Efektivitas Terapi Kombinasi Inhalasi Bronkodilator-Kortikosteroid pada Pasien PPOK Rawat Jalan di RS Paru Respira Yogyakarta
ADELIO FACHRI RASYID, Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp.FRS.
2024 | Skripsi | FARMASI
PPOK merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikurangi dan progresivitasnya dapat dihambat. Terapi kombinasi 2 (ICS/LABA) dan kombinasi 3 (ICS/LABA+LAMA) dapat digunakan pasien untuk mengurangi risiko eksaserbasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi kombinasi inhalasi bronkodilator-kortikosteroid dengan membandingkan terapi kombinasi 2 dan kombinasi 3 terhadap kejadian eksaserbasi pasien PPOK rawat jalan di RS Paru Respira selama 6 bulan.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cohort retrospective. Subjek penelitian merupakan pasien PPOK rawat jalan di RS Paru Respira. Kejadian eksaserbasi pasien dilihat dari riwayat pemberian nebulizer saat tindakan rawat jalan. Pengambilan data menggunakan catatan medik pasien dengan metode consecutive sampling. Penilaian efektivitas terapi dilihat dari persentase ketahanan pasien terhadap kejadian eksaserbasi dalam 6 bulan yang diperoleh dengan metode survival analysis menggunakan Kaplan-Meier Test.
Dalam penelitian ini, diperoleh 144 sampel pasien PPOK yang dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok kombinasi 2 (n=72) dan kelompok kombinasi 3 (n=72). Hasil survival analysis menunjukkan terapi kombinasi 3 lebih efektif dengan persentase ketahanan yang lebih besar (51,4%) terhadap kejadian eksaserbasi pasien dalam 6 bulan dibandingkan kombinasi 2 (41,7%), tetapi tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,243). Pada terapi kombinasi 2, kombinasi budesonide/formoterol lebih efektif dengan persentase ketahanan yang lebih besar (50,0%) dibandingkan flutikason/salmeterol (35,7%) (p=0,105). Pada terapi kombinasi 3, kombinasi budesonide/formoterol+tiotropium lebih efektif dengan persentase ketahanan yang lebih besar (61,9%) dibandingkan flutikason/salmeterol+tiotropium (36,7%) (p=0,075). Pada perbandingan terapi kombinasi 3 dengan kombinasi 2, kombinasi budesonide/formoterol+tiotropium paling efektif dengan persentase ketahanan yang paling besar (61,9%) (p=0,083).
Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a non-curable disease, but its symptoms can be reduced and its progression can be slowed. Dual combination therapy (ICS/LABA) and triple combination therapy (ICS/LABA+LAMA) can be used by patients to reduce the risk of exacerbations. The purpose of this study was to determine the effectiveness of combination therapy of inhaled bronchodilators and corticosteroids by comparing dual combination and triple combination therapy against the incidence of exacerbations in COPD outpatients at Respira Respiratory Hospital for 6 months.
This study used an observational analytic design with a retrospective cohort approach. The research subjects were COPD outpatients at Respira Pulmonary Hospital. Data collection was carried out using patient medical record with the consecutive sampling method. Assessment of therapeutic effectiveness was seen from the incidence of exacerbations within 6 months after the patient received combination therapy. The incidence of patient exacerbation was seen from the history of nebulizer administration during outpatient treatment. The analysis of the effectiveness of the dual and triple combinations was carried out using the survival analysis method using the Kaplan-Meier Test.
In this study, 144 samples of COPD patients were obtained which were grouped into 2, namely dual combination group (n=72) and triple combination group (n=72). The results of the survival analysis showed that triple combination therapy was more effective with a higher survival percentage (51.4%) to the incidence of patient exacerbations within 6 months compared to dual combination (41.7%), but did not show a significant difference (p value 0.243). In dual combination therapy, budesonide/formoterol combination showed a higher survival percentage (50.0%) compared to fluticasone/salmeterol (35.7%) (p=0.105). In triple combination therapy, budesonide/formoterol+tiotropium combination showed a higher survival percentage (61.9%) compared to fluticasone/salmeterol+tiotropium (36.7%) (p=0.075). In the comparison of triple combination with dual combination therapy, budesonide/formoterol+tiotropium combination showed the highest survival percentage (61.9%) (p=0.083).
Kata Kunci : Efektivitas, eksaserbasi, PPOK, terapi kombinasi