REKONSILIASI TRAUMA MASA KANAK-KANAK PADA NOVEL EVERY BONE A PRAYER KARYA ASHLEY BLOOM

Novi Fatati Syihamun Nahdiyah, Achmad Munjid, S.S., M.A., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Sastra

Trauma masa kanak-kanak cenderung dipengaruhi oleh orang dewasa, namun anak-anak menjadi tokoh yang sepenuhnya disalahkan oleh orang dewasa atas trauma yang mereka alami. Trauma masa kanak-kanak tidak jarang akan memengaruhi masa dewasa. Jika anak-anak tidak mampu memahami dan menerima peristiwa traumatis di masa kanak-kanaknya, mereka akan dihantui oleh perasaan traumatis di masa dewasa dan memunculkan fantasi mengenai peristiwa di masa kanak-kanaknya. Penelitian ini mengkaji rekonsiliasi trauma masa kanak-kanak dalam novel Every Bone a Prayer karya Ashley Bloom. Peneliti memformulasikan rumusan masalah berupa 1) bagaimana trauma masa kanak-kanak dinarasikan dalam novel Every Bone a Prayer? 2) bagaimana Misty berekonsiliasi dengan perasaan traumatis dalam novel Every Bone a Prayer? Permasalahan atas penelitian ini dianalisis menggunakan teori trauma Cathy Caruth dan perspektif Dominick LaCapra mengenai konsep acting out dan working through. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan trauma masa kanak-kanak dipresentasikan berdasarkan empat aspek yakni bentuk-bentuk trauma, sebab-sebab trauma, kompleksitas trauma, dan relasi trauma. Misty memiliki bentuk-bentuk trauma berupa halusinasi, gangguan tidur, dan kilas balik. Sedangkan, gejala trauma tersebut berasal dari konflik keluarga dan konflik pertemanan. Kasus tersebut menimbulkan kompleksitas trauma yang saling memiliki keterkaitan antara satu trauma dengan yang lainnya. Berdasarkan pada upaya rekonsiliasi, terdapat dua aspek yang didiskusikan yakni bentuk-bentuk rekonsiliasi dan hasil rekonsiliasi. Misty melakukan upaya rekonsiliasi berupa meninggalkan objek traumatis (trailer), meredakan kegaduhan, mempertahankan harmoni keluarga, dan menggambar bersama para saudara. Hasil rekonsiliasi menunjukkan Misty berhasil menghadapi perasaan traumatis meski hanya sebagian. Misty dapat berdamai dengan konflik keluarganya; ia mendapatkan keluarga yang harmonis setelah ia berhasil melakukan berbagai upaya dan bertestimoni mengenai ketidakharmonisan keluarga dan kemampuannya berinteraksi dengan nonhuman. Namun, Misty tidak pernah mampu menceritakan peristiwa pemerkosaan tersebut pada siapapun. Kondisi tersebut menyebabkan Misty tidak kunjung berhasil berdamai dengan peristiwa pemerkosaan.

Frequently, adults play a significant role in children's trauma. However, children take the role of being completely blamed by adults for their traumatic feelings. Childhood trauma often affects adulthood. If children are unable to understand and accept traumatic events in their childhood, they will be haunted by traumatic feelings in adulthood and create fantasies of their childhood memories. This study aims to examine the reconciliation of childhood trauma in the novel Every Bone a Prayer by Ashley Bloom. The researcher formulated the problem formulation 1) how is childhood trauma narrated in the novel Every Bone a Prayer? 2) how does Misty reconcile with the traumatic feelings in the novel Every Bone a Prayer? The problems of this research are analyzed using Cathy Caruth's trauma theory and Dominick LaCapra's perspective regarding the concepts of acting out and working through. This study used a descriptive qualitative method. The results found that childhood trauma was presented based on four aspects, namely forms of trauma, causes of trauma, complexity of trauma, and trauma relationships. Misty experienced three trauma symptoms: hallucinations, sleep disorders, and flashbacks. Meanwhile, the trauma symptoms originate from family conflicts and friendship conflicts. This case raised the complexity of trauma which was interconnected with each trauma. According to reconciliation efforts, two aspects were discussed: the reconciliation efforts and the result. Misty’s reconciliation efforts were leaving the traumatic object, solving the mystery of the statue, defusing commotion, maintaining family harmony, and drawing with siblings. The results of reconciliation emphasized that Misty succeeded in dealing with the traumatic feelings, although it is only partially. Misty went through her family conflicts; she found a harmonious family after she succeeded in making various efforts and testifying about the family disharmony and the ability to interact with nonhumans. However, Misty was never able to tell anyone about the rape incident. This state caused Misty never to succeed in reconciling the rape incident.

Kata Kunci : peristiwa pemerkosaan, pertengkaran orang tua, rekonsiliasi, testimoni, trauma masa kanak-kanak