Geografi Dialek Bahasa Jawa di Provinsi Jawa Timur Bagian Tengah
Eky Syahrudin, Drs. Ridha Mashudi Wibowo, M.Hum
2024 | Skripsi | S1 SASTRA INDONESIA
Penelitian ini merupakan kajian geografi dialek yang bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dialek bahasa Jawa di Nganjuk, Lamongan, Mojokerto, Pasuruan, dan Sidoarjo. Penelitian ini juga menentukan batas dialek dengan metode berkas isoglos dan perhitungan dialektometri. Daftar kosakata dasar Swadesh versi tahun 1952 yang terkenal, Leipzig-Jakarta List, serta beberapa kosakata kembangan digunakan sebagai instrumen penelitian ini sehingga total kosakata yang dipakai adalah 236 gloss. Pengambilan data di lima titik pengamatan tersebut dilakukan dengan mewawancarai narasumber di lapangan. Data yang didapat direkam dan dicatat. Kemudian, data tersebut dianalisis dengan membandingkan realisasi suatu gloss di satu titik pengamatan terhadap titik pengamatan yang lain. Variasi yang ditemukan dikelompokkan dalam variasi fonologis dan variasi leksikal. Dari data variasi tersebut kemudian dilakukan kuantifikasi melalui perhitungan dialektometri sehingga menghasilkan data berupa jarak kebahasaan. Data jarak kebahasaan tersebut kemudian dicitrakan pada polygon de thiessen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 54 jenis variasi fonologis berdasarkan posisinya pada leksem. Dari berbagai jenis variasi tersebut, terdapat korespondensi teratur pada bunyi [u] dan [U] yang terjadi pada posisi awal kata yang diapit oleh konsonan yang secara konsisten menjadi penanda dan pembeda dialek di Nganjuk. Tidak hanya itu, korespondensi sporadis bunyi [i] dan [I] juga menjadi pembeda dialek di Nganjuk yang secara konsisten memiliki variasi bunyi [i]. Kemudian, dengan metode berkas isoglos dan didukung oleh perhitungan dialektometri, ditemukan tiga kantung dialek, yaitu kantung dialek yang menyatukan Mojokerto, Pasuruan, serta Sidoarjo, kantung dialek di Lamongan, dan kantung dialek di Nganjuk
This research is a dialect geography study which aims to describe the differences in Javanese language dialect in Nganjuk, Lamongan, Mojokerto, Pasuruan, and Sidoarjo. This research also determines the dialect boundaries with the isoglosses method and dialectometry. The wordlist used in this research based from the famous 1952 Swadesh list, Leipzig-Jakarta List, and some additional words so the total wordlist is 236 words. Interviews with the sources in the field was the data collection methods used. The data obtained is recorded and written. Then, that data was analyzed by comparing its realization in one observation point to the realization in others. The variations found were grouped into phonological variation and lexical variation. From that variations data, quantification then applied through dialectometric calculation to produce a linguistic distance. The linguistic distance then visualize on the thiessen’s polygon.
The results of this study show that there are 54 types of phonological variations based on their position in the lexeme. Of these various types of variations, there is a regular correspondence in the sounds [u] and [U] which occur in the initial position of words flanked by consonants which consistently mark and distinguish dialects in Nganjuk. Not only that, the sporadic correspondence of the sounds [i] and [I] also differentiates the dialect in Nganjuk which consistently has variations of [i]. Then, using the isogloss beam method and supported by dialectometric calculations, three dialects were found, namely the dialect that unites Mojokerto, Pasuruan, and Sidoarjo, the dialect in Lamongan, and the dialect in Nganjuk.
Kata Kunci : dialektologi, variasi fonetis, variasi leksikon, tingkat kekerabatan