Laporkan Masalah

Pengumpulan Bukti Permulaan untuk Menetapkan Tersangka Tindak Pidana Pembunuhan atas Kasus Lama yang Terjadi di Wilayah Hukum Daerah Istimewa Yogyakarta

Dian Trisnawati, Devita Kartika Putri, S.H., LL.M.

2024 | Skripsi | ILMU HUKUM

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan teknik yang digunakan penyidik untuk menetapkan tersangka tindak pidana pembunuhan pada kasus yang menggantung di wilayah hukum Daerah Istimewa Yogyakarta dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami penyidik dalam mengumpulkan bukti permulaan untuk menetapkan tersangka tindak pidana pembunuhan yang menggantung penyelesaiannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini merupakan metode penelitian hukum normatif-empiris dan penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan di D.I. Yogyakarta, yakni di Kepolisian Daerah DIY, Kepolisian Resor Bantul dan Kepolisian Resor Kota Sleman. Jenis data yang digunakan ialah data primer didukung dengan data sekunder. Data penelitian diperoleh melalui wawancara baik kepada responden maupun kepada narasumber dan melalui studi kepustakaan. Data hasil penelitian kemudian diolah secara kualitatif sehingga bersifat deskriptif-analitik.  Hasil dari penelitian menunjukkan 2 (dua) kesimpulan. Pertama, dalam mengumpulkan bukti permulaan pada kasus tindak pidana pembunuhan yang menggantung penyelesaiannya, penyidik memerlukan bantuan penyidikan dari ilmu forensik. Teknik penyidikan melalui bantuan ilmu forensik diwujudkan penyidik dengan melibatkan peran laboratorium forensik, ilmu daktiloskopi, dan kedokteran forensik untuk mengidentifikasi barang bukti baik yang ditinggalkan tersangka maupun korban. Penggunaan teknik investigasi dengan bantuan ilmu forensik atau dikenal dengan scientific crime investigation mempermudah penyidik dalam mengurai dan mengidentifikasi barang bukti. Hasil identifikasi barang bukti akan menghasilkan alat bukti berupa keterangan ahli dan/atau surat yang dapat menutupi kekurangan alat bukti. Kedua, proses pengumpulan bukti permulaan kasus tindak pidana pembunuhan yang menggantung penyelesaiannya adakalanya mengalami sejumlah kendala. Kendala yang biasa dijumpai penyidik dapat berasal dari kondisi barang bukti yang ditemukan, keberadaan saksi, proses identifikasi keberadaan tersangka dan identitas korban, serta dari kemampuan dan keterampilan aparat hukumnya sendiri.

This study aims to explain the techniques used by the investigators to determine murder suspects on cold cases in the Special Region of Yogyakarta, as well as the challenges they face when trying to gather preliminary evidence. The research method used in this legal writing is a normative-empirical legal research method and this research is descriptive. The study was carried out in D.I. Yogyakarta, specifically at the DIY Regional Police, the Bantul Resort Police, and the Sleman City Resort Police. Primary data is utilized in conjunction with secondary data. Interviews with respondents, experts, and resource people were used to gather data for the study, along with a literature review.  The results are then qualitatively processed in order to be descriptive-analytical. The results of the research indicate 2 (two) conclusions. First, the investigators require forensic science aid in collecting preliminary evidence in murder cases where the solution is still pending. Investigators use forensic science to detect evidence left by suspects and victims by involving the functions of forensic laboratories, dactyloscopy, and forensic medicine. The application of investigative procedures with the assistance of forensic science, often known as scientific criminal investigation, assists detectives in parsing and identifying evidence. The findings of the evidence identification process will result in evidence in the form of expert comments and/or letters that can cover up the absence of proof. Second, the findings of evidence for the initiation of unsolved murder cases sometimes encounter a number of obstacles during the process. The state of the evidence obtained, the presence of witnesses, the process of identifying the location of suspects and the identities of victims, as well as the abilities and capabilities of their own law enforcement, are all common obstacles that investigators face.

Kata Kunci : Bukti Permulaan, Penetapan Tersangka, Pembunuhan

  1. S1-2024-408996-abstract.pdf  
  2. S1-2024-408996-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-408996-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-408996-title.pdf