Kemunduran Perkebunan Teh Goalpara di Sukabumi 1942-1945
Zainal Ibnu Nurdin, Dr. Abdul Wahid, M.Phil
2024 | Tesis | S2 Sejarah
Penelitian ini membahas mengenai kemunduran perusahaan teh Goalpara di Sukabumi. Studi ini mengkaji peristiwa-peristiwa kemunduran yang terjadi di perkebunan Goalpara dari masa penjajahan Jepang sampai akhirnya dinasionalisasi pada tahun 1958. Untuk mengungkapnya, penulis menggunakan pendekatan sejarah sosial ekonomi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Perusahaan Perkebunan Teh Goalpara mengalami awal kemunduran pada tahun 1942. Perkebunan ini berhenti beroperasi pada masa penjajahan Jepang. Para petani perkebunan diharuskan untuk menanam padi di daerah Limbangan yang letaknya tidak jauh dari Goalpara. Kemudian berlanjut pada masa perang kemerdekaan 1945-1949, setelah Indonesia merdeka terjadi peristiwa penyerangan dari para pejuang Sukabumi untuk mengusir seutuhnya pihak asing dari Sukabumi. Wilayah perkebunan Goalpara menjadi sorotan bagi para pejuang Sukabumi untuk melancarkan serangan dan mengambil alih wilayah tersebut dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan tidak jauh dari pusat kota Sukabumi. Sementara itu, pihak perkebunan dan militer Belanda berusaha mempertahankan perkebunan teh Goalpara dengan melancarkan serangan balasan terhadap para pejuang Sukabumi. Memasuki periode 1950-an perusahaan mampu melakukan penanaman dan memanen teh, namun pada periode ini gangguan muncul dari para gorombolan yang selalu menghadang truk-truk perusahaan untuk mencuri hasil panen tersebut. Mereka kerap kali melakukan penyerangan dan pencurian pada malam hari terahadap rumah-rumah penduduk sehingga kondisi di wilayah perkebunan belum sepeunuhnya aman. Pada akhirnya di tahun 1958 perkebunan Goalpara masuk dalam nasionalisasi Pemerintah Republik Indonesia.
This research
discusses about the decline of the Goalpara tea company in Sukabumi. This study
examines the events of decline that occurred in the Goalpara plantation from
Japanaese colonial to nationalized this company in 1958. To uncover this, the
author uses a socio-economic historical approach.
The results showed
that the Goalpara Tea Planation Company experienced the beginning of its
decline in 1942. This plantation stopped operating during the Japanese
colonization. The plantation farmers were required to plant a rice in Limbangan
area which is not far from Goalpara. Then continued during the independence war
1945-1949, after Indonesia’s obtained independence there was an attack by
Sukabumi fighters to completely expel foreigners from Sukabumi. The Goalpara
plantation area became the spotlight for Sukabumi fighters to launch an attack
and take over the area because it had high economic value and it was not far
from the city center of Sukabumi. Meanwhile, the plantation and the Dutch
military tried to defend Goalpara tea plantation by launching counterattacks
against the Sukabumi fighters. In the 1950s, the company was able to plant and
harvest a tea, but during this period disturbances arose from gangs who always
blocked the company’s trucks to steal the tea harvest. They often carried out
attacks and theft at night against people’s houses, that conditions in the
plantation area were not completely safe. Finally, Goalpara tea plantation was
nationalized by the Government Republic of Indonesia in 1958.
Kata Kunci : Sukabumi, Ekonomi Perkebunan, Perkebunan Teh Goalpara