Laporkan Masalah

Analisis Kesesuaian Biaya Medis Langsung dengan Tarif INA-CBGs pada Pasien PPOK Rawat Jalan di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta

ERFANDA ADI LUHUNG, Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp.FRS

2024 | Skripsi | FARMASI

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit kronis dan dalam perawatannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi. PPOK dalam sistem pembiayaannya diatur melalui tarif INA-CBGs (Indonesia Case Based Groups). Tidak jarang ditemukan adanya ketidaksesuaian antara biaya terapi dengan tarif INA-CBGs yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya rerata biaya medis langsung yang dibutuhkan pasien rawat jalan PPOK, kesesuaian biaya medis langsung dengan tarif INA-CBGs, dan faktor yang mempengaruhi.

Penelitian ini tergolong dalam penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta periode Januari hingga Desember 2022.  Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medis dan data biaya pasien. Pengelompokkan kunjungan pasien didasarkan pada kode INA-CBGs, yaitu kode Q-5-44-0 (penyakit kronis kecil lain-lain) dan J-3-13-0 (prosedur terapi saluran pernapasan). Sampel penelitian diambil secara convenience sampling dan didapatkan jumlah sampel penelitian berdasarkan perhitungan sample size for single mean sebanyak 104 sampel pasien/kunjungan. Analisis faktor yang berpengaruh seperti jenis kelamin dan komorbid menggunakan uji Mann-Whitney sedangkan faktor usia menggunakan uji Kruskall-Wallis.

Diperoleh rerata biaya medis langsung dengan kode INA-CBGs Q-5-44-0 sebesar Rp784.933, sedangkan pada kode J-3-13-0 sebesar Rp811.701. Rerata biaya medis langsung lebih tinggi dibandingkan tarif INA-CBGs dengan selisih pada kode Q-5-44-0 (Rp603.533) dan kode J-3-13-0 (Rp503.201). Terdapat perbedaan (P=0,000) antara biaya medis langsung dengan tarif INA-CBGs pada kode Q-5-44-0 dan J-3-13-0. Faktor yang berpengaruh terhadap total biaya medis langsung pasien PPOK rawat jalan adalah usia (P=0,007). Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi rumah sakit maupun BPJS sebagai bahan pertimbangan biaya dalam pelayanan dan pelaksanaan pada pasien PPOK rawat jalan dan sebagai referensi terkait analisis biaya dalam bidang kesehatan pada umumnya. 

Kata Kunci: Analisis Biaya, PPOK, Rawat Jalan, INA-CBGs. 

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is one of the chronic diseases that requires relatively high treatment costs. The financing of COPD is regulated through the INA-CBGs (Indonesia Case Based Groups) tariff system. It is not uncommon to find discrepancies between the therapy costs and the applicable INA-CBGs tariffs. This study aims to determine the average direct medical costs required by COPD outpatient, the alignment of direct medical costs with INA-CBGs tariffs, and influencing factors.

This research is classified as an analytical observational study with a cross-sectional research design. The subjects of this study are outpatients at Respira Lung Hospital Yogyakarta from January to December 2022. Data collection is done retrospectively from medical records and patient cost data. Patient visits are categorized based on INA-CBGs codes, namely Q-5-44-0 (other small chronic diseases) and J-3-13-0 (respiratory tract therapy procedures). The research sample is obtained through convenience sampling, and the total sample size for a single mean is determined to be 104 patient/visits. Factors such as gender and comorbidities are analyzed using the Mann-Whitney test, while age-related factors are analyzed using the Kruskall-Wallis test.

The average direct medical cost with INA-CBGs code Q-5-44-0 is IDR784,933, while with code J-3-13-0, it is IDR811,701. The average direct medical cost is higher than the INA-CBGs tariff, with a difference of IDR603,533 for code Q-5-44-0 and IDR503,201 for code J-3-13-0. There is a significant difference (P=0,000) between the direct medical costs and INA-CBGs tariffs for codes Q-5-44-0 and J-3-13-0. The factor influencing the total direct medical costs for COPD outpatients is age (P=0,007). The results of this study can be utilized by hospitals and the Indonesian National Health Insurance (BPJS) as a consideration for cost management in the provision of services for outpatient COPD patients and as a reference for cost analysis in the healthcare field in general.

Keywords: Cost Analysis, COPD, Outpatient, INA-CBGs.


Kata Kunci : Analisis Biaya, PPOK, Rawat Jalan, INA-CBGs

  1. S1-2024-458484-abstract.pdf  
  2. S1-2024-458484-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-458484-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-458484-title.pdf