Political Distrust Warganet terhadap Kebijakan Emmanuel Macron untuk Afrika pada Kanal YouTube FRANCE 24
YESIKA FIERANANDA REZKY, Dr. Aprillia Firmonasari, M.Hum., DEA.
2024 | Skripsi | SASTRA PERANCIS
Kebijakan politik memaksa masyarakat untuk memilih akan percaya atau tidak terhadap pemerintah. Keputusan tersebut dilakukan dengan melalui serangkaian fase evaluasi berdasarkan apa yang telah mereka amati dan alami sebelumnya. Kepercayaan membawa kelancaran dalam proses pelaksanaan kebijakan, sementara ketidakpercayaan dapat menghambat hal tersebut sehingga ketidakpercayaan politik menjadi suatu urgensi yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, ketidakpercayaan merupakan masalah yang sangat serius dalam dunia politik. Keadaan tersebut kemudian meningkat kuat berkat adanya media sosial yang memiliki serangkaian fitur agar masyarakat dapat berkomentar secara bebas untuk mengungkapkan pandangan ketidakpercayaan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola-pola tuturan warganet yang mengandung ekspresi ketidakpercayaan politik dan menyelidiki konteks-konteks yang melatarbelakangi hal tersebut. Sumber data primer penelitian ini adalah tuturan komentar warganet pada video YouTube FRANCE 24 tentang pidato model kebijakan terbaru Emmanuel Macron di Afrika. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough dan teori political distrust Eri Bertsou. Dari 493 komentar yang mengandung ketidakpercayaan politik, data dianalisis secara tekstual dengan berfokus pada pemilihan bentuk lingual, ekspresi lingual, dan bentuk ekspresi tuturan. Dalam analisis ini menghasilkan temuan: bentuk lingual yang paling sering muncul adalah kata laisser ‘membiarkan; meninggalkan’, sementara pada ekspresi lingual, yakni ekspresi trop tard ‘sudah terlambat’, dan pada bentuk ekspresi tuturan yang paling sering digunakan adalah bentuk negasi. Selain itu, berdasarkan konteks yang melatarbelakangi munculnya ketidakpercayaan, ditemukan bahwa hal ini muncul karena adanya keraguan akibat langkah-langkah kurang tepat yang diambil oleh Presiden Macron, trauma pada sejarah kolonialisme dan tindakan non etis Prancis, serta skeptisisme terhadap kepentingan Prancis yang tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat di negara-negara Afrika.
Political policies force people to choose whether or not to trust the government. The decision is made through a series of evaluation phases based on what they have observed and experienced before. Trust brings smoothness in the policy implementation process, while distrust can hinder it, making political distrust an important urgency to be considered. Therefore, distrust is a very serious problem in politics. The situation is heightened by the existence of social media, which has a series of features that allow people to comment freely to express their distrust views. This study aims to analyze the speech patterns of netizens that contain expressions of political distrust and investigate the contexts in which they occur. The primary data source of this research is the speech of netizens' comments on FRANCE 24's YouTube video about Emmanuel Macron's latest policy model speech in Africa. This research was analyzed using Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis approach and Eri Bertsou's political distrust theory. From 493 comments containing political distrust, the data were textually analyzed by focusing on the selection of lingual forms, lingual expressions, and forms of speech expression. The analysis resulted in the following findings: the most frequently occurring lingual form is the word laisser ‘to let; to leave’, while the lingual expression is the expression trop tard ‘too late’, and the most frequently used form of speech expression is negation. In addition, based on the context behind the emergence of distrust, it was found that this arose due to doubts due to inappropriate steps taken by President Macron, trauma in the history of colonialism and French non-ethical actions, and skepticism of French interests that are not in line with the interests of the people in African countries.
Kata Kunci : analisis wacana kritis, ketidakpercayaan politik, media sosial, kebijakan Prancis-Afrika, Françafrique