Laporkan Masalah

Bossisme di Indonesia: Studi tentang Local Bossism dalam Memobilisasi Dukungan Politik di Tingkat Local

Yohanes Ivan Rukma, Bayu Dardias Kurniadi, S.I.P., M.A., M.Pub.Pol, Ph.D

2023 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN

Penelitian ini mengulas hubungan antara politik dengan bisnis, pada kasus Matoha di Temanggung, Jawa Tengah. Matoha dalam penelitian ini memainkan peran sebagai local bos tengkulak tembakau yang mampu mempertahankan posisinya sebagai anggota DPRD Kabupaten Temanggung. Matoha mengandalkan dua lumbung suara dalam melakukan mobilisasi dukungan politik: jaringan perdagangan tembakau dan jaringan Nahdlatul Ulama (NU). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diperoleh dengan metode wawancara mendalam dan dalam menentukan narasumber menggunakan teknik purposive sampling serta snowball sampling. Sedangkan teori yang digunakan yakni teori “local bossism” sebagai teori utama dan teori “mobilisasi dukungan politik” untuk membantu menjelaskan teori utama.


Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa posisi Matoha sebagai sub-grader dalam tata niaga tembakau mengantarkannya bertransformasi menjadi local boss melalui dua jalur. Pertama, Matoha menggunakan jalur perdagangan tembakau sebagai cara untuk mobilisasi dukungan politik. Bagian ini memperlihatkan proses konversi jaringan perdagangan tembakau, yaitu petani mitra dan koordinator petani mitra menjadi jaringan politik electoral dan vote getter sekaligus. Kedua, mobilisasi dukungan politik menggunakan jalur keagamaan. Matoha berafiliasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan pernah menjadi pengurus salah satu badan otonom NU sehingga kedekatan dengan warga NU dimobilisasi menjadi dukungan politik. Bentuk mobilisasi tersebut kemudian dijelaskan dengan enam kerangka strategi bos lokal. Limitasi bos lokal muncul karena citra politik yang dibangun serta kekuatan partai politik.


Bagian akhir penelitian ini menunjukkan paradoks praktik local bossism dan membantah stigma negatif yang melekat pada local boss. Hal tersebut ditunjukkan dengan Matoha melakukan penguatan terhadap organisasi NU sehingga anggota organisasi tersebut kompak mendukung Matoha. Kondisi ini tidak mencerminkan kemunculan local boss berdasarkan weak society dan strong state, melainkan muncul berdasarkan strong society dan strong state. Di samping itu, bos lokal tidak selamanya terkurung dalam stigma negatif. Matoha mampu keluar dari stigma negatif dan membangun citra positif di depan konstituennya. 

This research examines the relationship between politics and business in the case of Matoha in Temanggung, Central Java. In this study, Matoha plays the role of a local tobacco middleman boss who is able to maintain his position as a member of the Temanggung Regional House of Representatives (DPRD). Matoha relies on two vote banks in mobilizing political support: the tobacco trade network and the Nahdlatul Ulama (NU) network. This research uses qualitative research with a phenomenology approach. Data are obtained using in-depth interviews, while purposive sampling and snowball sampling techniques are used in determining the sources. The theory used is the theory of "local bossism" as the main theory and the theory of "mobilization of political support" to help explain the main theory.


The findings of this study show that Matoha's position as a sub-grader in the tobacco trade system leads him to transform into a local boss through two channels. First, Matoha used the tobacco trade route to mobilize political support. This section shows the process of converting the tobacco trade network, namely contracted farmers and contracted farmers' coordinators, into a political electoral network and vote-getter at the same time. Second, mobilizing political support using religious channels. Matoha is affiliated with the Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) and was once a board member of one of NU's autonomous bodies. So, the proximity to NU residents is mobilized into political support. The form of mobilization is then explained with the six local boss strategy frameworks. The limitations of local bosses arise due to the political image built and the power of political parties.


The final section of this study shows the paradox of “local bossism” and refutes the negative stigma attached to local bosses. This is shown by Matoha strengthening the NU organization so that members of the organization collectively support Matoha. This condition does not reflect the emergence of local bosses based on weak society and strong state but rather emerges based on strong society and strong state. In addition, local bosses are not always confined to a negative stigma. Matoha is able to break out of the negative stigma and build a positive image in front of his constituents.

Kata Kunci : bos lokal, mobilisasi dukungan politik, petani mitra, Nahdlatul Ulama

  1. S1-2023-440189-abstract.pdf  
  2. S1-2023-440189-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-440189-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-440189-title.pdf