Gambaran Biaya Non-Medis Langsung dan Biaya Tidak Langsung pada Pasien Kanker Faring di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
DEA PURNAMA PUTRI, Dr. Dwi Endarti, S.F., M.Sc., Apt.
2024 | Skripsi | FARMASI
Kanker faring merupakan penyakit yang jarang terjadi pada kasus kanker kepala dan leher di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya infeksi human papillomavirus (HPV). Analisis cost of illness kanker faring sangat diperlukan dalam merencanakan perawatan dan pengobatan kanker faring.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dengan wawancara kepada pasien kanker faring yang sedang melakukan perawatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta melalui accidental sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk memberikan informasi gambaran biaya yang kemudian dianalisis dengan uji beda untuk melihat faktor yang mempengaruhi biaya non-medis langsung dan biaya tidak langsung pasien kanker faring.
Pada penelitian ini diperoleh hasil rata-rata biaya non-medis langsung per episode perawatan pasien selama tiga bulan terakhir perawatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yakni sebesar Rp192.221 ± Rp340.246 per episode, biaya tidak langsung Rp97.995 ± Rp111.438 per episode, serta total biaya non-medis langsung dan tidak langsung adalah Rp290.190 ± Rp289.475. Faktor jarak rumah ke rumah sakit dan stadium kanker berpengaruh signifikan terhadap biaya non-medis langsung. Sedangkan, faktor jenis kelamin, usia, status bekerja, dan stadium kanker berpengaruh signifikan terhadap biaya tidak langsung.
Pharyngeal cancer is a rare disease in cases of head and neck cancer in Indonesia, caused by various factors, one of the factors is human papillomavirus (HPV) infection. Cost of illness analysis for pharyngeal cancer is crucial in planning the treatment and care for this condition.
This study is a non-experimental quantitative descriptive research conducted using a cross-sectional approach. Data were collected through interviews with pharyngeal cancer patients undergoing treatment at Dr. Sardjito General Hospital in Yogyakarta using accidental sampling technique. The obtained data were analyzed descriptively to provide information on cost estimates, and then analyzed with difference tests to identify factors influencing direct non-medical costs and indirect costs of pharyngeal cancer patients.
The research found the average direct non-medical costs per treatment episode for patients over the last three months of treatment at Dr. Sardjito General Hospital in Yogyakarta were Rp192,221 ± Rp340,246 per episode. The actual indirect cost was Rp97,995 ± Rp111,438 per episode and the total direct and indirect costs were Rp290,190 ± Rp289,475. The distance from home to the hospital and the cancer stage significantly influenced direct non-medical costs. Meanwhile, gender, age, employment status, and cancer stage significantly influenced the indirect costs of pharyngeal cancer patients at Dr. Sardjito General Hospital in Yogyakarta
Kata Kunci : Biaya non-medis langsung, biaya tidak langsung, kanker faring, perspektif pasien, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta