significantly improves ginger height, rhizome fresh weight increment, rhizome
biomass, stem biomass, and leaf biomass. The manure dose and interaction of relative
light intensity and manure dose did not significantly affect in ginger growth. It
is suggested that the smallholder farmers
increase light intensity under seven-year-old formis through pruning to
improve ginger growth.
Kata Kunci : Kata kunci: Acacia auriculiformis, Zingiber officinale var. amarum, pruning, pupuk kandang, dan intensitas cahaya.