Challenging the Prejudiced Narrative: Americans’ Gender Dynamics in The Fight for Climate Justice (2017-2023)
MICHAEL FERDINAND ARYA LUKMANTO, Dr. Randy Wirasta Nandyatama, S.I.P., M.Sc.
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Dari tahun 2017 hingga 2023, terjadi pergeseran signifikan di Amerika Serikat terkait diskursus keadilan iklim yang erat kaitannya dengan dinamika gender. Periode ini menyaksikan munculnya tokoh-tokoh berpengaruh seperti Jane Fonda, yang pidato-pidatonya tentang aksi iklim mewakili perubahan ini. Dalam menganalisis pidato-pidato tersebut, terungkap penggunaan bahasa dan retorika yang kaya, yang menunjukkan bagaimana peran dan stereotip gender terjalin secara kompleks dalam narasi aktivisme iklim. Metode Analisis Wacana Kritis (CDA) digunakan untuk membedah narasi-narasi ini, dengan fokus khusus pada pidato-pidato Jane. Analisis ini menyediakan eksplorasi mendetail terhadap dimensi teks, wacana, dan sosial dari pidato-pidato tersebut. Pendekatan ini mengungkap interaksi kompleks bias dan asumsi, memberikan lensa untuk melihat perspektif nuansa dalam narasi keadilan iklim. Pidato-pidato Jane Fonda menjadi titik fokus, mewakili mikrokosmos dari diskursus keadilan iklim yang lebih luas di Amerika Serikat. Narasi-narasi ini ditemukan sebagai medan pertempuran persepsi gender, di mana stereotip tradisional baik ditantang maupun diperkuat. Bahasa yang digunakan dalam pidato-pidato ini tidak hanya tentang aksi iklim, tetapi juga tentang membentuk kembali narasi gender dalam konteks ini.
Periode ini juga menyaksikan kontribusi akademis yang relevan seperti dari Lau et al. (2021) dan Swim & Geiger (2018), yang menginformasikan pendekatan studi untuk memahami asumsi gender dalam wacana lingkungan. Wawasan mereka memberikan latar belakang di mana pidato-pidato tersebut dianalisis, khususnya dalam cara persepsi gender mempengaruhi wacana publik tentang masalah iklim. Dalam menganalisis pidato-pidato ini, muncul narasi ganda: satu yang menyoroti kemajuan dalam mengintegrasikan pertimbangan gender ke dalam diskursus iklim dan satu lagi yang menekankan persistensi bias gender. Analisis ini menunjukkan bagaimana tokoh publik seperti Jane menavigasi dan mempengaruhi narasi-narasi ini, menggunakan platform mereka untuk menarik perhatian pada persinggungan antara isu gender dan iklim. Kajian pidato-pidato ini, oleh karena itu, menjadi lebih dari sekadar analisis kata-kata; ini merupakan refleksi dari sikap masyarakat yang berkembang terhadap keadilan gender dan iklim. Ini mengungkapkan bagaimana wacana publik dapat secara bersamaan mencerminkan dan membentuk sikap masyarakat, menjadikannya alat yang kuat dalam perjuangan berkelanjutan untuk keadilan iklim dan kesetaraan gender.
From 2017 to 2023, a significant shift occurred in the United States regarding the discourse on climate justice, intertwined deeply with gender dynamics. This period saw the rise of influential figures like Jane Fonda, whose speeches on climate action embodied this change. In examining these speeches, a rich tapestry of language use and rhetoric comes to the fore, revealing how gender roles and stereotypes are intricately woven into the narrative of climate activism. The method of Critical Discourse Analysis (CDA) was employed to dissect these narratives, particularly focusing on Fonda's speeches. The analysis provided a detailed exploration of the textual, discursive, and social dimensions of these speeches. This approach unearthed a complex interplay of biases and assumptions, offering a lens through which the nuanced perspectives within the climate justice narrative were viewed. The speeches of Jane Fonda emerged as a focal point, serving as a microcosm of the larger discourse on climate justice in the United States. These narratives were found to be a battleground of gendered perceptions, where traditional stereotypes were both challenged and reinforced. The language used in these speeches was not just about climate action but also about reshaping the gender narrative within this context.
This period also saw relevant academic contributions like those of Lau et al. (2021) and Swim & Geiger (2018), which informed the study's approach to understanding gender assumptions in environmental discourse. Their insights provided a backdrop against which the speeches were analyzed, particularly in how gender perceptions influence public discourse on climate issues. In analyzing these speeches, a dual narrative emerged: one that highlights the progress in integrating gender considerations into climate discourse and another that underscores the persistence of gender biases. The analysis showed how public figures like Fonda navigate and influence these narratives, using their platform to bring attention to the intersection of gender and climate issues. The study of these speeches, therefore, becomes more than just an analysis of words; it's a reflection of the evolving societal attitudes towards gender and climate justice. It reveals how public discourse can simultaneously reflect and shape societal attitudes, making it a powerful tool in the ongoing struggle for climate justice and gender equality.
Kata Kunci : United States, Gender Dynamics, Critical Discourse Analysis, Prejudiced Narrative, Climate Issues, Americans