Pasukan Gagal Tobat: Perubahan Lingkungan dan Keterkaitannya Dengan Pernikahan Dini di Dusun Kalikidang, Desa Pandasari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Sebuah Film Pemberdayaan

Nur Wulan Dari, Dr. Sita Hidayah, S.Ant., M.A

2023 | Tesis | S2 Antropologi

Perubahan lingkungan khususnya iklim berpengaruh pada kehidupan masyarakat, seperti yang dialami di Dusun Kalikidang, Desa Pandansari, Kec. Brebes, Jawa Tengah.  Desa yang terletak di ketinggian 1500 - 2000 Mdpl ini mayoritas warganya bekerja pada sektor perkebunan juga pertanian komoditas sayuran terutama kentang. Sudah tiga tahun terakhir curah hujan tinggi dan masyarakat Kalikidang mengalami gagal panen beruntun. Perubahan iklim bersifat gender di mana adanya perbedaan pengaruh terhadap laki-laki ataupun perempuan. Saat terjadinya gagal panen, remaja perempuan di Dusun Kalikidang marak melakukan pernikahan dini. Isu pernikahan dini masih menjadi isu global, namun tidak banyak yang membahas keterhubungan antara pernikahan dini terhadap perubahan lingkungan.

“Pasukan Gagal Tobat” menjadi representasi persaudarian remaja perempuan Kalikidang dan subjek penelitian ini. Resiliensi yang dibangun oleh Pasukan Gagal Tobat ditengah ekspektasi masyarakat adalah cara remaja perempuan Kalikidang bertahan dalam kondisi lingkungan yang tidak menentu yang beriringan perkembangan fisik, psikis, maupun kognitif mereka. Penelitian ini menggunakan metode film dokumenter pemberdayaan dan pendekatan partisipatif untuk merekam keterhubungan isu pernikahan dini dan perubahan lingkungan.

Keputusan untuk menikah di usia yang muda, akibat perubahan lingkungan yang berdampak langsung pada keterbatasan ekonomi, merupakan keputusan yang realistis. Adapun remaja perempuan yang tetap bertahan di tengah ekspektasi masyarakat untuk segera menikah. Proses pembuatan film dokumenter ini mengajak penulis dan subjek untuk sama-sama mendorong perhatian terhadap keputusan menikah dini di kalangan kawan seusia mereka.

Environmental changes, particularly climate change, impact the lives of communities, as observed in Kalikidang Hamlet, Pandansari Village, Brebes District, Central Java. This village, situated at an altitude of 1500 - 2000 meters above sea level, has a majority of its residents employed in the plantation and vegetable farming sectors, especially in the cultivation of potatoes. Over the past three years, there has been consistent high rainfall, resulting in consecutive crop failures for the Kalikidang community. Climate change has a gendered nature, with varying effects on both men and women. During periods of crop failure, there is a noticeable increase in early marriages among adolescent girls in Kalikidang. While early marriage remains a global issue, there is limited discussion on the connection between early marriage and environmental changes.

"Pasukan Gagal Tobat" serves as a representation of the sisterhood of Kalikidang's adolescent girls and is the subject of this research. The resilience built by the “Pasukan Gagal Tobat” amidst societal expectations reflects how Kalikidang's adolescent girls endure uncertain environmental conditions while undergoing physical, psychological, and cognitive development. This research employs an empowerment documentary film method and a participatory approach to capture the interconnected issues of early marriage and environmental changes.

The decision to marry at a young age, driven by the direct impact of environmental changes on economic constraints, is seen as a realistic choice. Some adolescent girls persist despite societal expectations to marry early. The documentary filmmaking process invites both the writer and the subjects to jointly draw attention to the decisions of early marriage among their peers.

Kata Kunci : Perubahan lingkungan, iklim, remaja perempuan, pernikahan dini