Studi Pengaruh Suhu dan Penambahan Gliserol pada Produk Esterifikasi Gondorukem dengan Pentaeritritol Menggunakan Katalis Asam Hipofosfor
Zen Adi Laksana, Prof. Ir. Rochmadi, S.U., Ph.D., IPU.; Prof. Ir. Hary Sulistyo, S.U., Ph.D., IPU.
2023 | Tesis | S2 Teknik Kimia
Gondorukem
yang diperoleh langsung dari getah pohon pinus, dikenal sebagai gondorukem
non-modifikasi yang memiliki kelemahan rentan teroksidasi oleh oksigen di udara
terbuka. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi pada gondorukem guna
meningkatkan kualitas, stabilitas oksidatif, dan nilai jualnya. Salah satu
metode yang digunakan adalah esterifikasi. Melalui proses esterifikasi
menggunakan pentaeritritol, gondorukem dapat diubah menjadi pentaeritritol
rosin ester. Produk turunan ini menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap air,
alkali, dan oksidasi jika dibandingkan dengan gliserol rosin ester. Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu reaksi serta penambahan gliserol
terhadap produk hasil esterifikasi antara gondorukem dan pentaeritritol
menggunakan katalis asam hipofosfor. Selain itu, penelitian ini juga
mempelajari aspek kinetika reaksi esterifikasi yang terjadi dalam proses
tersebut.
Proses
esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan gondorukem dan pentaeritritol dengan
rasio 100:12.5 menggunakan katalis asam hipofosfor sebanyak 0.2?ri massa
gondorukem. Variabel penelitian berupa suhu reaksi sebesar 260 hingga 290 °C
dan penambahan gliserol sebesar 1%, 2%, dan 3% terhadap massa rosin.
Pengambilan sampel dilakukan selama reaksi berlangsung, kemudian dianalisis
angka asamnya menggunakan metode titrasi asam basa untuk menentukan konversi
reaksi. Produk akhir yang diperoleh kemudian dianalisis sifat fisisnya berupa
warna dan softening point. Penentuan nilai parameter kinetika dilakukan dengan menyelesaikan
persamaan diferensial dan meminimasi nilai SSE yang diperoleh dari model
matematis yang diajukan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa suhu reaksi dan penambahan gliserol berpengaruh
terhadap parameter kualitas produk rosin ester yang dihasilkan. Suhu reaksi 280
°C dengan penambahan gliserol sebanyak 3% terhadap massa gondorukem
menghasilkan produk rosin ester yang memiliki sifat paling mendekati
spesifikasi komersial yaitu warna 8.1 skala Gardner, softening point sebesar
109 °C, dan angka asam 9.51 mg KOH g-1. Selain itu, hasil data-fitting
dari model yang diajukan menunjukkan bahwa reaksi antara gondorukem dan
pentaeritritol memiliki nilai energi aktivasi E1 sebesar
46.07 kJ mol-1, E2 sebesar 86.08 kJ mol-1,
E3 sebesar 88.33 kJ mol-1, dan E4
sebesar 114.09 kj mol-1. Namun, dari hasil yang diperoleh, perlu
adanya penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas produk rosin ester
yang diperoleh, utamanya adalah warna dan softening point.
Gum rosin, obtained directly from pine tree sap, is known as non-modified
gum rosin, which is weakly susceptible to oxidation by oxygen in the open air.
Therefore, it is necessary to modify gum rosin to improve its quality, oxidative stability, and selling value. One method used is esterification. Through an
esterification process using pentaerythritol, gum rosin can be converted into
pentaerythritol rosin ester. This derivative product exhibits increased
resistance to water, alkali, and oxidation when compared to glycerol rosin
ester. This research aims to study the effect of reaction temperature and the
addition of glycerol on the esterification product between gum rosin and
pentaerythritol using a hypophosphorous acid catalyst. Apart from that, this
research also studies the kinetic aspects of the esterification reaction that
occurs in this process.
The esterification process is carried out by reacting gum rosin and
pentaerythritol at a ratio of 100:12.5 using a hypophosphorous acid catalyst at
0.2% of the mass of gum rosin. The research variables include a reaction
temperature ranging from 260 to 290°C and the addition of glycerol at 1%, 2%,
and 3% relative to the mass of rosin. Sampling is conducted during the reaction
and the acidity is analyzed using an acid-base titration method to determine
the reaction conversion. The final product obtained is then analyzed for its
physical properties such as color and softening point. Determination of kinetic
parameter values is carried out by solving differential equations and
minimizing SSE values obtained from the proposed mathematical model.
The research findings indicate that the reaction temperature and glycerol
addition significantly affect the quality parameters of the rosin ester product
obtained. A reaction temperature of 280°C with a 3% glycerol addition by mass
of gum rosin yields a rosin ester product that closely approaches commercial
specifications, with a color rating of 8.1 on the Gardner scale, a softening
point of 109°C, and an acid value of 9.51 mg KOH g-1. Moreover, the
data-fitting results from the proposed model show that the reaction between gum
rosin and pentaerythritol has activation energy values of E1 at
46.0726 kJ mol-1, E2 at 86.0815 kJ mol-1, E3
at 88.3315 kJ mol-1, and E4 at 114.0942 kJ mol-1.
However, based on the obtained results, further research is warranted to
enhance the quality of the obtained rosin ester product, particularly in terms
of color and softening point.
Kata Kunci : Gondorukem, Pentaeritritol, Asam Hipofosfor, Esterifikasi, Kinetika Reaksi