Laporkan Masalah

Analisis Kritis Terhadap Posisi Pragmatisme Dalam Perdebatan Antara Realisme dan Anti Realisme Ilmiah

Kevin Dwi Ananta, Dr. Sindung Tjahyadi; Drs. Imam Wahyudi, M.Hum.

2024 | Skripsi | ILMU FILSAFAT

Sikap epistemik beroperasi pada tingkat abstraksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan epistemologi ilmu pengetahuan. Sikap epistemik dapat menjadi pedoman dan memberikan informasi kepada individu terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Keragaman sikap epistemik tidak jarang dihasilkan untuk menunjukkan sikap mana yang paling benar. Perdebatan realisme ilmiah merupakan menampilkan klasik yang tetap eksis hingga saat ini dan belum membahas jawaban akhir terkait sikap mana yang paling benar dan layak untuk diterima. Pragmatisme hadir untuk memberikan informasi terkait cara menentukan sikap epistemik di tengah kebuntuan dalam memuat realisme ilmiah. Pragmatisme beranggapan bahwa kebuntuan dalam pemuatan realisme terjadi dengan pemuatan yang hanya terfokus untuk mencari sikap mana yang paling benar bukan sikap mana yang paling bermanfaat bagi masing-masing individu.

Penelitian ini merupakan studi kualitatif berdasarkan merangkum realisme ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi filosofis dengan tahapan berupa persiapan, proses pengumpulan data, inventarisasi data, klasifikasi data, analisis data dan evaluasi kritis. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan. Penelitian ini memliki objek formal refleksi kritis dan objek material berupa upaya pragmatisme dalam menjawab dalam realisme ilmiah.

Hasil yang diperoleh bahwa metode pragmatis dengan mengutamakan nilai-nilai pribadi dalam menentukan sikap epistemik dalam permasalahan. Alasan pragmatis selalu mengandalkan alasan epistemik pada titik aktivitas ilmiah yang menimbulkan pertanyaan terkait kegunaannya. Begitu pula dengan ketidaklengkapan argumentasi dan keterbatasan bukti yang diberikan oleh pragmatisme tidak cukup meyakinkan dan membantu individu dalam menentukan sikap epistemik. 

Epistemic stance operates at a higher level of abstraction than the epistemology of science. Epistemic stance can be used as a guideline and provide information to individuals regarding what can and cannot be done. The variety of epistemic stance often generates debates on which stance is the most correct. The debate of scientific realism is a classic debate that still exists today and has not yet met a final answer regarding which stance is the most correct and worthy of adoption. Pragmatism exists to provide information on how to determine epistemic stance amid stalemate situation over the scientific realism debate. Pragmatism assumes the stalemate situation resulted from focusing solely on finding the most correct stance instead of which stance is the most beneficial to each individual.  

This study is a qualitative study based on the debate of scientific realism.  This study uses philosophical description methods with stages in the form of preparation, data collection process, data inventory, data classification, data analysis and critical evaluation. The data in this study is obtained through literature study. This study has a formal object in the form of critical reflection and a material object in the form of an attempt at pragmatism to answer debates in scientific realism. 

The result was that pragmatic methods by prioritizing personal values in determining epistemic stance were problematic. Pragmatic reasoning always depends on epistemic reasoning at the point of scientific activity that raises questions regarding its usefulness. Similarly, the incompleteness of argumentation and limited evidence provided by pragmatism are not convincing enough and help individuals in determining epistemic stance.

Kata Kunci : Debat, Empirisme Konstruktif, Pragmatisme, Realisme Ilmiah, Sikap Epistemik.

  1. S1-2024-429627-abstract.pdf  
  2. S1-2024-429627-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-429627-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-429627-title.pdf