Keinginan Petani untuk Melanjutkan Usaha Tani Padi Organik di Kabupaten Boyolali
Sasa Nurwahyu M, Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc. ; Dr. Hani Perwitasari, S.P., M.Sc. ; Ir. Any Suryantini, M.M., Ph.D.
2023 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)
Pertanian organik diadopsi oleh petani dengan harapan meningkatkan hasil pertanian secara kualitas dan kuantitas namun dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Penerapan pertanian organik dalam perkembangannya menghadapi masalah rendahnya kesediaan untuk melanjutkan (willingness to continue/WTC) usaha tani pada petani organik. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang potensi sumber daya alamnya dimanfaatkan untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian padi organik. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui tingkat pendapatan usaha tani padi organik di Kabupaten Boyolali. 2) Mengetahui tingkat kesediaan petani untuk melanjutkan usaha tani padi organik di Kabupaten Boyolali. 3) Mengetahui pengaruh pendapatan usaha tani padi organik dan faktor-faktor lain terhadap kesediaan petani untuk melanjutkan usaha tani padi organik di Kabupaten Boyolali. Penelitian dilakukan di Kabupaten Boyolali dengan penentuan lokasi dan sampel responden menggunakan metode sensus (sampling jenuh). Responden dalam penelitian ini adalah 32 petani padi organik di Kabupaten Boyolali. Skala Likert digunakan untuk mengidentifikasi WTC usaha tani padi organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usaha tani padi organik di Kabupaten Boyolali adalah sebesar Rp2.308.515/bulan yang menurut BPS tergolong sedang, sedangkan apabila dibandingkan UMK Boyolali, tergolong pendapatan yang tinggi. Sebanyak 87,50% petani memiliki kesediaan yang tinggi unttuk melanjutkan usaha tani padi organik di Kabupaten Boyolali. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap WTC usaha tani pada petani padi organik di Kabupaten Boyolali, yaitu usia, pendidikan, pendapatan usaha tani, dan kepemilikan ternak berpengaruh positif, sedangkan tanggungan keluarga, luas lahan, jarak sumber air, dan status kepemilikan lahan berpengaruh negatif.
Organic farming is adopted by farmers with the hope of increasing agricultural yields in quality and quantity but keep the environmental sustainability. The implementation of organic farming faces the problem of low willingness to continue (WTC) organic farming by farmers in its development. Boyolali Regency is one of the regencies whose potential natural resources are utilized to be developed as organic rice farmland. The objectives of this study are: 1) Knowing the income level of organic rice farming in Boyolali Regency. 2) Knowing farmer’s level of WTC organic rice farming in Boyolali Regency. 3) To determine the effect of organic rice farming income and other factors on farmers’ willingness to continue organic rice farming in Boyolali Regency. The research was conducted in Boyolali Regency with the determination of the location and samples of respondents using census method (saturated sampling). Respondents in this study were 32 organic rice farmers in Boyolali Regency. Likert scale was used to identify WTC organic rice farming. The results showed that the income of organic rice farming in Boyolali Regency was Rp2,308,515/month which according to BPS was calassified as medium income, while when compared to Boyolalis’ UMK, it was classified as high income. A total of 87.50% of farmers have high WTC organic rice farming in Boyolali. Factors that significantly influence the WTC organic rice farming in Boyolali Regency are age, education, farm income, and livestock ownership have a positive effect, while family dependents, water sources distance, land ownership, and land area have a negative effect.
Kata Kunci : willingness to continue, pendapatan usaha tani, pertanian organik