<!--[if gte mso 9]><xml>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
Normal
0
false
false
false
EN-ID
JA
X-NONE
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-ID;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->Penelitian ini menjabarkan model pengelolaan pelabuhan perikanan yang didalamnya
terdapat kegiatan dan fungsi ganda mengevaluasi kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pengguna di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, yang merupakan pusat
logistik ikan utama. Pelabuhan, yang ditandai dengan kombinasi pengawasan pemerintah dan
kegiatan operasional swasta yang disebut tangkahan, dievaluasi karena fungsi
gandanya dalam administrasi dan perdagangan. Model operasional yang
saat ini berjalan di PPS Belawan, tangkahan merupakan mitra kerja dari PPS
Belawan, dalam kegiatan operasional tangkahan hanya menjalankan fungsi
pengusahaan berupa: kegiatan tambat labuh, bongkar muat ikan, pemasaran dan
distribusi ikan serta perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan. Fungsi pemerintahan hanya
dilakukan oleh PPS Belawan, tangkahan tidak dapat melakukan penerbitan izin
administrasi secara mandiri tanpa melalui proses administrasi pelabuhan. Penelitian ini
menggunakan kombinasi metode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk
menganalisis data yang dikumpulkan pada bulan Agustus hingga September 2023.
Penelitian ini melibatkan total 66 partisipan. Analisisnya menggunakan
metodologi deskriptif kualitatif dipadukan dengan metode SERVQUAL yang
disempurnakan dengan menggunakan teknik Indeks Kepuasan Pelanggan (CSI). Temuan
menunjukkan bahwa tiga fasilitas pelabuhan berada di bawah standar, dan dua di
antaranya tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan. Penilaian komprehensif terhadap infrastruktur fundamental,
operasional, dan pendukung menghasilkan skor 45,73% (dari 100%) dengan
klasifikasi “Cukup”. Fungsi pemerintahan memperoleh nilai “Baik” dengan angka
77?n fungsi pengusahaan memperoleh nilai “Baik” dengan angka 76,2%. Kualitas
layanan yang dinilai berdasarkan lima dimensi – bukti nyata, keandalan, daya
tanggap, jaminan, dan empati – memperoleh peringkat kepuasan sebesar 75,5%, yang
menunjukkan respons positif dari pengguna. Dimensi keandalan menunjukkan
kinerja yang lebih unggul dibandingkan dimensi lainnya. Meskipun secara
keseluruhan terdapat tingkat kepuasan yang moderat, terdapat area yang perlu
ditingkatkan, khususnya dalam empati dan jaminan, untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan ke tingkat yang lebih tinggi serta perlunya pehatian pengelola
pelabuhan terhadap fasilitas-fasilitas yang mendukung kelancaran kegiatan
operasional.
<!--[if gte mso 9]><xml>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
Normal
0
false
false
false
EN-ID
JA
X-NONE
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
