Estimasi Deformasi Vertikal Akibat Gempa Mamuju-Majene 15 Januari 2021 (Mw 6,2) dengan Teknologi Interferometric SAR Menggunakan Citra ALOS-2 PALSAR-2
Selvyana Ayu Pratiwi, Cecep Pratama, S.Si., M.Si., D.Sc.
2024 | Skripsi | TEKNIK GEODESI
Pada tanggal 15 Januari 2021 pukul 01:28:21 WIB,
wilayah Mamuju dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik dengan magnitudo Mw
6,2 (moment magnitude) yang berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan
kerusakan bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami besaran
deformasi vertikal yang terjadi pada fase koseismik sebagai akibat dari gempa
bumi Mamuju-Majene yang terjadi pada tanggal 15 Januari 2021. Dengan
menganalisis data deformasi vertikal ini mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang dampak gempa tersebut terhadap kerentanan wilayah tersebut terhadap
gempa bumi di masa depan.
Penelitian ini menerapkan teknologi InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar) untuk melakukan estimasi deformasi vertikal dengan studi kasus gempa bumi Mamuju-Majene tahun 2021. Penggunaan teknologi ini memanfaatkan citra ALOS-2 PALSAR-2 mode ScanSAR. Metode yang digunakan adalah Two-Pass DInSAR, yang mengintegrasikan dua pasangan citra dengan arah orbit perekaman yang berbeda (ascending dan descending). DEM SRTM1 digunakan untuk menghilangkan pengaruh topografi pada fase interferogram.
Hasil penelitian menunjukkan deformasi vertikal dalam true vertical yang diperoleh dari dekomposisi Line of Sight (LOS) displacement. Pada citra arah ascending, pergeseran vertikal berkisar antara -10 cm hingga 27,6 cm, sementara pada citra arah descending, pergeseran vertikal berkisar antara -25,2 cm hingga 41,8 cm. Setelah dilakukan dekomposisi dengan mengkombinasikan kedua arah orbit, pergeseran vertikal memiliki rentang antara -30,5 cm hingga 17 cm. Hasil penelitian ini dilakukan uji statistic dengan data GNSS (Global Navigation Satellite System) pada dua titik pengamatan di stasiun CMJU dan CMJN. Uji statistik menunjukkan bahwa besar deformasi vertikal metode DInSAR tidak berbeda secara signifikan dengan data GNSS yang dibuktikan dengan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95%.
On
January 15, 2021, at 01:28:21 WIB (Western Indonesia Time), the Mamuju region
and its surroundings were struck by a tectonic earthquake with a magnitude of
Mw 6.2 (moment magnitude). This event resulted in loss of life and damage to
buildings. The aim of this research is to comprehend the magnitude of vertical
deformation that occurred during the coseismic phase as a consequence of the
Mamuju-Majene earthquake that took place on January 15, 2021. By analyzing this
vertical deformation data to gain a better understanding of the earthquake's
impact on the region's vulnerability to future earthquakes.
This
research applies InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar) technology to
estimate vertical deformation, with a case study of the 2021 Mamuju-Majene
earthquake. This technology utilizes ALOS-2 PALSAR-2 ScanSAR mode imagery. The
method employed is Two-Pass DInSAR, which integrates two pairs of images with
different orbital acquisition directions (ascending and descending). SRTM1 DEM
is used to mitigate the topographic influence on the interferogram phase.
The
research results indicate vertical deformation in the true vertical direction
obtained through the decomposition of Line of Sight (LOS) displacement. In the
ascending image, vertical displacement ranges from -10 cm to 27.6 cm, while in
the descending image, it ranges from -25.2 cm to 41.8 cm. After decomposition
by combining both orbital directions, vertical displacement has a range of
-30.5 cm to 17 cm. This research conducted a statistical test using GNSS
(Global Navigation Satellite System) data at two observation points at CMJU and
CMJN stations. Statistical tests indicate that the magnitude of vertical
deformation using the DInSAR method is not significantly different from GNSS
data, as confirmed by a t-test with a 95% confidence level.
Kata Kunci : gempa bumi, Interferometric SAR, ALOS-2 PALSAR-2, deformasi vertikal